Prolog

63 11 3
                                    

Seorang lelaki dengan setelan jas putih khas nya tengah bergelut dengan berkas berkas yang berada di atas meja kerja nya.

Lelaki itu memijat pelipisnya, ia cukup lelah hari ini. Musim penyakit membuat dirinya cukup kewalahan menangani keluhan pasien pasien nya di rumah sakit.

Tangan nya ia angkat untuk melihat arloji milik nya, pukul berapa sekarang? Dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Sial. Apakah sebanyak itu?" Gerutu nya sembari merapikan berkas berkas yang berada di atas meja nya.

Namanya Jimmy Jitaraphol. Seorang dokter umum yang bekerja di rumah sakit terbesar di Bangkok. Berusia 25 tahun dan hanya tinggal seorang diri di apartement mewah miliknya.

Biasanya, saat Jimmy mengambil shift siang ia tidak akan pulang selarut ini. Ya meskipun bisa dibilang ini belum tengah malam tapi seharusnya Jimmy sudah digantikan oleh dokter lain yang mengambil jadwal shift malam.

Tidak ingin berlama lama di rumah sakit, lantas Jimmy segera melangkahkan kakinya menuju ke parkiran. Namun di tengah perjalanan nya, saat dirinya memasuki lift, entah kenapa ia seperti mendengar suara seseorang memanggil dengan sebutan dokter.

"Dokter."

Jimmy menoleh ke tiap sudut di dalam lift, namun tidak menemukan siapapun karena memang hanya ada dirinya saja saat itu.

"Dokter."

Lagi, Jimmy mendengarnya. Hal itu tentu membuat Jimmy terheran. Namun lelaki itu berusaha tak menghiraukan nya.

Singkat cerita, Jimmy telah tiba di apartement nya. Ia segera membersihkan tubuh nya kemudian makan malam.

Setelah selesai, Jimmy tampak berkutat sebentar dengan data data pasien yang di diagnosa sebelum akhirnya menyalakan TV dan asik menonton nya hingga tertidur.

Di pertengahan tidur pulasnya, Jimmy terganggu saat merasakan benda kenyal menyentuh pipinya. Lantas lelaki itu membuka matanya dan terkejut saat mengetahui ada seseorang yang masuk ke dalam apartement nya.

"Sialan, siapa kau?!" Jimmy bangkit dari tidurnya dan menjauh satu meter dari orang itu.

"Calm down, dokter."

"Berani nya kau memasuki apartement ku jika kau tau aku seorang dokter."

Orang itu terkekeh pelan. "Maaf hehe."

"Pergi dari sini atau ku panggil security."

"Panggil saja wlee." Orang itu mengejek Jimmy dengan menjulurkan lidahnya.

Jimmy menatap tak percaya pada lawan bicara nya saat orang tersebut dengan lancang membuka lemari es nya.

"Kau-"

"Aku lapar, dokter. Bisakah kau membuat kan aku soup?"

"Kau sangat tidak sopan."

"Oh ayolah dokter. Aku butuh bantuan mu."

Jimmy terdiam sejenak. Fokus nya teralihkan pada suara lawan bicara nya.

'Suara nya seperti suara yang aku dengar di lift tadi?' Batin Jimmy.

"Siapa kau sebenarnya?"

Orang itu menggeleng. "Aku tidak akan memberitahu mu sampai kau mau menerima aku untuk tinggal disini."

Jimmy membulatkan matanya. "Kau sudah gila?"

"Mau atau tidak?"

"Aku tidak menerima siapapun yang tidak ku kenal untuk tinggal di apartement ini." Jimmy berkata seperti setelah menutup pintu lemari es yang dibiarkan terbuka sejak orang itu membuka nya.

"Hum? Kau tidak mengenal ku? Tapi apakah boleh jika seseorang yang belum saling mengenal mencium pipi lawan nya?"

Pertanyaan itu sontak membuat langkah Jimmy terhenti, menatap ke arah sang empu dengan tatapan terheran.

"Apa maksud mu?"

"Tadi saat kau tidur aku mencium mu, dokter."

"HAH?"

"Hehe."

"Kau benar benar gila." Jimmy beranjak untuk mengambil ponsel nya dan menghubungi seseorang yang tak lain adalah security.

"Aku benar benar memanggil security." Ucap Jimmy sambil menatap lawan bicara nya.

"Halo? Dengan pos security disini. Ada yang bisa kami bantu?"

"Saya penghuni kamar apartement nomor 403, ada seorang penyusup datang ke kamar saya. Tolong segera kesini."

"Baik, kami akan segera kesana."

Sambungan telephone terputus. Jimmy berbalik untuk berbicara pada orang itu.

"Lihat, security akan dat-"

Namun ia is tak lagi melihat penyusup tersebut. Bagaimana bisa? Bahkan telephone itu tidak ada 5 menit.

"Kau pikir kau bisa membodohi ku?"

"Aku tahu kau sedang bersembunyi. Cepat keluar atau masalah tidak aka selesai."

Hening. Jimmy tak mendapat jawaban apapun. Ia mencari ke sekeliling ruangan namun tidak menemukan orang tersebut.

"Kemana perginya?"

"Apakah aku berhalusinasi?"

"Sialan."




To Be Continued.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHO? - JimmySea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang