Siblings?[3]

466 39 0
                                    

Blaze pun memasuki kamarnya lalu duduk di meja belajarnya

"Chiki! Aku sudah memasukan uang itu ke dalam koper kak Gempa! Muaahahahahhahaa!!"-Blaze

"Dan kau tau apa Chiki??? Aku melihat ada 7 Boneka yang seperti mirip seperti kami!! Dengan pakaian yang unik! Dan ada juga sketsa pakaian itu!! Bonekanya chibi!! Bagus juga! Kak Gempa memang kreatif! Idola ku memang~"-Blaze

"Aku memang adik yang baik~ huft.. coba saja aku itu akrab dengannya.. pasti dia tetap akan memanggil ku Aze sampai sekarang.."-Blaze

Tanpa Blaze sadari di belakang pintu kamarnya ada seseorang.. tidak 2 orang yang sedang mengupingnya

"Idola?.aku mengerti. ternyata kau menabung untuk pembawa sial itu?. Sehebat apa sebenarnya pembawa sial itu Blaze? Sampai kau mengidolakannya?..."

"......aku tidak bisa berkata-kata lagi kak."




















































































































































Pada pagi harinya(Subuh) Gempa sudah bangun dan bersiap untuk pergi ke Rintis Island, dia mengambil kopernya itu

"Eh?! Boneka dan Sketsa gabut ku!"-Gempa

Gempa mengambil sketsa dan boneka itu lalu memasukannya ke dalam koper  dan menutup koper itu lagi

Dia akan pergi.. jauh dari rumah... Tidak bukan rumah.. melainkan neraka itu. Dia menoleh ke arah kasurnya

"Hah.. apa aku lupa mengantar selimut ini lagi? Dan tanpa sengaja memakainya?, hah... Padahal seingat ku sudah ku letakkan deh di kamarnya Blaze. Kok terbang ke sini?"-Gempa

Gempa hanya menghela nafasnya lalu tiba-tiba Seseorang memanggilnya

"GEMPA!!!?!?!?!??!"-Amato

Gempa bergegas menuju tempat suara itu berasal..

Diruang tamu terlihat Amato menunggu nya lalu menatapnya

"Pemergian mu akan ku tunda."-Amato

Gempa terkaget mendengar itu

"Kenapa?"-Gempa

Amato menatapnya tajam

"Duri sakit. Dan tidak ada yang menjaganya. Pelayan yang ku pekerjakan belum bisa bekerja hari ini. Dan hari ini aku ada meeting, Halilintar  akan pergi berlatih bela diri, Solar dan Taufan ikut lomba hari ini, Blaze tidak bisa juga karena hari ini dia ada meeting club, Ais tidak bisa menjaganya sendirian. Jadi kaulah menjaganya. Aku akan mengatur ulang tiket Kereta mu ke Pulau Rintis nanti, kau ingat itu.buatkan mereka sarapan"-Amato

Gempa mengangguk dan Amato pergi keluar dari rumah, Gempa menghelakan nafasnya, dia akan tinggal 1 hari lagi di neraka ini. Bagus.. dia lelah.. sungguh lelah

Dia pergi ke dapur dan membuat sarapan untuk yang lain.. tak lama pun seseorang turun dari lantai atas sambil membawa sebuah boneka, lalu terkaget melihat seseorang yang ada di Dalam dapur

"K- kenapa kau masih di sini!?! Bukankah kau seharusnya pergi 2 jam yang lalu?!?"
(Jam 4 pagi dan sekarang jam 6 pagi)

Serunya pada Gempa, Gempa menoleh ke belakang dan kaget melihat sosok itu... tidak bukan orangnya.. melainkan benda yang dipegang oleh orang itu

"Blaze?.. ayam itu.."-Gempa

Blaze langsung menyembunyikan Ayam itu ke belakang punggungnya

"I-iya ini ayam yang kau berikan semasa kita 6 tahun dulu..."-Blaze

Gempa terkaget mendengar itu, boneka itu masih di simpan? Bahkan masih kelihatan bagus?

"Terimakasih.. aku sudah tidak takut.. dengan petir lagi.."-Blaze

Entah mengapa Gempa tersenyum mendengar itu

"Sama-sama Aze"-Gempa

Blaze terkaget.. senyuman yang dimana Gempa dahulunya senyum untuk menenangkannya saat hujan itu kembali lagi di hadapannya dengan sebutan Aze itu. Dia tidak tau harus apa sekarang yang penting dia senang, orang yang dia kagumi itu akhirnya berbicara lagi dengannya, Blaze ingin membuka suara tapi

"Pagi!!"

Mendengar suara lagi, Gempa sudah tau itu siapa dan lanjut memasak dan menghadap kembali ke arah kompor itu, Blaze mendegus kesal, dia hampir saja bisa mengambil kepercayaan Gempa jika bukan karena Kakaknya yang sering ceria itu bangun

"Oh, kau sudah bangun ya Blaze? Muka mu masam kenapa tuh?"-Taufan

"Cari tau sendiri sana"-Blaze

Ucap Blaze. Lalu berjalan ke arah ruang makan dan duduk di sana, Taufan pun mengikuti Blaze dan kaget melihat sosok yang sedang memasak

"Hey, bukankah kau seharusnya Sudah pergi??! Kenapa kau masih di sini!?"-Taufan

".... Duri sakit."-Gempa

Ucap Gempa tanpa melihat ke arah Taufan dan terus melanjutkan Masakannya, Taufan sudah mengerti itu, Ayahnya menyuruh Gempa untuk tinggal lagi untuk menjaga Duri karena mereka sibuk semua, jika Ais yang menjaga Duri yang ada Duri malah tambah sakit lagi

















Ucap Gempa tanpa melihat ke arah Taufan dan terus melanjutkan Masakannya, Taufan sudah mengerti itu, Ayahnya menyuruh Gempa untuk tinggal lagi untuk menjaga Duri karena mereka sibuk semua, jika Ais yang menjaga Duri yang ada Duri malah tambah saki...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siblings?[Boboiboy Gempa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang