Chap.11 Mysteries and Facts

210 24 3
                                    

Terpegun di dalam kamar setelah pulang dari vila, Xiao Zhan duduk diam di tengah-tengah ranjang sembari melipat kedua tangan di depan dada dan memandangi kotak hitam yang tergeletak tak berdaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terpegun di dalam kamar setelah pulang dari vila, Xiao Zhan duduk diam di tengah-tengah ranjang sembari melipat kedua tangan di depan dada dan memandangi kotak hitam yang tergeletak tak berdaya. Sejak beberapa menit yang lalu ia sudah tergoda ingin membuka kotak itu dan menuntaskan rasa penasarannya, tetapi kata-kata lelaki bernama Shen Wei di vila tadi membuat Xiao Zhan merasa pening karena terus terngiang-ngiang dalam benaknya.

"Kotak apa sebenarnya ini?"

Tidak ingin menunda lagi, tangan Xiao Zhan akhirnya bergerak untuk membuka kotak tersebut. Hal pertama yang dilihatnya di bagian paling atas adalah sebuah buku. Dengan sampul kulit berwarna coklat tua dan terlihat usang. Xiao Zhan mengeluarkan buku itu, tetapi meletakkannya ke atas ranjang begitu saja karena berpikir untuk membacanya nanti.

Ia kemudian mengambil sebuah flashdisk dari dalam kotak. Mengangkat sejajar wajah dan mengamatinya sebelum ia segera turun dari ranjang dan mengambil laptop yang ada di atas meja.

Flashdisk tersebut hanya berisi satu buah folder tanpa nama. Hanya ada satu huruf X saja yang menandai file tersebut agar tersimpan dengan baik. Tanpa ragu, Xiao Zhan langsung membuka folder tersebut dan membelalakkan mata saat mendapati apa isi di dalamnya.

Itu adalah foto-foto Xiao Zhan di Macau dan Chongqing---kampung halamannya. Ia sama sekali tidak menyangka kalau selama ini ia diawasi dan diikuti oleh seseorang seperti ini. Tidak hanya 1 atau 2 foto saja, tetapi ada ratusan dan Xiao Zhan bisa melihat foto dirinya saat masih kecil, saat dirinya masih tinggal di tempat pelacuran waria.

Jadi, Sean sudah tahu dirinya sejak saat itu?

Lalu kenapa dia selama ini bersembunyi terus. Kalau memang dia memiliki simpati dan ingin membantuku, bukankah seharusnya sudah bergerak dari dulu?

Mengindahkan rasa penasarannya akan foto-foto tersebut, Xiao Zhan memutuskan untuk meletakan laptopnya dan kembali membongkar isi kotak tersebut. Kali ini ia mendapati sebuah kalung berliontin yang di dalamnya terdapat sebuah foto yang sudah usang. Meskipun begitu, Xiao Zhan masih dapat melihat dengan jelas jika itu adalah foto bayi kembar.

Tidak ingin membuang waktu, ia kembali mengambil benda dari dalam kotak lagi dan itu adalah sebuah kertas yang digulung. Dari gulungannya, sudah jelas bahwa usia kertas itu lebih tua dari Xiao Zhan. Saat ia membuka dan membaca isinya, sebuah fakta mengejutkan akhirnya terkuak. Ia mengambil foto bayi kembar dalam liontin itu dan memperhatikannya baik-baik.

Cucuku, Sean.

Kakek harap suatu hari nanti kau bisa menemukan saudara sedarahmu. Saudara yang lahir di hari yang sama denganmu dan memiliki wajah serupa denganmu. Saudaramu yang belum sempat diberi nama itu telah dibawa pergi oleh orang tak bertanggungjawab tanpa sepengetahuan ibumu dan ayahmu. Jika suatu saat nanti kau menemukannya, bawa dia kemari dan berilah dia kehidupan yang layak, yang sama sepertimu.

Surat wasiat dalam kertas gulungan itu sudah cukup menjawab beribu-ribu pertanyaan di benak Xiao Zhan. Mulai dari alasan kenapa ia masih hidup, kenapa Sean memberikan kehidupannya sendiri, kenapa ia berada di sini. Semua itu ternyata bukan kesalahannya seperti yang Wang Yibo serukan, tetapi semua itu adalah hal yang dilakukan Sean untuk menyanggupi wasiat dari sang kakek.

Xiao Zhan kemudian membuka buku catatan bersampul hitam yang tadi tidak ia pedulikan. Rupanya buku itu berisi catatan-catatan harian Sean selama ini. Ketika dibaca ada beberapa paragraf dan kalimat yang menarik perhatian Xiao Zhan, salah satunya adalah ....

Kenapa jadi seperti ini?

Cinta itu memuakkan sekali. Kenapa juga aku harus jatuh cinta dengan bajingan sepertimu? Dari pada aku gila sendiri menghadapi perasaan yang tidak ingin kurasakan, lebih baik aku berikan saja kau pada saudaraku Xiao Zhan. Dengan begitu kau tidak perlu berurusan denganku lagi, Yibo. Aku yakin suatu saat nanti, kau pasti akan sadar bahwa kau sebenarnya mencintainya. Tenang saja, Xiao Zhan lelaki yang baik. Hanya saja hidupnya kurang beruntung.

---Sean.

Lucu sekali.

Xiao Zhan tertawa miris setelah membaca kalimat tersebut. Jadi, apakah pertemuannya dengan Wang Yibo malam itu juga bagian dari rencana Sean? Malam itu Wang Yibo dalam keadaan mabuk, dan memukulnya setelah melontarkan kalimat yang sebenarnya tidak ia pahami.

"Kau jangan bersikap seperti anjing, brengsek!" ---Wang Yibo, chap.1 Summertime Sadness fanfiction.

Apakah sosok yang dikatai Wang Yibo sebagai anjing itu kau, Sean? Xiao Zhan bertanya-tanya dalam hati begitu teringat akan kata-kata pertama yang meluncur dari celah bibir Wang Yibo saat pertama kali bertemu.

Sepertinya Wang Yibo benar, kau memang benar-benar anjing karena bersikap seperti ini.

Ini tidak lucu sama sekali, tetapi ia akhirnya menyadari bahwa hidupnya yang baru ini adalah pemberian dari Sean, saudaranya yang gila. Namun, ia masih penasaran di mana Sean sebenarnya? Apakah dia sudah mati? Kalau memang sudah mati di mana jasadnya atau tempat bersemayamnya?

Perlahan-lahan semuanya akan terkuak. Xiao Zhan bertekad, ia akan mencaritahu terus sampai ia mendapatkan titik terang yang sejelas-jelasnya. Ini baru sebagian saja yang diketahui, dan ia membutuhkan informasi lebih dari ini.

Ah, sepertinya ia memang harus terbang lagi ke Macau.

*** Fin and see you in the next arc ***

*** Fin and see you in the next arc ***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Autumn Exchange [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang