SEBELUMNYA SAYA MINTA MAAF KARENA BAHASA DI SINI CUKUP KASAR DAN SANGAT TIDAK SOPAN. JADI DI HARAPKAN PEMBACA BISA BIJAK DALAM MEMBACA CERITA INI
DAN SAYA HARAP PEMBACA TIDAK MENCONTOH KATA KATA TIDAK SOPAN INI DALAM REAL LIFE!!
TERIMA KASIH
▀▄▀▄ ▄▀▄▀
Seperti pagi biasa di kediaman Evan Pradipta Aksara di mana keadaan rumah selalu berantakan, banyak pecahan keramik maupun kaca berserakan di lantai dan barang barang lain pun tak luput dari kekacauan tersebut"Yang benar saja, mereka melakukan semua ini hanya dalam satu malam? Apa mereka pikir ini tempat bertarung?" gumam Evan kesal
"Memangnya kenapa kalau saya bertarung di sini? Bukan kah ini rumah saya?" tanya seorang pria kepada Evan
"Tetapi ini bukan tempat untuk bergulat wahai tuan Gevano Pradipta Aksara ini rumah!!"jawab Evan tegas pada laki-laki tersebut
"BERANI KAMU MEMBENTAK SAYA? DIMANA SOPAN SANTUNMU TERHADAP ORANG TUA HA!?" marah Gevano
"cih, kasihan banget ya udah tua gak bisa bedain mana bentak mana tegas. Miris sekali hidupmu tuan" ucap Evan remeh pada laki-laki itu.
"Jadi seperti ini wanita itu mendidik mu!? Dasar anak gila, bukan hidup saya yang miris tetapi kamu! Wanita itu mendidik mu dengan cara yang salah miris sekali ya" ucap Gevano pada Evan
"Dasar tua bangka bodoh, setidaknya dia masih bertanggung jawab mengurus ku. TIDAK SEPERTI DIRIMU YANG SEENAKNYA PERGI MELUPAKAN TANGGUNG JAWAB MU TERHADAP ANAK MU SENDIRI!! KAMU TIDAK LAYAK UNTUK PANGGILAN SEORANG AYAH YANG BAIK BODOH!!"
PLAK*
"Tutup mulut mu anak tidak tau di untung! Saya masih membiayai hidup mu serta ibumu dan saya juga yang menyekolahkan mu!" ucap Gevano murka pada Evan
"Kau pikir itu saja cukup? TIDAK! KAU TAU SEORANG ANAK MEMBUTUHKAN KASIH SAYANG DARI KEDUA ORANG TUANYA!! SEDANG KAN AKU? AKU HANYA DI BERI OLEH SATU ORANG SAJA!!" keluhnya pada Gevano
"Saya sudah pernah memberikan seorang Evan Pradipta Aksara cukup kasih sayang di masa lalu." ucap Gevano
"KAU PIKIR AKU CUKUP HANYA MEMBUTUHKAN KASIH SAYANG MU SELAMA 7 TAHUN SAJA!!? TIDAK BODOH! AKU BUTUH SELAGI KAU MASIH HIDUP!! AKU BUTUH KALIAN BUKAN SEORANG SAJA!" teriak Evan
"CUKUP EVAN PRADIPTA AKSARA! MANDI SEGERA BERSIAP DAN PERGI SEKOLAH!!" bentak Gevano
Evan yang sudah muak pun akhirnya pergi ke kamar mandi untuk bersiap sekolah. Sebenarnya dia ingin sekali menangis tadi tetapi ia menahannya karena dia tau sosok di hadapannya tadi adalah makhluk tak berperasaan yang tidak akan pernah luluh saat melihat anaknya menangis.
"Sakit, hati ku sakit... Ayah" ucapnya dalam hati.
•••••••••
Di suatu ruang makan milik keluarga Jean, suasana tempat tersebut masih sama tidak ada yang berubah di sana tidak ada percakapan sama sekali dan suasananya terlalu canggung untuk memulai suatu percakapan, tak lama kemudian ibu jean menghampiri nya entah mau berbuat apa
"JEAN IBU KAN SUDAH BILANG AYAH JUGA SUDAH BILANG, TOLONG JAGA RAHASIA JEAN!!,"
yang benar saja ibu nya menghampiri nya hanya untuk memarahi nya?
Jean yang masih diam di situ, entah mau berbicara apa dia juga bingung, akhirnya dia memutuskan untuk berbicara..."Buu, Jean udah jaga rahasia!," tegas Jean sedikit
"APA KATA MU JAGA RAHASIA??, MANA BUKTI NYA?," emosi ibu nya meningkat
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KALIAN dan TAKDIR
Randomanak anak yang memiliki sebuah takdir yang sama serta luka yang berbeda-beda karena suatu yang disebut Keluarga.