—🌸—
Beberapa bulan telah berlalu semenjak kekalahan tim voli putra Inarizaki, anak-anak kelas tiga seperti Omimi Ren dan Kita Shinsuke kini lebih sering terlihat di kelas, walaupun saat mengikuti ekskul pun mereka tak pernah bolos kelas. Namun entah kenapa keberadaan mereka jadi lebih terasa, terutama Kita Shinsuke.
Aku ingat dulu saat di tanya oleh teman ku dari kelas lain, "Bagaimana rasanya sekelas dengan anak voli? Apalagi Kita Shinsuke! Bukankah dia sempurna? Apakah dia punya pacar? Apa kau menyukainya?!"
Begitulah kira-kira rentetan pertanyaan dari temanku, lalu ku jawab bahwa sekelas dengan anak voli itu tidak berarti ada sesuatu yang spesial yang akan terjadi karena mereka lebih sering menghabiskan waktu di klubnya, tapi aku tahu akan beda rasanya jika sekelas dengan si kembar Miya yang satu tahun dibawah ku. Mereka terkenal karena parasnya yang tampan dan bakatnya dalam voli tapi yang lebih terkenal adalah seringnya mereka bertengkar sekalipun alasannya adalah hal-hal yang sepele.
Kita-kun dan Omimi-kun, mereka ramah dan bisa berbaur di kelas dengan baik, kami sering mengobrol tentang tugas atau tentang taman kelas— semua kelas diberikan sepetak tanah untuk di jadikan taman kecil. Meskipun mereka memang rajin mengikuti latihan tetapi mereka tak pernah tertinggal pelajaran dan memiliki nilai yang bagus dan juga Kita memang sempurna, untuk nilainya juga perilakunya yang baik dan jujur—terlalu jujur malah.
Aku menyukainya, atau kurasa lebih tepatnya aku kagum padanya. Banyak orang yang menyukainya walaupun diantara mereka tidak pernah ada yang berani untuk mengungkapkannya, karena itu Kita belum mempunyai pacar atau rumor aneh tentangnya. Dan Kita Shinsuke yang sempurna dan juga disukai oleh banyak orang itu—termasuk diriku, entah kenapa akhir-akhir sering bersikap ganjil.
Contohnya, dia yang sering datang ke taman saat aku menyiram tanaman di pagi hari kini seperti menghindari ku, ia masih datang pagi-pagi seperti biasa namun tidak pernah datang ke taman lagi akhir-akhir ini.
Meskipun begitu, terkadang ia seperti sangat memperhatikan ku. Matanya seperti mengikuti kemana pun aku pergi, aku jadi khawatir apakah aku telah melakukan kesalahan padanya? Tapi jika memang ada, bukankah ia harusnya berterus terang seperti biasanya dan bukannya menghindari ku atau malah memelototi ku?! Kepalaku bisa berlubang jika seperti itu!
"(Surname)? Kau baik-baik saja?" Pandangan ku kembali fokus pada Omimi yang terlihat khawatir melihatku, aku merilekskan jariku yang tadinya meremas kertas yang ku pegang tanpa kusadari.
"Aku baik-baik saja. Oh, ini daftar tanaman yang bisa dan tidak bisa di tanam untuk pemilik taman kelas kita yang selanjutnya," aku tersenyum simpul sambil menyerahkan kertas daftar tanaman pada Omimi selaku ketua kelas.
Omimi menerima daftar tersebut sambil berterimakasih lalu melihat daftarnya secara teliti sementara aku memperhatikan orang-orang mulai meninggalkan kelas karena bel pulang sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Sekali lagi pandangan ku berakhir di jajaran bangku sebrang dekat dengan pintu, disitu Kita masih berkutat dengan contoh soal ujian padahal ujian sudah berakhir kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Cheeks : Kita Shinsuke
Historia CortaTremble lips and blurry eyes and your pink cheeks ______________________________________________ Beberapa bulan telah berlalu semenjak kekalahan tim voli putra Inarizaki, anak-anak kelas tiga seperti Omimi Ren dan Kita Shinsuke kini lebih sering t...