Nabilah Duwi Amanda

101 6 0
                                    

Andi sedang berjalan di koridor sekolah yang sepi. Dia memilih untuk pulang paling terakhir dibanding beramai ramai bersama siswa lainya.

Dia berjalan ke gerbang sekolah menuju jalan besar untuk mencari angkot. Andi menuju ke cafe untuk bekerja menjadi waiter kadang menjadi kasir.

Sesampainya di cafe dia mengganti seragamnya menjadi baju waiter.
Dia menghampiri satu persatu pelanggan untuk menanyakan apa yang dipesanya.

Salah satu pelanggan yang dihampirinya adalah murid dari sekolah Andi. Dia adalah Si Nenek Lampir.

"Wah... sampah kerja di cafe. Gak seharusnya sampah kerja di cafe seharusnya di jalanan jadi pengemis." Dengan wajah yang mencemooh.

"Silahkan apa yang Anda pesan?"
Andi menanyakan apa yang harus dilakukan seorang waiter tanpa menghiraukan cemoohan Nenek Lampir.

"Huh dasar sampah.
Aku pesan hot chocolate. Harus manis. Gak pahit. Terus cangkirnya warna pink. Gak asin. Gak asam. Terus yang panas jangan yang dingin. CPTGPL." Dengan nada pesuruh.

"Oke ditunggu"

Selama beberapa menit

"Ini pesanan Anda" Andi menyerahkan pesanan nenek lampir

" Lumayan bagi seonggok sampah untuk jadi waiter." Jawan Nenek Lampir ketus

Lalu Andi kembali kerja seperti biasa.

...

Jam sudah menunjukkan jam 12 malam. Jalanan sepi tak ada seorangpun yang berjalan di malam hari selain Andi. Angin berhembus sangat kencang. Diikuti rambut Andi yang bertebangan bagai bendera.

Disudut jalan terdapat perempuan yang berjalan seorang diri, lalu datanglah 3 orang berjubah hitam.

3 orang tersebut menghadang perempuan yang berjalan seorang diri di tengah malam yang sepi. Mereka mengucapkan sebuah kalimat yang tidak dimengerti oleh perempuan itu. Akibatnya perempuan itu tubuhnya menjadi sangat kaku dan tenaganya sangat terkuras lalu jatuh ke jalan. Perempuan itu ingin berteriak tapi apa daya dia tak mempunyai tenaga. Mulutnya seperti dijahit tidak bisa bergerak. Hanya kedua bola matanya yang bisa bergerak.

3 orang tersebut mengelilingi gadis itu. Salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah belati yang dilapisi perak yang sangat mengkilap dengan dilengkapi ukiran ukiran yang sangat rumit. Lalu orang itu menaruh belati tepat di leher perempuan itu dan dia mengucapkan

"Wahai kau Nomer 5 kau akan mati dan musnah di tangan ku. Kalian tidak akan bisa memusnahkan Raja Kegelapan yang akan menguasai dunia. Dan inilah yang akan ditunggu tunggu."

Orang tersebut mengangkat belatinya tepat menuju jantung perempuan tersebut. Perempuan itu hanya pasrah. Berharap ada yang menolong dari kematian yang akan mendatanginya.

Tiba tiba belati itu terlempar dari tanganya. Karena ada seseorang yang menendang belati itu seperti bola.

Orang berjubah itu tidak sadar bahwa kedua orang berjubah lainya telah dihabisi oleh orang yang menendang belatinya. Orang berjubah itu terlalu fokus terhadap perempuan yang akan dibunuhnya.

Tanpa menunggu balasan dari orang berjubah yang tersisa. Orang tersebut memukul dari kepala dada perut sampai kaki secara beruntun. Dan terakhir meninju kepala orang itu dan dia terpental jauh lalu menghilang.

Perempuan yang akan dibunuh oleh berjubah itu berterima kasih kepada orang yang menolongnya.
Dia tidak sadar siapa yang menolongnya

Orang yang menolongnya membantu perempuan itu berdiri. Ternyata penolong tersebut adalah Andi. Dia terperangah kaget.

"Jj aa ddii yang tt aa ddi itu kaauu ssammpah" disaat seperti ini dia masih saja mencemooh Andi.

Ya perempuan yang akan dibunuh itu Si Nenek Lampir. Sungguh tak terduga.

Andi tak menghiraukan perkataan Si Nenek lampir.
"Cepat pulanglah. Jangan pernah keluar malam malam. Kunci semua pintu dan jendela. Dan semoga kau selamat." Dia berlalu pergi dari Si Nenek Lampir

Si Nenek Lampir masih terbengong dan berjalan kembali ke rumahnya dengan perasaan was was.
Dia cepat cepat mengunci pintu dan jendela. Lalu tidur meskipun ia mempunyai banyak pikiran seperti siapa orang berjubah itu. Mengapa mereka ingin membunuhku. Dan apa yang dimaksud "kalian" kata orang berjubah itu??
Siapa yang dimaksud Nomer 5

....

Andi berjalan ke apartemennya.
Dia membatin bahwa menemukan Nomer 5 dan dia akan terus mengawasi Si Nomer 5 yang ternyata seorang Nabilah Duwi Amanda. Alias Si Nenek Lampir.

Number OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang