Teman-teman Athena?

10 4 0
                                    

•••

"Woi, balikin buku gue!"

Zayana mengejar-ngejar Mahen yang sedang usil, buku diary Zayana yang paling rahasia berhasil di dapat Mahen.

Kala itu semua kelas jamkos, banyak anak yang membolos ke kantin, ruang olahraga bahkan ada yang memanjat pagar untuk pulang.

Zayana dengan nafas terengah-engah, mengejar Mahen yang berlari cukup cepat.

"Sialan, kan buku itu.."

Brak..

Zayana terjatuh sebab ada seseorang yang menabraknya, merasa kesal ia segera bangkit dan memarahinya.

"Woi, lo kalau jalan pake mata bangsat!"

"Maaf"

Zayana menyadari bahwa yang menabraknya adalah Devano. Dengan raut wajah sedih, Devano menundukkan kepalanya.

"Tumben lo baik, lo berubah?"

Devano diam tak menjawab, ia memalingkan wajah lalu kembali berjalan.

Zayana yang khawatir ingin menyusul Devano, namun ia teringat sebab bukunya ada di tangan Mahen.

"Mahen sialan, awas aja"

.
.
.

"Guys! Lihat gue berhasil nyuri buku diary Zayana"

Mahen menghampiri Asa dan Athena yang di kantin, hanya berdua saja.

"Hah? Buku nya Zayana? Hey, lo gak boleh gitu!"

"Gue kepo, lagian Zayana tiap kali baca bukunya jadi sedih."

"Di buka gak apa-apa ni?"

"Buka aja lah-"

Baru saja di halaman pertama, tulisan yang di tulis berdasarkan perasaan. Kata-kata yang ditulis Zayana berantakan seperti dirinya.

"Kenapa gue gak bahagia? Mama lebih sayang abang daripada gue. Dan gue juga udah muak tiap malam abang selalu menyentuh gue, gue trauma kalau itu terjadi lagi.. Tolong, siapapun peluk gue"

Bibir Mahen bergetar, apa maksudnya buku ini? Apa mungkin Zayana juga bukan orang yang ceria seperti di luar?

"Ah, coba baca"

Asa dan Athena membaca setiap lembaran diary nya, sungguh menyakitkan. Ternyata Zayana berulang kali sudah mencoba bunuh diri.

"Gue nyerah. Gue gak kuat, masalah keluarga, masalah cinta. Muak gue, tapi untung ada Mahen, Nathan, Athena dan Asa."

Athena kembali bersedih, ternyata tak hanya dia dan Asa yang memiliki banyak topeng. Teman terdekatnya juga memiliki kisah yang menyakitkan, mengapa Zayana tak pernah bercerita soal ini?

"Woi, kembaliin buku gue!"

Athena berlari menuju Zayana, lekas memeluk sahabatnya dengan erat.

"Bodoh! Dasar bodoh! Lo kalau punya masalah cerita!"

"Hah? Masalah? Apa?"

Mahen menunjukkan buku diary Zayana, dengan perasaan sedih.

"Oh itu.. Ya maaf"

"Lo gak apa-apa?"

"Gak apa-apa, selama gue bisa sama kalian gue bahagia"

"Curhat aja sama kita, kita kan rumah!" Ucap Athena sembari tersenyum bahagia.

Zayana yang gemas, memeluk kembali sahabatnya. Ia sangat berterimakasih kepada Tuhan karena menghadirkan teman-teman sebaik mereka.

"Makasih semuanya"

AthenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang