Bersama

287 39 8
                                    

"Tema, hari ini bukannya kamu ada tugas ya?"

"oh iya sayang, mampus aku lupa ih" .

Kala hanya menatap mataku tajam, sebenarnya sih ga takut, malah lucu banget kalau Kala lagi mode 'KAKAK'.

"Kan udah aku bilang sih Tema, dari jauh-jauh hari lho! terus itu kapan mau kamu kerjainnya?" ocehnya sembari menyiapkan sarapan kesukaanku.

Benar, aku dan Kala memutuskan untuk tinggal bersama, agar aku bisa diawasi, katanya bocahnya ini kalau tidak dipantau akan semakin menjadi-jadi, padahal aku tidak sepenuhnya nakal. Aku hanya lupa jam kalau sudah bermain, itu saja kok tidak lebih.

Bagaimana 1 tahun tinggal bersama Kala? Jawabannya sangat sulit di utarakan. Pernah dimana Kala masih berhubungan dengan mantannya, pada saat aku sedang diluar kota. Kala makan bersama mantannya dengan alasan hanya menjalin silaturahmi, lalu aku bagaimana? Sakit bangetlah gila, kamu pernah merasakan dadamu di injek adikmu ga? Ya, kurang lebih seperti itu. Sesak yang tak tertahankan yang akhirnya membuat aku memutuskan hubunngan dengan Kala, Kala tau aku selabil apa jika emosiku belum reda.

Waktu itu, aku kabur ke kost nya Gisca, menceritakan permasalahanku dan Kala, aku yang selalu berjuang untuknya mendapati Ia yang sedang makan bersama mantannya, huh! bahkan membayangkannya saja hingga kini aku masih sakit hati. Gisca menasehatiku, meredakan semua overthinking ku, memberi nasehat apakah jalan yang aku pilih ini adalah jalan terbaik? Apakah pengorbananku hanya sampai disini? Apakah tidak mau memaafkannya dulu, dan mencari solusi setelah kepala dingin.

"Lo yakin ini yang terbaik? Lo mau Kak Kala makin deket sama mantannya?" aku tau Gisca hanya menggodaku, tapi nyebelin banget ga sih!.

Dengan sesenggukan aku menjawab, "Lo ga tau gimana rasanya jadi gw sih, hikss.. sakit tau! mana gw taunya lewat pesan e-commerce nya lagi."

"Halah paling lo luluh, sekarang aja lo ngomong ga akan ga akan."

"Apasih? lo dukung gw kek."

"Tem, gw ga akan pernah mau sahabat gw disakitin sama siapapun. Tapi kalau memang alasan Kak Kala hanya menjalin silaturrahmi dan tidak lebih, seharusnya lo lebih percaya sama Kak Kala."

"Lo bebersih gih sana, terus istirahat, ntar gw yang ngomong ke Kak Kala kalau lo belum mau diganggu".
Semalaman Kala terus-terusan menghubungiku, dan menanyakan keadaanku kepada Gisca, apakah aku sudah tenang.

Keesokannya Kala menjemputku ke kost-annya Gisca, aku melihat tampang lelahnya, matanya yang sembab, yang aku rasa dia juga tidak tidur semalaman.

"Ada perlu apa kamu kesini? Sana gih temuin mantanmu aja."
Usirku halus, aku tau dia kecewa saat aku berkata seperti itu, bahkan mimik wajahnya tidak bisa berbohong, dia ingin sekali membawaku pulang ke dekapannya.

"Maafin aku ya Tema, apa boleh kita bicara sebentar? Setelah ini aku janji aku ga akan pernah ganggu kamu lagi."  Ketika melihat matanya aku secara tidak sadar menganggukkan kepala dan menyetujui ini jadi percakapan terakhir kita.

Gisca seolah mengerti, mengusap punggungku dan berkata "fikirin baik-baik ya Tem, ucapan lo nentuin hubungan lo kedepannya"

Aku menganggukkan kepala pelan dan menarik nafas dalam, mempersilahkan Kala duduk disampingku. Lama dia menatapku, menghela nafas, kita sama-sama berdiam diri untuk sejenak.

"Tema, aku ga bisa hidup tanpa kamu, aku tau aku salah, harusnya aku memikirkan perasaanmu, aku minta maaf, aku sangat amat menyesal, aku mohon kita perbaiki lagi ya".

Dengan mata berkaca-kaca Ia memintaku kembali kepelukannya, tidak bisa dipungkiri aku sangat amat mencintai Kala, aku bisa gila jika dia tidak ada disisiku.

"Apa aku terlihat bodoh, jika mengiyakan permintaanmu?"

Hanya kalimat itu saja yang terucap, dia mendekapku erat, terdengar isak tangisnya ditelingaku, yang aku rasakan dia benar-benar menyesal akan perbuatannya. Kita berdua hanya saling memeluk, tak banyak kata, isakan tangis yang mereda, membuat pelukan terlepas.

"Aku janji Sayang, kamu ga akan pernah bodoh milih aku lagi".

Aku mengusap air matanya, dan menganggukkan kepala menyetujui perkataannya, aku tidak akan pernah bodoh memilih dia kembali.

Aku tersenyum memukul kepalanya pelan "kamu ga tidur ya semalaman? Kantung matanya keliatan banget."

"Gimana aku bisa tidur, kamu gada disampingku, tidurku ga nyaman jika ga dipeluk kamu".
Raut wajahnya kala itu menggemaskan sekali, kalau bukan ini kost-annya Gisca, aku sudah memakan bibirnya yang dimonyong-monyongin itu hahaha.

"Ciee.. yang kemaren katanya ga akan mau balikan. Iyain aja deh iyain".

Aku menatap mata Gisca malas, karna sedari tadi dia menggoda ku, kan Image ku menjadi 0 di depan Kala.

Ah kalau mengingat ingat kejadian yang lalu suka rada nyesek, tapi syukur deh Kala sekarang benar-benar fokus ke aku hehehe. Walaupun prosesnya panjang tapi seperti lirik lagu Shonici nya JKT48 Usaha keras itu tak akan menghianati.





 Walaupun prosesnya panjang tapi seperti lirik lagu Shonici nya JKT48 Usaha keras itu tak akan menghianati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sijantung kanannya Tema

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEMARAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang