Di hari Senin yang dingin dikarenakan musim dingin disebuah kota kecil, Nala sedang bersiap untuk menuju kampus tempatnya berkuliIah. Ia terbiasa menaiki transportasi umum untuk sampai ke kampusnya, iya betul kereta. Di tengah jalan, sejenak ia memotret langit yang dipenuhi hujan salju seraya berkata didalam hatinya,
"Apakah cinta itu seperti salju yang menghiasi bumi saat musimnya? "
Setelah memotret langit, ia bergegas menaruh handphone kedalam sakunya kembali lalu bergegas untuk menuju ke stasiun.
" Pemberhentian selanjutnya adakah stasiun Ghicki, pintu akan dibuka disebelah kiri " terdengar suara dari speaker pemberitahuan.
"Dunia yang kulihat sangat membosankan" gumam Nala dalam hatinya. Setelahnya ia mengambil ponsel dalam sakunya, lalu membuka aplikasi Instagram " Wah, Friska posting fotonya yang sedang nongkrong " ucap dia dalam hati menemukan postingan Friska, teman sebelah bangkunya yang baik di kampus. " Teman, membaca buku, kuliah, makan, tidur, kurang lebih seperti itulah kebiasaanku" ujar Nala.
Tiba-tiba pundak Nala ditepuk pelan oleh seseorang dari belakang yang tidak dikenal. " Gawat, ia seperti orang lua negeri..." Ucap Nala sambil memasang wajah kaget bercampur takut.
Orang luar negeri itu memegang sebuah majalah, dan ia menunjuk pada sesuatu dari isi majalah tersebut.
Nala bingung setengah mati, ia bingung apa yang harus ia lakukan. " Bagaimana ini, aku tau dimana tempat itu tetapi bagaimana cara memberitahunya? " Ucap Nala dalam hati.
Pada akhirnya, Nala hanya menyatukan kedua tangannya sembari menunduk berharap ia akan cepat berlalu. Tetapi lucunya, bule tersebut ikut menunduk ketika Nala menunduk.
Seperti seorang pahlawan, tiba-tiba ada seorang pria tinggi, berambut hitam mengajaknya berbicara bule tersebut yang menanyakan Nala.
Tidak jelas apa yang mereka omongkan, karena Nala hanya bisa tertunduk malu seperti tidak berdaya didepan orang bule tersebut. Tidak lama dari itu, bule tersebut menepuk pundak Nala kembali sambil membungkukkan badan, sontak Nala membalas membungkukkan kembali badannya.
Nala seperti jatuh cinta pada pandang pertama setelah melihat sekilas wajah tampan pria itu. Sebelum itu, ia sudah berhasil diam-diam mengambil gambar pria itu lengkap seluruh tubuh. Di stasiun berikutnya, pria tersebut turun kereta. Tetapi sebelum turun ia memberikan pat-pat lembut untuk Nala. Nala kaget, merah merona mukanya " Apa maksudnya ini???? " Seraya Nala dalam hatinya.
Sesampainya Nala di sekitaran kampus, ia di sapa oleh seseorang dengan melambaikan tangannya, Nala membalas lambaian itu dengan senyum sembari bergegas ke kelas karena ia tidak ingin telat.
Kelas pun selesai, Friska yang duduk di samping Nala pun mengeluh " Huft, pelajaran kali ini cukup membuatku lelah" Nala melihat gerak bibir Friska, ia mengetahui betul ekspresi dan gerak bibirnya Friska sepertinya ia kesulitan dalam pelajaran kali ini.Nala mencoba memasang wajah ceria serta mengepal tangan, mengayunkannya kebawah seperti memberi kode bahwa Friska harus tetap semangat. Friska yang paham apa yang Nala lakukan itu seketika menjadi ceria mukanya, karena Nala selalu support dia di semua keadaan.
Nala mengambil hp dalam saku, lalu mengetik sesuatu. Ia menunjukkan hpnya kepada Friska, " Friska, aku ingin bertanya kepadamu " seperti itulah tulisan di hp Nala. " Iya? Mau bertanya apa cantik? " Tanya Friska.
Nala mencari foto pria yang ia ambil saat dikereta, sembari mengetik sesuatu. Ia memberikan hpnya ke Friska lalu bertanya melalui ketikan " apakah kamu mengenalnya? "
Friska tertegun diam. Nala kaget sekaligus malu, kenapa bisa ya dia senekat itu, sebelum mendapat jawaban ia mengirim pesan kepada Friska tentang kronologi dia ditolong orang itu.
" Jadi yang nolongin kamu Samuel ya? anak sastra kampus ini "
" Dia sepertinya baru pulang dari Francis "
" Dia suka jalan-jalan keluar negeri loh " begitulah jawaban Friska." Pantas saja dia jago berbahasa inggris, namanya Samuel ya" ucap Nala dalam hati.
" Hei Nala, mukamu menjadi memerah. Itu tandanya kamu jatuh cinta" sambil tangannya membentuk love. Muka Nala merah sejadi-jadinya, " tidak mungkin secepat itu Friska " gumamnya dalam hati sambil menunjukan gesture bahwa itu tidak mungkin.
" Kalau tidak jatuh cinta, berarti baru naksir " ucap Friska. Nala yang melihat gerak bibir riska terdiam. Ia mengirim pesan ke Friska, " Jadi aku naksir sama dia? " Begitulah isi chatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Reverie
Teen FictionNala, seorang teman tuli yang harus dihadapkan oleh banyak masalah. Mulai dari percintaan, pekerjaan, sampai masalah bersosialisasi. Kisah ini akan menceritakan bagaimana Nala melihat dunia dari kacamata teman tuli. Di sisi lain, ia mempunyai teman...