Setiap hari adalah sebuah hal baru. Berharap menatap matanya adalah sebuah harapan indah.
" Aca sakit kalo Dika sakit " Begitu katanya.
Runtuh benteng pertahanan Aca selama ini, begitu menyakitkan ketika tertampar kenyataan bahwa Aca dan Dika memang sangat jauh, terpisah jarak dan waktu.
" Tuhan, bolehkah sekali ini saja Aca menjadi egois untuk memenangkan ketulusan rasa cinta ini? " Dilema yang tak berujung, jawaban yang tak kunjung menampakan diri.
" Aku lagi sakit Aca, hari ini aku sakit, kemarin aku sakit. Bahkan ternyata lebih menyakitkan ketika tak ada seorangpun yang menyadari bahwa aku sedang sakit "
Aca terdiam sesaat menatap pesan itu dilayar handphone. " Apa yang bisa Aca lakukan sekarang " Batin Aca.
Terkadang Aca merasa bersalah atas takdir yang mengizinkan Aca dan Dika bertukar cerita namun tak kunjung dipertemukan. Aca merasa marah dan kecewa kepada takdir.
Tapi lihat, sejahat apapun jarak Aca terus berusaha untuk menjadi yang selalu ada ketika Dika ingin mengeluarkan keluh kesahnya. Aca selalu bersedia. Bahkan ketika matanya sudah sayup dan sembab akibat pecah tangisnya. Ia tetap menunggu Dika sampai tertidur pulas melupakan semua rasa sakit yang dia rasakan.
" Tuhan, bolehkah aku abadi dalam setiap langkahnya? bolehkah aku menjadi selamanya bersama dia? bolehkah aku menjadi seorang yang selalu ada untuknya dimasa depan? bolehkah, tuhan? "
Sangat memaksa, memang. Tapi tak ada harapan yang begitu kuat selain menjadi pelipur lara dan sandaran nya. Tak ada yang lebih indah daripada menantikannya disetiap doa yang dilangitkan bersama jutaan bintang diangkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in Virtual Love
RandomThis is my story, a meeting that I will always remember. Falling in love over and over again with the same person Disini sebagai penulis cerita, aku akan menceritakan seorang Dika dari sudut pandang Aca. Jadi, jika Dika membaca ini tolong jangan pro...