∬Bab 20 - rumor∬

162 53 146
                                    

Kedua mata saling pandang memandang, hanya ada debaran jantung yang terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata saling pandang memandang, hanya ada debaran jantung yang terdengar. Berderu semakin cepat, merasakan tangan besar membelai pipi Clealynara, ia menelan ludahnya kasar. Secara refleks Liam menarik dirinya, melangkah mundur. "Nara ..."

Mata Liam terpaku kepada bibir merah merekah Clealynara, begitu penuh dan basah. Mati-matian untuk menahan rasa ingin melahap bibir itu kembali terasa manis sekali, memalingkan wajahnya. Mengusap wajahnya kasar dengan telapak tangan.

"Mengapa kau menciumku?"

Pertanyaan yang membuat bibir pria itu kelu seolah tercekik.

"Itu ..." Liam memalingkan wajah semakin jauh, Dareen sialan?!!

Belum sempat Liam menjawab, rintikan air berjatuhan dari angkasa yang setiap detiknya semakin deras membasahi dedaunan. Kedua mata saling pandang memandang, seolah terpaku dan bertanya-tanya satu sama lain.

Namun, menyadari sesuatu. Tubuh Liam tersandung kebelakang, menjaga keseimbangan agar tidak terhuyung jatuh, meremas dadanya sendiri, Liamㅡmerasakan pandangannya buram dan debaran di dadanya semakin kencang.

"Hurt...," gumam Liam. Merasa dengungan kuat di telinganya, tubuhnya seolah terhuyung kebelakang kehilangan keseimbangan.

Memori yang terlupakan, seolah film di isi kepalanya. Ingatan-ingatan samar berlintas sesaat dikepala Liam.

𝗙𝗟𝗔𝗦𝗛𝗕𝗔𝗖𝗞 𝗕𝗔𝗕 𝗘𝗠𝗣𝗔𝗧

Suara gerimis hujan membasahi kota ini, kota yang jarang sekali terkena hujan. Sedikit pohon yang melintas disaat kendaraan bermobil ini berlaku dengan kencang, terlihat angin sepoi-sepoi menggerakkan dedaunan. Seolah ingin keluar dari kawasan yang luas.Terlihat mendengar suara makian dari pria setengah paruhbaya tersamarkan oleh hembusan angin menatap kasar sosok anak kecil yang terlihat menatapnya dengan mata anak anjing.

Berada di dalam mobil hingga suasana yang sama, dengungan yang kuat di telinga anak kecil laki-laki, di luar terasa hujan begitu deras hingga membuat suasana diluar terdengar begitu samar.

"Papa, turun. Kita mau kemana?" Pertanyaan polos keluar dari bibirnya.

"Diam!"

Anak laki-laki itu menciut disaat mendapati bentakan dari ayahnya. Meringkuk, pandangan melihat ke arah depan pupil matanya melebar."Mama..." Jantungnya berdebar kencang, begitu kuat. Perasaan sakit terasa mendalam, melihat wanita yang berada di tengah hujan tepat di depan mobil berjalan."Papa berhenti itu Mama di tengah jalan."

Seorang wanita berusia hampir setengah abad pertengahan berada di tengah jalan, melapangkan dada mencoba menghentikan laju mobil. Sedangkan anak laki-laki disana menggoyang-goyangkan lengan sang ayah untuk menghentikan laju mobil. "Papa! Hentikan!"

𝐁𝐚𝐝 𝐋𝐢𝐩𝐬 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang