"Qilla, kamu yakin mau pindah?" tanya Kakek Haris penuh kekhawatiran.Aqilla tersenyum, melihat kecemasan di wajah kakeknya. Ia tahu, sejak kepergian kedua orang tuanya lima tahun lalu, kakeknya menjadi sangat khawatir. Apalagi ketika Aqilla harus bepergian sendiri, rasa cemas itu semakin terlihat jelas.
Ya, mommy nya meninggal. Kecelakaan tragis itu terjadi di Indonesia, merenggut kedua orang tuanya di tempat. Saat itu, Aqilla baru duduk di kelas enam, semester dua. Sangat disayangkan, mereka tidak sempat melihat kelulusannya yang sudah dekat.
Kematian mereka pun masih menjadi misteri hingga kini. Apakah itu kecelakaan biasa? Atau ada yang sengaja melakukannya? Entahlah. Kakeknya sudah berusaha keras mengungkap kebenaran di balik tragedi itu, tetapi semua usahanya belum membuahkan hasil. Lima tahun berlalu, namun tidak ada titik terang tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematian mereka.
"Tenang saja, Kek, aku baik-baik saja kok. Aku juga sudah yakin ingin kembali ke Indonesia. Aku kangen banget sama Indonesia, juga teman-teman di sana," ujar Aqilla sambil tersenyum.
“Tapi…” Kakek Haris belum selesai bicara ketika Nenek Adora menepuk pundaknya lembut.
“Sudahlah, kamu jangan terlalu mencemaskan Aqilla. Mungkin dia hanya kangen dengan Indonesia,” kata neneknya, sambil ikut duduk di sofa dan menaruh sepiring makanan di meja.
“Huft… baiklah. Kakek izinkan kamu ke Indonesia. Tapi janji, sering-seringlah pulang ke sini.”
Aqilla terkekeh melihat ekspresi kakeknya. Untung saja ada Nenek Adora. Tanpa neneknya, mungkin kakek tidak akan mengizinkan kepergiannya kali ini. "Iya, Kek, Qilla janji. Lagian kalau Qilla nggak sempat ke sini, Kakek bisa datang menjengukku di Indonesia."
"Di sana, aku masih punya sahabat, Walaupun cuma teman SD, tapi aku masi berteman baik lewat HP," lanjut Aqilla.
Mendengar ucapan cucunya, Nenek Adora tersenyum. “Kamu ini, seakan tidak tahu betapa sayangnya kakekmu padamu,” kata Nenek Adora sambil menggeleng pelan, seolah tak habis pikir pada sifat suaminya.
Kakek Haris mendengus, meski tak bisa menyembunyikan senyumnya. “Kakek cuma khawatir, Qilla. Kamu kan tahu, Oppa ini cuma punya satu cucu, ya kamu itu.”
“Tapi kalau kamu masih dekat dengan teman SD-mu, Kakek sedikit tenang. Apalagi, temanmu yang Amora itu cucu dari teman Kakek sendiri,” jelas Kakek Haris.
“Hehe, iya Kek, Qilla tahu kok. Tapi aku sudah besar, Kek, jadi aku bisa menjaga diri sendiri.”
“Baiklah, tapi kalau ada masalah di sana, jangan disembunyikan, ya. Janji?” ujar Kakeknya tegas.
“Iya, janji!” balas Aqilla mantap.
Nenek Adora yang mendengar percakapan itu pun tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GarQil {Revisi}
Teen FictionHamil di luar nikah? Di saat umur nya baru menginjak 18 tahun? Bahkan dengan cowok yg sudah memiliki kekasih?! *** siapapun pasti tidak ada yang mau bernasib sama seperti Aqilla, gadis malang yang pulang dari Jerman ke Indonesia, berniat untuk me...