3

57 6 0
                                    

Don't worry, don't worry
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Larut malam tiba, semua orang lanjut ke aktivitas masing-masing termasuk Dion dan Radhen yang sedang ribut di depan pintu kamar Radhen.

"Lo ngapain disini anj*ng?" Tanya Radhen pada Dion yang tiba-tiba ad di kamarnya.

"Ya mo tidur lah, " Ucap Dion dengan nada sinis.

"Emang gue ngizinin? Ini kamar gue asal lo tau, " Ucap Radhen.

"Kan ayah lu yang bilang gue tidur di sini dan juga gaada kamar lagi, " Ucap Dion.

"Ya tetap gue gamau se kasur mo lo! " Ucap Radhen yang teguh pada pendiriannya.

"So? Asal lo tau gue juga gamau se kasur ma lo tapi daripada badan gue sakit kalo tidur di sofa depan yaudah terima nasib aja, " Ucap Dion lalu masuk ke dalam kamar tanpa memikirkan Radhen.

"Keluar gak lo! " Ucap Radhen.

Ia menarik tangan Dion dengan kasar ditambah genggaman yang keras pada pergelangan tangannya.

"Agh sakit anj*ng, " Ucap Dion karena emang genggamannya sangat keras.

"Gue bilang sekali lagi kalo gue gak mau sekamar sama lo paham gak? Anak... Jalang... " Ucap Radhen lalu melepas genggamannya dan meninggalkan Dion begitu saja.

"Napa sih ibu nyariin keluarga yang punya anak kek gini ya ampun, terpaksa tidur di sofa gue, " Dion pun pergi meninggalkan kamar Radhen lalu turun ke bawah.

Di tangga Dion berpapasan dengan ibu Radhen yang hendak pergi ke kamarnya.

"Eh nak Dion mo ke mana? Kok ga tidur? " Ucap Ibu Radhen dengan ramah.

"Radhennya gamau nih tan jadi saya ke bawah aja tidur di ruang tengah, " Balas Dion.

"Loh kok gitu, sini tante temenin kamu, tante paksa Radhen biar mau kasian kamu nanti sakit badannya, " Ucap Ibu Radhen lalu mengajak Dion untuk naik lagi.

"Anak ma ibu beda bener, satunya setan satunya lagi malaikat hehe, " Batin Dion.

"Oh ya tan, ibu saya mana? " Tanya Dion.

"Dia pulang dulu katanya ada barang ketinggalan, " Ucap Ibu Radhen

Tibalah mereka di depan kamar Radhen. Ibu Radhen pun mengetuk pintu yang terbuat dari kayu tersebut.

Tok tok tok

"Radhen, keluar dulu nak ibu mau ngomong sama kamu, " Ucap Ibu Radhen.

Pintu pun terbuka menampilkan Radhen yang bingung akan tujuan ibunya.

"Kenapa? " Tanya Radhen.

"Ini loh adikmu ajak tidur bareng kasian dia harus tidur di sofa bawah, ibu gamau tau kamu harus terima dia pokoknya, udah ya ibu mau tidur bye," Ucap Ibu Radhen lalu meninggalkan mereka.

"Kasian dimarahi ibunya haha, " Dion pun masuk ke dalam kamar dan melewati Radhen.

Radhen yang merasa terkalahkan langsung menutup pintu dan menarik kerah belakang baku Dion lalu memojokkannya di tembok samping pintu.

"Anj*ng kaget, " Ucap Dion saat kejadian tersebut.

"Lo apain ibu gue hah? Kok ampe baik sama lo? " Ucap Radhen.

"Keep calm dong, jangan tanya gue karena gue pun gatau, " Ucap Dion dengan mata membalas tatapan sinis Radhen.

"Ibu lo pun terlalu baik beda banget ma anaknya kek iblis, " Ucap Dion.

"MAKSUD LO?, " Balas Radhen tak terima.

