25. Gercep!

110 30 70
                                        

Mami Raya mengernyit heran kala melihat keberadaan Divio di pagi hari. Apalagi pemuda itu tampak sedang berbincang akrab dengan putrinya. "Divio?"

Sempat kalang kabut, Divio akhirnya mendekat dan menyalami Mami Raya. Karena bagaimanapun ia harus terlihat baik di mata Mamah calon pacarnya.

Ups!

"Assalamualaikum Tante."

"Waalaikumsalam. Kamu, mau apa kesini? Kamu kenal sama Raya?" Mami Raya memberondong Divio dengan pertanyaan.

Divio membenarkan dan mengaku teman sekelas, sekaligus teman sebangku Raya di sekolah.

Sedangkan Raya dibuat heran. Bagaimana ceritanya Sang Mami dan Divio bisa saling mengenal, padahal setahu dia mereka belum pernah bertemu.

"Mami kenal sama Divio?"

"Ya kenal lah. Divio kan anak teman Mami. Malah dia cukup sering datang kesini."

Raya tambah heran. "Ke sini? Ngapain?"

Mami Raya menjelaskan jika Mamah Divio merupakan fashion designer. Dan beliau adalah salah satu customer setianya. "Karena itu Divio sering kesini buat nganterin baju pesanan Mami."

"Kok aku nggak tahu?"

"Ya jelas nggak tahu lah. Orang kamu kerjaannya di kamar terus."

Raya cemberut. Selain untuk makan, ia memang jarang keluar kamar. Karena baginya, tempat ternyaman dalam rumahnya adalah kamarnya.

Ia menatap Divio kesal. "Lo kok gak pernah bilang sering ke rumah gue?"

"Ya lo nggak nanya," jawab Divio polos. "Dan gue juga baru tahu kemarin-kemarin, kalau ternyata lo anaknya Tante Mayang."

"Makanya, jangan di kamar terus kerjaannya. " nasihat sang Mami sekaligus kesal pada putrinya.

Gadis itu merengut sebal. "Iyah!"

Divio tersenyum. Bagaimanapun ekspresi wajahnya, Raya tetap terlihat cantik dimatanya.

**

Saat sedang berjalan menuju kelasnya, Meisya berpapasan dengan Regy yang kala itu hendak pergi ke perpustakaan.

Keduanya saling melempar senyum sebelum akhirnya berhenti di hadapan masing-masing.

"Selamat pagi Bu Guru."

Meisya tertawa renyah mendengar panggilan yang dilontarkan Regy. "Oiyah, Apa Mamah kamu ngomong sesuatu tentang kakak?"

"Iyah." tegas Regy. Membuat Meisya seketika penasaran.

"Ngomong apa?"

"Katanya selain pintar, Kakak juga cantik, baik, dan sopan. Dengan kata lain calon menantu idaman."

Wadaw!

Meisya seakan tersanjung mendengarnya. Tersenyum salah tingkah, ia berkata, "Masa sih? Kamu nggak bohong kan?"

"Buat apa saya bohong? Gak ada faedahnya."

Masih teringat dalam ingatan Regy ketika ia pulang sehabis mengantar Meisya, Sang Mamah dengan jelas mengatakan jika Meisya Gadis yang sempurna untuk dijadikan calon menantu. Membuat Regy berucap aamiin dan terang-terangan meminta ridho ibunya agar bisa dipersatukan dengan Meisya kelak.

"Oiyah berarti hari ini, giliran kamu yang jadi guru Kakak. Iya kan?" tanya Meisya, mengingat Regy sudah berjanji akan mengajarinya bermain gitar.

Regy tersenyum lembut seraya menganggukan kepala. Tidak mungkin ia melupakan janjinya terhadap gadis impiannya.

TRIO SOMPLAK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang