IIC (3)

1.3K 60 1
                                    

Ayla tahu perasaan Auden masih tertanam keras pada Sandra, bertahun-tahun hidup bersama. Tak sulit bagi mereka untuk membangun keretakan kembali utuh ditambah dengan kebahagiaan sempurna. Anak-anaknya.

Jadi, sekarang perannya sebagai wanita yang meminjamkan rahimku untuk pasangan bahagia tersebut?

Wanita itu menutup mata mencoba membayangkan hidup tanpa anak-anaknya. Tidak! Tidak bisa!

"Jangan ambil anak-anakku," pinta Ayla sembari membuka matanya mata ke arah Auden yang sudah kembali beserta ice cream yang dia maksud.

"Jangan ambil anak-anakku. Aku tidak mau!" mohon Ayla dengan bibir bergetar menatap suaminya dengan begitu memohon bahkan dia mampu bersujud di kaki laki-laki ini jika mereka mengambil anak-anaknya.

Auden memberi tatapan kasihan yang membuat perasaan Ayla kian tak karuan, jangan-jangan laki-laki ini tahu bahwa ibunya sudah sekongkol bersama istrinya agar mereka merebut anak-anaknya?

"Emme mau makan ice cream dulu atau mau pulang aja?" tanya Auden dan memeluk istrinya.

Ayla benci dengan semua perasaan sial ini, dia mengerti semua kekurangannya dan wajar Delisha bersikap berlebihan seperti itu karena tahu kebahagiaan Auden hanya Sandra, sedangkan dia tak punya apa yang Sandra miliki agar laki-laki ini bahagia.

Menghirup feromon tubuh suaminya dan ikut memeluk erat. Jika ingin egois, Ayla ingin Auden tinggal bersama anak-anaknya, tapi dia tahu dialah yang merebut milik orang lain dan pada akhirnya akan kembali ke pemilik asli.

Saat pelukan itu terlepas Ayla kembali menatap Auden, laki-laki itu tersenyum manis ke arahnya sembari merapikan rambutnya dan menarik ujung hidungnya karena gemas.

Berhamburan Ayla kembali memeluk suaminya erat sambil tersenyum, ini adalah pelukan ternyaman yang pernah dia rasakan, tapi juga seolah banyak pisau yang menancap di belakangnya jika dirinya memeluk terlalu erat.

"Kita jemput anak-anak sekarang?" tanya Ayla.

Auden menggeleng membuat perasaan wanita itu kian tercubit karena semakin lama waktu anak-anaknya bersama Sandra para bocah itu bisa suka dan skenario terburuknya mereka akan main setiap hari. Ya Tuhan... Rasanya tak ikhlas sama sekali anak-anaknya dekat sama orang lain.

"Kenapa?" tanya Ayla dengan perasaan kecewa. Dia masih was-was dengan semua ucapan Delisha pun pertemuan Sandra dan anak-anaknya, sekarang Auden seolah mendukung ibunya agar anak-anak mereka bisa dekat dengan istrinya.

"Biarkan anak-anak bersenang-senang bersama Lola."

Ayla menatap Auden sambil menggeleng kecewa. "Mereka tidak bersenang-senang dengan Lola, tapi istrimu!" Wanita itu ingin menjerit sekuat mungkin tapi akhirnya hanya dia sorakkan dalam hati.

"Emme ingin makan sesuatu yang enak?" tawar Auden. Ayla hanya memberi jawaban gelengan lesu karena setiap menit dan detiknya merasa jantungnya terasa dihujam belati panjang dan tajam karena memikirkan kebersamaan Sandra dan anak-anaknya.

Kenapa wanita itu harus jadi batu sandung untuk kebahagiaan keluarga kecilnya? Tapi, detik berikutnya Ayla sadar jika dirinya yang jadi penghalang itu bukan Sandra! Dia hanya jadi beban, pantas saja Delisha tak suka.

Saat Auden menautkan tangan keduanya Ayla menatap genggaman tangan yang terasa hangat tersebut, entahlah dia tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya m

"Jangan terlalu fokus pada anak-anak, Emme juga perlu bersenang-senang, melakukan apa yang Emme suka. Belanja kebutuhan pribadi, makan makanan kesukaan Emme. Kencan berdua seperti sekarang."

Laki-laki ini benar! Tapi, ketika ingin bersenang-senang atau punya waktu untuk diri sendiri dia selalu merasa berdosa dan punya tanggung jawab penuh untuk anak-anaknya.

ISTRIKU INGIN CERAI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang