1. BAD NEWS OR GOOD NEWS ?

22 1 0
                                    

***

"KOK BISA??! SIAPA YANG BIKIN NAMA KAMPUS KITA TERCORENG!"

"Waaahhh gak bener nih!!!"

"KENAPA SEGALA NGILANG SIH, BIKIN PERKARA!!"

"ORANG 2 TAHUN NGILANG, KAMPUS DIEM AJA. KOCAK!"

  Amarah mahasiswa dan mahasiswi dj Universitas Bramant seolah meledak. Salah satu kampus yang digemari dan menjadi kampus primadona di Kota Aventa itu seakan berubah menjadi gelap.

Ruang lingkup yang kecil membuat suasana kampus semakin ricuh dan kondisi belajar semakin tidak terkendali.

*speaker on*

"Hirawan Zamar Rafandra. Harap menemui saya di ruang rektor sekarang. Terima kasih"

*speaker off*

Semua mata langsung membeku kearah Hira. Seorang anak dari salah satu pengacara ternama dan cucu pemilik yayasan Brahmant Adhiyaksa a.k.a cucu salah satu pemegang saham dikampusnya sendiri.

"Hira?! Yang buat onar si Hira?!"

"PARAH SIH KALAU IYA!"

****
Hira melangkahkan kakinya yang semakin berat seolah tertimpa seribu ton besi itu kearah ruang rektor.

"Permisi~" suara Hira yang lembut membuka pintu membuat beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang dipanggil diruangan itu terlihat suram.

"Kenapa banyak orang disini?" batinnya terus mengoceh sambil menduduki sofa yang empuk namun terasa panas itu.

Suasana hening dan terasa panas seperti sauna seakan mewarnai dan menemani ruangan berwarna putih itu.

"Hirawan-- Zamar Rafandra" suara bapak rektor itu seakan menyayat jantungnya.

Lirikan matanya juga seakan mengintimidasi mereka semua.

"Maya Waiduri Hellia?!

Naufal Cakrawala Effendy?!

Nattalie Ella Fredellia?!"

Suara tegukan saliva seolah menambah ketegangan diruangan tersebut.

"SAYA TIDAK TAHU BERKATA APA. SEBENTAR LAGI SAYA HARAP KALIAN BERHASIL MENUTUPI KASUS ORANG HILANG DAN KABAR BURUNG TIDAK JELAS DIKAMPUS INI!"

Keempat orang itu hanya saling bertatapan satu sama lain, seakan mereka tahu sedang disindir.

"M-maksud bapak?!" Nattalie mencoba membuka suaranya.

"Kalian tahu kan beberapa kabar burung dikampus ini mulai beredar mengotori kampus kita.

TAPI!!
Kalian akan menyelamatkan itu semua!" Sepatah kata dari pria tersebut semakin mendesak mereka semua.

"Naufal! Kamu akan mengikuti kompetisi Debat Nasional. Maya! Paralel kamu sangat memuaskan! Dan Hirawan??!....

Saya hanya ingin titip salam kepada kakek kamu! Dan tolong sampaikan salam saya untuk beliau untuk membaca email saya" Senyuman licik pria plontos itu seolah sudah terbaca oleh Hira.

"Maaf pak! Saya disini untuk apa ya?" Nattalie memotong pembicaraan.

"Kamu? Sederhana saja. Sampaikan kepada pengikut kamu tentang apa yang Maya dan Naufal capai"
..

****

   Suara hujan yang deras membuat mereka harus menunggu setelah keluar dari ruangan itu.

"Si Botak ngapain manggil disituasi begini sih! Bikin orang-orang mikir gak jelas aja!" Oceh Hira sambil menyandarkan tubuhnya ditembok.

"Ohhh jadi ini Hirawan-hirawan itu?!" gerutu Naufal dengan suara yang pelan.

"APAAAA!!!" Suara 'ngegas' Hira membuat ketiga orang itu mengangkat bahunya semua.

"Buset! Galak amat bang!" Nattalie memukul pundak Hira sambil mengelus dadanya.

--

*beep beep*

*beep beep*

*beep beep*

*beep beep*

Mereka semua saling menatap satu sama lain dengan intens.

"Jangan bilang bukan cuma gue yang dapet text dari Your Friend?" Maya bersuara dan saling menatap mereka semua seolah mengiyakan.

"Jangan bilang bukan cuma gue yang dapet text dari Your Friend?" Maya bersuara dan saling menatap mereka semua seolah mengiyakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Hallo, i'm back with my new story guys!
Hope you like it ya. Aku bakal coba up cepet pas senggang🥹  Pantengin terus yaaaa. Thank youuu.

Follow more for this story on instagram: kennethfarzanprasetya.

TENGKARAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang