8. Mantan 'Sinting'

679 135 58
                                    

Haiii ... selamat malam👋. Semoga kita dalam keadaan sehat selalu. Amin. 😇🤲

Sang Pariban meluncur ya ... 🤍

Happy reading ...

🌸🌸🌸

Joanna Siregar: Kim Yongji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joanna Siregar: Kim Yongji

Di hari kedua, Mantri Galung datang saat si Dokter Bigman yang terhormat memarahi Joanna karena ikut campur saat si 'little man' itu mengobati salah seorang pasien.

Joanna sampai bingung melihat cara si 'little man' itu membalut luka di tangan seorang pasien berusia 10 tahun. Katanya dokter tapi membalut seperti ini aja nggak bisa, keluh Joanna dalam hati.

Tadinya dia tidak mau ikut campur tapi melihat wajah kesakitan pasien kecil itu, Joanna nekat untuk mengambil alih.

"Maaf Dok, biar saya aja yang perbanin lukanya."

Si 'little man' itu melirik Joanna dengan sinis dan membentaknya, "Kau pikir udah hebat kau dari aku?!"

Tiba-tiba saja sebuah tepukan keras mendarat di belakang kepala si Bigman itu.

"Maksudmu, kau dokter hebat?!"

Mantri Galung berkacak pinggang dengan dahi berkerut dan mata menyipit marah. Bigman terkejut dan seketika mengkerut ketakutan.

"Kalau kau lebih hebat dari Dokter Joanna, sudah dari awal kurekomendasikan kau untuk jadi spesialis, tahu kau?! Membalut luka saja kau tak bisa, masih mau sombong kau?!" Mata Mantri Galung melotot hebat.

"Karena bapakmu kaya makanya lulus kau jadi Sarjana! Lepaskan perban itu! Infeksi nanti kau bikin anak itu!" bentaķ mantri tua itu.

Bigman bangkit dan mundur teratur. Mantri Galung menoleh pada Joanna dan tersenyum lembut.

"Boru Regar, tolong dulu urus anak itu ya. Setelah itu kau bantu aku memeriksa pasien ya."

"Iya siap, Amang."

"Trus kekmanalah tugasku, Amang?" tanya Bigman takut-takut.

Mantri Galung menatap Bigman sambil berpikir lalu menoleh pada Joanna yang mulai merapikan luka anak itu.

"Jadi asisten si Joanna kau mulai hari ini. Belajar kau dari dia!"

❄❄❄

Di hari ketiga, di tenda pengungsian mereka, Berlian dan kedua orangtuanya masuk. Joanna sedang memeriksa seorang anak kecil yang demam sejak semalam. Gabe dan para sahabatnya sedang rapat bersama aparat kampung dan para Pendeta di Gereja. Mereka membicarakan pembangunan dan perbaikan semua rumah yang hancur karena gempa.

Para sahabatnya Gabe dan keluarga mereka juga berada di tempat pengungsian yang sama namun di tenda yang berbeda-beda.

Bigman belum muncul dan Joanna juga tidak terlalu peduli. Seharian kemarin, pria itu hanya bisa mengekori dirinya tanpa punya pengetahuan seorang dokter. Joanna rasa anak SMA jurusan IPA masih lebih pintar dari si Bigman ini.

Pariban Dari Jakarta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang