Difference I

632 65 17
                                    

Tampak seorang gadis mengendap-endap ingin mengejutkan sosok yang sedang duduk pada sofa tersebut. Saking asiknya menonton siaran televisi membuat sosok itu tidak menyadari kehadiran seseorang yang siap menepuk bahunya.

"Ya!"

"Aaa~ kamchagiya!" Sosok itu terkelonjak kaget menerima tepukan yang begitu kuat pada bahunya dan pekikan suara yang membuat jantungnya berdegup kencang.

Wajah gembiranya harus luntur ketika sosok itu berbalik menatapnya dengan tajam. Gadis itu menganga, matanya berkedip cepat tidak percaya.

"Apa seperti ini cara mu menyambut seseorang?"

Mendengar nada bicara yang tidak suka dari sosok tersebut, membuat gadis bemarga Jang itu gelapan. Dia salah sasaran. "S-sejak kapan kau di sini?"

Seharusnya bukan kalimat itu yang dia lontarkan kepada seseorang yang sudah lama tidak bertemu dengannya itu. Namun tanpa bisa di cegah, mulutnya berucap begitu saja.

Gadis berkaki jenjang itu beranjak dari duduknya, mendekati seseorang yang sudah membuatnya kesal. "Mwo? Kau tidak suka jika aku pulang?"

Seketika Yeri tertegun, menatap tidak percaya wajah datar yang sudah berdiri di hadapannya. Sesaat kemudian dia menghembuskan nafas lelah.

"Ani, sepertinya kau salah paham. Aku--"

Dengusan kasar serta senyuman remeh yang terbentuk pada wajah itu membuat Yeri mengurungkan untuk melanjutkan perkataannya. Dia diam, menunggu reaksi apa lagi yang akan di tunjukan padanya.

"Kau ternyata tidak berubah. Selalu bisa membuat orang merasa tidak nyaman karena kehadiran mu."

Suara tegas penuh penekan itu tidak membuat Yeri takut. Dia semakin menatap dalam wajah yang sudah lama tidak di lihatnya itu.

Gadis berperawakan tinggi itu tahu jika Yeri tidak merasa tersinggung atau pun takut padanya. Hal itu tentu membuat dirinya semakin kesal.

"Kau memuakkan, Jang Yeri." Desisnya, lalu melangkah pergi begitu saja tanpa rasa bersalah telah menyenggol bahu Yeri.

Yeri terdiam sejenak ketika tubuhnya sedikit mundur ke belakang. Sesaat kemudian dia membalikkan tubuh, menatap kepada sosok yang berjalan menjauh itu.

"Selamat datang! Semoga tidur mu nyenyak." Yeri berseru dengan nada ceria. Memperhatikan sosok itu sampai memasuki kamar yang biasa dia gunakan.

Beberapa saat kemudian, raut wajahnya berubah sendu. "Kau juga tetap sama. Selalu menganggap diri ku sebagai pengganggu mu, Unnie."

- - - -

Jang Sooyoung. Siapa yang tidak mengenal gadis itu? Nama yang sedang melejit di dunia permodelan. Tubuh yang semampai, paras yang mendukung, serta sifat yang profesional, membuatnya mudah untuk menekuni kegemarannya itu.

Selama bertahun-tahun dia begitu menyukai dunianya. Mencoba hal baru, menjelajahi tempat yang di inginkannya tanpa ada yang membatasi. Jadi tidak heran jika Sooyoung memiliki pertemanan yang luas.

Di luar sana Soyoung terlalu bebas, sampai tidak terbesit keinginan untuk kembali kepada keluarganya. Dia hanya ingin menikmati waktunya, tanpa harus bertemu dengan seorang pemegang predikat pengganggu dalam hidupnya, Jang Yeri.

Setiap mengingat nama itu, Sooyoung merasa kesal. Karena adik bungsunya itu sangat nakal dan suka menjahilinya. Setiap mereka bersama, pasti ada saja sesuatu yang terjadi membuat Sooyoung naik pitam dan sangat kesal.

Story FragmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang