02: Rewel

171 22 4
                                    

Bontot kalau sudah ngambek bisa apa? Ya, si kakak cuma bisa nurut apa yang si bontot mau biar ngga kena marah mama tersayang.

"Gini dong dari tadi beliin gua ice cream. Tinggal cake coklatnya aja," ucap Ricko.

"Apaan anjir, katanya ngga usah cake coklat kalau gua beliin lima ice cream," protes Jurthniel.

"Terus lu percaya?" tanya Ricko.

"Sialan lu bocah."

Ricko pun tertawa puas karena sudah berhasil menjahili sang kakak.

"Pokoknya gua tunggu itu cake coklat," ucap Ricko.

Jurthniel menggeleng. "Ga ga, apaan udah deal tadi ngga usah kasih cake coklat."

Ricko berdecak. "Cake coklat doang loh kak."

"Gak pokoknya. Udah habis duit gua gara gara lu." Jurthniel berjalan mendahului Ricko.

Sore itu memang Ricko yang merengek minta diajak beli ice cream jadi karena Jurthniel yang tidak mau pusing ia pun segera mengajak Ricko untuk membeli apa yang adiknya itu mau.

Jurthniel pun sekalian mengajak Ricko untuk jalan jalan keluar rumah agar anak itu tidak hanya bermalas malasan saat hari libur begini.

"Apaan gua ditinggal," protes Ricko saat melihat sang kakak berjalan mendahuluinya.

Jurthniel pun harus berhenti sejenak. "Lambat amat, kayak bayi baru bisa jalan."

"Ya lagian kan udah gua bilang, gua males jalan kaki," ucap Ricko.

"Sesekali dek biar lu kaga males malesan."

Jurthniel pun langsung menggenggam tangan sang adik. Si bocil kalau ngga dipegangi takutnya tiba tiba hilang.

"Dingin banget tangan lu rik." Bisa Jurthniel rasakan tangan Ricko yang dingin saat ia menggenggamnya.

"Gapapaa, dingin dikit," ucap Ricko santai.

"Apaan dikit, ini tangan lu dingin banget. Tuh begayaan lu ngga pakai jaket," omel Jurthniel.

"Dibilang gapapa, kuat gua," ucap Ricko.

Jurthniel berdecih. "Kuat katanya. Mandi pagi aja lu kebanyakan drama, padahal dingin doang udah kek orang sekarat lu."

"Nanti aja ngomelnya kak, tuh dah sampai rumah." Ricko pun langsung berlari masuk ke dalam rumah meninggalkan Jurthniel.

"Dasar bocah." Jurthniel langsung masuk untuk menyusul Ricko.

"Mama, kakak udah pulang," ucap Jurthniel saat sudah masuk ke dalam rumah lalu segera menghampiri mamanya ke dapur.

Sang mama menoleh. "Oh kakak udah pulang, mana adek?"

"Kebiasaan tuh langsung masuk kamar," jawab Jurthniel.

"Yaudah kakak mandi dulu, sekalian suruh adek mandi. Habis itu kita makan soalnya nanti mama mau pergi, ada acara," ucap sang mama pada Jurthniel.

Jurthniel mengangguk. "Okee ma, pulang jam berapa nanti."

"Kayaknya pulang besok pagi," jawab sang mama.

"Oke deh."

Sang mama mengusak rambut anak sulungnya. "Nanti jagain adeknya ya, tau sendiri adek kamu suka rewel."

"Iyaa ma tenang aja, kalau adek rewel nanti kakak kunciin dia di kamar mandi," jawab Jurthniel.

Mamanya terkekeh mendengar perkataan sang anak. "Haha astaga kak, yang ada makin tantrum adek kamu itu."

Bocil TengilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang