LW - Bab 4

19 10 87
                                    

Author's POV

Seminggu berlalu sejak Lunar terbangun di dunia ini. Selama itu pula ia menjalani harinya sebagai Amaryllis. Tak banyak yang ia lakukan. Hanya menghabiskan waktu membaca buku di taman, makan pun ia lakukan di taman. Tak jauh berbeda dengan Amaryllis asli yang enggan membuang tenaga ke paviliun utama demi makan bersama sang ayah.

Baginya, menghabiskan waktu dengan Deanna sudah cukup melelahkan walau kesibukannya hanya mendengar celotehan si pelayan. 

"Kau tahu hal apa yang paling ku benci, Deanna?" Amaryllis bertanya dengan nada rendah dan sedikit geraman. 

Kesabarannya benar-benar diuji oleh hal sepele.

Merasakan aura intimidasi dari sang Nona, Deanna mulai menyadari kesalahannya. Kepalanya tertunduk dengan jari saling bertaut karena gugup dan takut. Jantungnya berdegup kencang memikirkan kemungkinan terburuk yang akan menimpanya.

"Orang yang membuatku terlalu banyak bicara." 

"Ampun, Nona! Sa-saya menyesal, Nona. Saya hanya khawatir—.."

"Hanya? Kau sedang membela diri, Deanna?" Tatapan Lunar berubah tajam. Meski suaranya tak meninggi, tapi Deanna merasa tersudutkan oleh intimidasi sang Nona. Bayangan dirinya akan kehilangan pekerjaan mulai menari-nari di kepala, “apa kau masih ingin bekerja di bawahku?"

"Ampun, Nona. Saya masih ingin melayani anda. Maafkan kecerobohan saya," Pinta Deanna sembari berlutut. 

Kini, gadis itu benar-benar mengutuki tindakannya. Tak seharusnya ia seceroboh itu membuat lady kecilnya kesal. Tapi Deanna bersumpah, tak pernah sekalipun ia mendengar putri semata wayang penguasa Liontári ini memiliki kewajiban berpedang. Deanna sangsi Grand Duke mengizinkan putrinya yang bahkan belum mengaktifkan sihirnya untuk berpedang. Bagaimana pun Grand Duke tetaplah tuan yang mempekerjakannya. Semua hal di luar perintahnya sangat dihindari pelayan untuk dilakukan. 

Sayangnya, Nona yang ia layani bukan lagi Amaryllis yang membuang waktu meratapi kesepian sambil berharap sang ayah akan sadar dan menghampirinya dengan pelukan hangat. Kini tubuh Amaryllis berjiwa Lunar. Gadis yang dipaksa memiliki banyak bakat dalam hidupnya. Tak boleh ada kata cukup, semuanya harus sempurna atau minimal nyaris sempurna. Termasuk menggunakan senjata tajam layaknya mainan.

Berbeda dengan Shazin yang hidup di sisi terang dengan sorotan lampu disetiap langkahnya, Lunar berada di sisi gelap dengan bahaya mengintainya. Kakeknya-Raphael, menarik Lunar untuk mewarisi seluruh bisnis ilegal miliknya. Bisnis yang bergerak di bidang jasa dan barang seperti; mata-mata, penyedia informasi, bodyguard dan pemasok senjata api serta jual beli racun dan zat berbahaya lainnya dalam jumlah besar. Bisnis ini telah berjalan cukup lama sehingga tidak memungkinkan untuk menghentikannya atau akan terjadi pergolakan antara sisi terang dan gelap. Dunia mengenal Lunara C. Kiehl, pewaris bisnis •¹underground dengan nama Artigli del Diavolo.

"Ada tiga aturan dariku jika kau masih ingin bekerja.” Amaryllis memutar pisau buah di tangannya.

“Pertama, patuh dan lakukan apapun perintah dariku. Ingat.hanya.dariku," ucap Amaryllis menekan tiga kata terakhir.

Deanna mendengarkan dengan seksama. Memasang telinganya sebaik mungkin.

"Kedua, jangan tanyakan apapun. Kecuali detail yang menjadikan tugas dariku berjalan sempurna." Tatapan Amaryllis berubah datar. Tak lagi tajam, tapi Deanna masih merasa tertekan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUNATIC WORLD || Lunar and Her UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang