HALOOO!! SELAMAT DATANG DI CHAPTER PERTAMA BE LONGING!
Btw, kalian baca pas lagi panas-panas atau udah anget sayank?🙀 btw masi ada yang bangun ga si hehehe
4,4 ribu kata untuk chapter pertama!! Semoga kalian suka ya! Request di bagian Lapak Request ya!! Dan juga kasih aku vote DAN KOMEN YANG BANYAAAAKKK!!! Oke sayank💓 hehehe aku suka semangat kalo banyak yang komen, yuk bisa yukk!
Selamat baca!! Semoga suka!
U ´ᴥ' U
"PAGIII!!" Reno berlarian menuruni tangga, membuat yang mendengar kini menatapnya tajam namun Reno bergeming akan hal itu.
Setelah pemuda dengan nama Reno itu duduk, Papa terang-terangan natap Reno dengan matanya yang kayak elang, ketara marah. Mama akhirnya datang dengan beberapa piring lauk untuk sarapan, kalau dilihat dari cara Papa natap putra mereka, Mama yakin terjadi sesuatu.
"Hayo, adek, Papanya kenapa itu?"
Reno yang baru saja duduk dan meraih pisangnya itu menatap Papa, bibirnya langsung monyong, "Papa jelek! Matanya nanti keluar loh itu!"
Bibir Reno makin dikerucutkan maju ketika si Abang yang baru datang mengacak surainya, "Tadi teriak sambil lari dari tangga, Ma, marahin nih marahin."
Reno yang sedang mengunyah buah pisangnya itu jadi kesal, padahal dia cuma menyapa. Protektif sekali keluarganya. Untung saja Mama hanya cubit pelan pipinya sembari bilang, "Jangan diulangi, adek, nanti jatuh mau? Mau sakit? Masuk rumah sakit nanti, disuntik, diinfus, mau?" kalimat yang dia dengar setiap hari.
Mama dan Abang sudah ambil posisi duduk, tangan Mama mulai memberi nasi beserta lauk untuk masing-masing cintanya. Reno cemberut lagi ketika piringnya diisi dengan berbagai daun hijau—uh, sepertinya daun hijaunya satu macam saja sih. "Boleh dituker ngga Ma..?"
"Nggak!" jawaban serempak itu bikin Reno menyandarkan punggung pada kursinya, tubuhnya merosot membuat si Mama menghela napas.
"Ma," peringat Papa ketika tangan Mama terulur untuk mengambil sayur itu—Mama selalu saja menuruti si Bungsu dan Papa tentu tak suka itu, padahal dia sama aja.
Berbeda dengan Abang yang malah memberikan Reno beberapa potong wortel dari piringnya, "Nih, biar mata adek sehat."
"AAAA! NGGA MAU MAM!" Reno berteriak kesal sambil mendorong piringnya, tangannya dilipat di depan dada.
Papa menatapnya tajam lagi, "Reno Adhitama!"
Sebab namanya dipanggil, Reno mendongak, pantang takluk akan tatapan tajam itu, "Apa?!"
"Makan," Papa berucap tegas. Mama mengelus bahu sang suami sebelum sumbu pria itu makin pendek.
Abang ikut mengelus surai adik satu-satunya dengan lembut, "Makan adek, mau Papanya marah?" tanya si Abang.
Reno mengerucutkan bibirnya lagi, dia menunduk sambil milin jemarinya, "Papa, maaf."
"Apa kesalahnmu?" tanya Papa, dia tidak akan takluk oleh putra bungsunya yang nampak menunduk itu.
"Banyak," ujarnya pelan sembari memainkan jari-jarinya, padahal dalam hati dia cekikikan, tapi akan diulangi lagi!
Papa hendak bicara, namun untung sekali perut kecil Reno lebih dulu bersuara. Mama dan Abang tertawa, menghancurkan suasana tegang di ruang makan pagi-pagi hari ini.
"Marahnya nanti dulu ya, Papa? Perutnya adek cian.. sudah nangis," Reno tentu menggunakan kekuatannya di saat seperti ini: memelas dan memasang wajah anak anjingnya yang menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
be longing
Short StoryKumpulan cerita pendek untuk melepas penat, jadi bacaan ini bukan suatu hal yang berat. Isinya cerita gemas dan lucu. U 'ᴥ' U Kalau mau request, komen di bagian 'Lapak Request', nanti diusahakan untuk buat sesuai request kalian! Tolong requestnya di...