"Dasar anak tidak tau diri!! Kenapa makanan belum siap???!!!"
Tanya sang ayah Amato, pada Putra ketiganya Gempa..
"Ma-maaf ayah.. Gempa tadi kecapean.."-Gempa
"Tch. Kau taunya menyusahkan saja! Tidak seperti kembaran mu itu! Lihat Halilintar pintar! Pandai memimpin, Taufan dan Blaze pandai bergaul dan berolahraga, Ais pintar dan pandai berkarya, Duri pintar mapel IPA, Solar jenius dan selalu menang olimpiade! Kau taunya apa?!?! Yang kau tau hanya memasak, berjemur dan pekerjaan rumah lainnya!!??!! Kau pikir kau itu perempuan?!?! Perempuan aja bisa sukses di umur seperti mu!! Kau??!!!? Lihat Shielda putrinya paman mu Pian!?! Dia pintarkan berpretasi pula! Lah kau!?!"-Amato
Gempa hanya terdiam, dia sedikit menoleh ke arah belakang Ayahnya dan terlihat ke5 Kembarannya tertawa melihatnya di marahi oleh sang ayah
"Kau tau apa?. Kau akan ku kirim ke rintis island. Besok subuh."-Amato
Gempa tersentak
"A-apa?"-Gempa
"Kau pikun?. Ku bilang aku akan mengirimmu ke Rintis Island tempat tok aba, kau kerjakan pekerjaan Ayah ku di sana. Aku tak perlu mengirimkan mu uang setiap saat. Akan ku beri kau uang 1 jt dalam sebulan. Pakai yang benar! Dan beli kebutuhan Ayah ku! Jangan sempat-Sempatnya kau beli keperluan mu, kau tidak akan sekolah di sana nanti!,Kau jadi pembantu saja sana. Dan tak ada penolakan!. Bereskan tas mu segera!!"-Amato
Bentak Amato. Gempa pun berlari ke arah kamarnya.. Gudang bawah
Disisi lain tempat saudara-saudara kembarnya...
"Eh? Dia akan pergi???! Ahhahahaha!! Akhirnya dia pergi!!"
" Yes!! Dia pergi!!!"
"Heh, tak akan ada lagi yang menyuruhku tidur cepat"
"Heh, tak ada yang akan berisik lagi dan menanyakannya berat badanku ketika makan lagi."
"Aku senang ayah memilih keputusan yang tepat"
Ucap mereka.. tapi ada sesuatu yang.. anehkan? Kenapa hanya 5?
'Dia.. pergi?..'
Ucap orang itu.. tiba-tiba dia tersenyum lalu pergi meninggalkan ke 5 saudaranya
Di sisi lain Gempa sedang membereskan Barang-barangnya ke dalam kopernya dia sempat melihat ke arah saudaranya yang tersenyum bahagia ketika mendengar dia akan ke pulau rintis.. semenyebalkan itukan dia? Padahal dia sudah berusaha yang terbaik..
"Em.. hey?.."
Gempa menoleh mendengar sebuah suara yang ada di pintu kamarnya.. lebih tepatnya gudang sih. Dia kaget mendengar salah satu saudaranya
"Kau..? Akan pergi ke Pulau Rintis?.."
Gempa mengangguk.. canggung. Itu yang mereka rasakan. Mereka tidak pernah berbincang satu sama lain..
Orang itu memberikan satu kantong kecil ke arah Gempa, Gempa ragu mengambilnya tapi orang itu langsung menaruhnya di atas tangannya
"A-apa ini?"-Gempa
"Itu hanya sedikit uang dari hasil tabungan ku.. ambil saja. Kau akan tidak akan di beri uang di sana.. jumlah nya tidak banyak.. hanya 2 Juta lebih.. beli saja keperluan mu nanti pakai uang itu.."
"Kenapa kau memberikan nya kepada ku? ..... Blaze?"-Gempa
Blaze nama orang yang memberikan uang kepada Gempa.. anehkan? Padahal orang tipe Blaze yang merupakan salah satu anak kesayangan Amato mudah diberikan apa pun yang dia mau hanya dengan meminta tapi kenapa dia menabung?..
"Kau tak akan mengerti.."-Blaze
Gempa melihat Ke arah Blaze. Dia mulai curiga akan Blaze..
"Ambi saja uang ini. Aku tidak perlu terimakasih"-Gempa
Blaze tersentak mendengar jawaban Gempa
"Kenapa??!"-Blaze
"Aku tau ini pasti niat jahat mu Blaze, Sudah cukup aku pergi dari sini dengan damai.. ku mohon. Pergilah keluar."-Gempa
Ucap Gempa lalu memberikan kantong kecil itu kepada Blaze lagi
Blaze meremas kantong kecil itu lalu pergi keluar dengan wajah kesal, Gempa menghembuskan nafasnya.. Blaze memang memiliki niat jahat..
Di sisi lain Blaze masuk ke kamarnya lalu membanting pintu kamar itu dan duduk di meja belajar nya lalu menaruh wajahnya di atas meja dia kesal tentang kejadian tadi..
"Sesusah inikah bersikap baik padanya?.. apa dia berpikir aku akan menuduhnya dengan dia mencuri uang tabunganku?.. dia pikir aku Solar? Huh.."-Blaze
"Padahal...
Aku cuma mau akrab.."-Blaze
KAMU SEDANG MEMBACA
Siblings?[Boboiboy Gempa]
Short StoryBoboiboy Gempa, kembar ke 3 dari 7 bersaudara.. ia selalu di hina di caci dan di benci oleh orang sekitarnya.. Amato, sang ayah kurang memberikan kasih sayang kepada ke 7 putra kembarnya karena insiden kematian sang istri tercinta dan tidak peduli d...