"Manusia hanya singgah sejenak di bumi. Mereka tak kekal."
---
"Athena, coba lihat ramalan cuaca hari ini. Seharusnya sudah turun hujan kan?"
"Sudah ma.. Mungkin nanti malam."
Mendengar nya saja sudah membuat hati sang ibu tenang.
Akhirnya, ia menyelesaikan rajutan baju untuk kedua buah hati nya.
"Bajunya sudah jadi sayang, bagus gak??"
Athena tersenyum puas. Baju yang terbuat dari rajutan hasil tangan ibundanya yang terbaik.
Nanti malam akan turun hujan.
"Ma, Athena harus ngajar anak-anak di rumah. Pamit dulu ya?"
Sang ibu mengangguk pelan. Athena pergi meninggalkan kamar inap.
"Gimana?" Tanya seseorang yang sudah menunggu Athena sejak tadi. Laki-laki berparas tampan dengan kacamata. Mahen.
"Ya gitu.."
"Athena.."
Athena tersenyum. Ia memandangi sejenak kamar inap yang di huni ibunda.
"Emang bener ya? Yang dibilang mama? Menurut lo, gimana?" Tanya Athena memalingkan wajah.
"Gue gak tahu na.. Ya, anggap aja itu bohongan."
"Bohong? Mama bohong sama gue?"
Mahen menggeleng ragu.
"Hujan terakhir di hidup papa. Hujan terakhir di hidup mama...Kok gue gak beruntung sih?"
Athena terkekeh. Sedangkan Mahen, mendorong kursi roda Athena keluar dari koridor rumah sakit yang berbau obat-obatan.
.
.
.Athena usai sudah mengajar anak-anak di rumahnya. Ia tersenyum sebab anak-anak punya kemajuan.
Sesekali ia melihat foto keluarga yang di pasang di dinding rumahnya. Melihat nya saja sudah bahagia, apalagi hidup bersama selamanya.
"Yah.. Mau gimana lagi."
Athena memutuskan untuk tidur di rumahnya saja. Biar Asa yang menjaga ibunya.
Tak terasa malam hari pun tiba. Diiringi dengan suara hujan yang cukup deras sehingga udara menjadi dingin sekaligus segar.
Athena melihat rintikan hujan di jendela kamarnya. Perasaannya tenang, tetapi mungkin untuk saat ini saja.
Gadis cantik itu dengan mandirinya berhasil duduk di ranjang. Meluruskan kakinya, memandangi nya dengan perasaan kecewa.
"Haah, udah takdir."
Helaan nafas Athena terdengar berat. Banyak pikiran yang membuat nya susah tidur untuk malam ini.
Dua manik yang sayu menatap langit-langit kamar dengan perasaan iba.
"Mama janji ya hidup lebih lama lagi?"
"Mama kenapa sedih?"
"Mama! Aku dapat nilai 100 nih!"
"Mama.. Papa kangen aku gak?"
"Kita janji ya hidup selamanya? Gak ada mama sama papa bikin hidup aku jadi gak semangat.."
Potongan suara di kepalanya, mengingat ucapan demi ucapan yang ia lontarkan saat kecil.
"Selamanya apanya." Athena mendengus kesal.
Ia masih terus kepikiran. Apa ibunya hanya menakut-nakuti nya? Atau itu benar? Hujan terakhir.. Tak mungkin.
"Berantakan banget, cobaan hidup serumit ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena
Teen Fiction"Ma, Athena gak bisa hidup tanpa mama. Tolong hidup lebih lama lagi ya?" Mau tak mau, ia harus menerima kenyataan yang pedih ini. Hidupnya penuh penderitaan dan tak ada semangat, mengingat akan senyuman ibunya membuat hidup Athena menjadi berwarna...