"Hari ini kamu ke kantor?" tanya Aria seraya memperbaiki sprei yang sedikit berantakan.
Ahsan yang sedang sibuk dengan tab-nya itu mengangguk pelan tanpa menoleh ke arah Aria yang kini sedang mengikat rambutnya. "Iya. Kenapa?"
"Nggak pa-pa. Nanya aja. Kamu mau dimasakin apa?"
Mendengar pertanyaan Aria itu membuat Ahsan menoleh. Aria ikut balas menatap Ahsan dengan tatapan bingung. Apa ada yang salah dari pertanyaannya?
"Kenapa?" tanya Aria bingung.
Ahsan tersenyum simpul lalu kembali fokus pada tabnya. "Nggak, aku cuma ... agak takjub. Di tengah maraknya cewek-cewek nggak tau masak, ternyata aku dapatnya yang tau masak. Dan itu salah satu bentuk syukur aku."
"Hah? Tapi kan nggak semua cewek nggak bisa masak. Minimal bisa masak air lah," jawab Aria sekenanya.
Kening Ahsan langsung berkerut. "Kamu ... nanya aku mau makan apa bukan karena kamu bisanya masak air aja, kan?"
Aria menatap malas ke arah suaminya itu. Sebegitu menakjubkannya kah cewek bisa masak? Gimana kalau Ahsan ketemu cowok yang bisa masak? Kira-kira gimana ekspresinya? Bisa jantungan mendadak mungkin, ya?
"Kalau iya?"
Ahsan menghela napas pelan. "Ya sudah. Aku makan mie instan juga oke."
Senyum Aria mengembang. Apa Ahsan sedang merajuk? Kelihatan lucu juga. "Udah, sebutin aja mau makan apa? Saya nanti coba masakin."
Ahsan tampak melirik melalui ekor matanya. "Umm apa, ya? Terserah kamu, deh. Nanti aku nyebutin malah bikin kamu ngerasa berat."
Aria mengangguk pelan. Dia nggak mau memperpanjang masalah hanya karena persoalan masakan. "Okey."
Aria pun bergerak membuka pintu kamar, namun tertahan karena tiba-tiba Ahsan memanggilnya.
"Aria," panggil Ahsan seraya membetulkan letak kacamatanya.
"Kenapa? Apa kamu berubah pikiran?"
Ahsan menggeleng cepat. "Nggak. Bukan. Itu ... kamu bisa nggak ganti pengucapan kamu saat ngomong sama aku itu jadi 'aku' aja? Nggak usah pake kata 'saya'? Soalnya kita kan udah suami-istri. Aku ngerasa kamu kayak ngomong sama orang yang nggak kamu kenali kalau kayak gitu," jelas Ahsan.
Kening Aria sedikit berkerut. Namun, pada akhirnya dia mengangguk setuju. Toh, apa yang dibilang Ahsan ada benarnya juga. "Okey. Nggak masalah. Ada lagi?"
"Nggak. Itu aja." Ahsan tersenyum tipis, membuat Aria mematung sejenak melihat lesung pipi yang ada di pipi kanan suaminya itu. Tapi dia segera tersadar dan memilih untuk menuju dapur.
Kok ... ganteng?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seikhlas Aku Mencintaimu
Художественная прозаMenerima menikah dengan Ahsan adalah jalan keluar -menurut Aria agar dia bisa keluar dari rumah. Namun, bukannya mendapat sesuatu yang sesuai dengan keinginannya, Aria justru mendapat masalah baru di hidupnya. Aria sampai merasa bahwa semua ini sala...