"Udahlah gue mau tidur lanjut besok aja kalo mau ribut dan lepasin gue cepat, " Bukannya melepaskan Dion Radhen malah makin memojokkan Dion lalu lanjut mencekiknya.

"Sumpah Dhen ga lucu lepasin gue woi ukhuk ukhuk, " Ucap Dion dengan suara serak. Radhen tersenyum sinis.

"Makanya lo gosah macem-macem sama gue, " Ucap Radhen dengan penekanan di setiap kata-katanya.

"Iya iya gue minta maaf tapi plis lepasin gue Radhen," Ucap Dion dengan air mata yang udah mengalir. Sisi baik Radhen yang tergerak pun langsung melepaskan cekikannya pada Dion.

Dion jatuh ke lantai dan langsung menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Radhen melempar bantal ke arah Dion dan dibalas oleh tatapan bingung Dion.

"Lo tidur di lantai, gak sudi gue se kasur ma anak jalang sok keras, " Ucap Radhen.

"Anj*ng banget ni orang ngebiarin gue tidur di lantai, untung gue kaga cepuan asem" Batin Dion.

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

7 days

Seminggu sudah Dion bersama ibunya dan seminggu sudah Dion harus sekamar dengan binatang berpenampilan manusia itu.

Hari ini juga hari pertama dia masuk ke sekolah barunya setelah mengurus perpindahan dari sekolah lamanya.

Dion sebenarnya tak masalah dengan jarak yang jauh tapi ibunya khawatir jika Dion tetap di sekolah lamanya.

Dion pindah ke Sekolah Harvey, satu sekolah dengan Radhen juga tentunya.

Bel sekolah berbunyi dan Dion masih mencari ruang kepala sekolah untuk mengantarnya ke kelas baru Dion.

Dion tak sengaja menabrak salah satu murid hingga terjatuh.

"Anjerrrr, " Ucap murid itu.

"Aduh maaf ga sengaja, lo gapapa?" Tanya Dion.

"Gapapa, lain kali jalan lihat lihat. Lo juga napa kek kebingungan gitu? " Ucap murid tersebut.

"Gue lagi nyari ruang kepala sekolah hehe, " Ucap Dion.

"Oh sini gue bantu kebetulan gue juga mau kesana, " Ucap murid itu dan diangguki oleh Dion.

Mereka pun berjalan beriringan melewati beberapa kelas dan lorong. Karena merasa suasana agak canggung Dion memberanikan diri untuk menanyakan nama anak itu.

"Btw, nama lo siapa kalo gue Dion salam kenal, " Dion mengulurkan tangannya tanda ingin berkenalan.

"Nathan, " Ucapnya singkat tanpa membalas jabat tangan Dion.

"Anjir sombong banget ni orang, untung lo baik jadi gue maapin dah, " Batin Dion.

Tibalah mereka di ruang kepala sekolah dan akhirnya Dion diantar ke kelas barunya.

Perkenalan singkat telah selesai dan dia berjalan untuk duduk di bangku kosong yang tersedia.

Ia menoleh pada pemuda di sebelahnya yang bersikap cuek bahkan tak meliriknya balik.

Agar tidak terjadi kecanggungan, Dion berinisiatif untuk berbicara duluan.

"Ekhem teman sebangku saya yang tampan, bisa kah kita berkenalan? Saya Dion dan kamu siapa? " Ucap Dion dengan bahasa bakunya. Pemuda itu menoleh dan menjawab ucapan Dion.

"Jinan, " Ucapnya dan kembali fokus ke depan. Setidaknya dia sudah mendapat dua kawan di sekolahnya, tidak dihitung dengan Radhen. Karena menurut Dion, Radhen itu adalah orang asing.

TO BE CONTINUE...

Sorry baru up, kmrin wp ku hpus tpi skrg udh gnti device semoga bisa rajin up ror

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

|| 𝐏𝚕𝚘𝚝 𝐓𝚠𝚒𝚜𝚝 || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang