𝗧𝗲𝗮𝗺 𝗠𝗮𝘁𝗲┃George Russell x Lewis Hamilton

800 10 1
                                    

George Russell seorang pembalap F1 yang membela tim Mercedes AMG Petronas itu sudah sadar sejak lama jika ia mencintai rekan setimnya Lewis Hamilton legenda hidup di dunia F1. Tumbuh besar sebagai pengagum Lewis Hamilton made him have some crush to that brit. Sampai akhirnya ia bisa mewujudkan cita-cita terbesarnya yaitu menjadi rekan setimnya. Entah sejak kapan rasa kekaguman kecil itu berubah menjadi rasa cinta dan ingin memiliki.

Awal kedekatannya dengan Lewis berawal saat dirinya memergoki Lewis menangis usai kalah memperebutkan gelar juara dunianya yang ke delapan di GP Abu Dhabi 2021 lalu.

Flashback

Saat George hendak pulang karena ketiduran di driver room miliknya ia mendengar suara orang menangis ketika ia melewati garasi tim Mercedes, tangisan itu sangat lirih dan hampir tidak terdengar. Kondisi paddock saat itu sudah sangat sepi dan matahari juga sudah mulai tenggelam. Suara tangisannya itu semakin terdengar jelas di telinganya dan itu berasal dari balik tumpukan ban.

Disana ia menemukan Lewis Hamilton juara dunia F1 sebanyak tujuh kali menangis dengan posisi punggung bersandar di tembok sambil menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya diantara lututnya. Ia bahkan masih belum berganti baju, masih dengan race suit miliknya yang atasnya sudah dibuka dan dibiarkan menggantung di pinggangnya. Bedanya sekarang race suit yang tadi basah oleh champange itu sudah mengering meninggalkan bau champange yang kuat.

"Lewis?" Ujar George spontan dan berjongkok didepan Lewis.

Lewis yang sadar akan adanya seseorang segera menghapus air matanya kasar dan mengangkat kepalanya melihat siapa yang berbicara dengannya. How embarrassed he was when he found out his future team mate saw him in this terrible state. George Russell team mate barunya di 2022 nanti melihat ia menangis setelah kalah dari rivalnya Max Verstappen.

"Are you okay Lewis?" Tanya George sekali lagi.

"I d-don't know. I don't know." Ujar Lewis terbata-bata dan dengan suara yang kian melirih diakhir kalimatnya. Air matanya sekali lagi sukses meluncur membasahi pipi miliknya.

"It's okay, menangislah sepuasnya setelah itu kau bisa menceritakan segala hal yang terjadi kepadaku." Ucap George sambil mengusap air mata yang mengalir dari pelupuk mata Lewis lalu memeluknya, sambil sesekali ia mengusap punggung Lewis.

Tak pernah terpikirkan dalam pikiran George jika suatu saat dalam hidupnya ia akan memeluk Lewis Hamilton yang sedang dalam keadaan menangis dan menenangkannya. Beberapa menit berlalu kini Lewis telah tenang dan isakan di pelukan George telah menelan dan hampir hilang.

"So what happened Lewis?" Tanya George perlahan.

"I don't know. Aku tak membenci max dia pantas mendapatkan kemenangan itu, t-tapi aku kehilangan gelar juara dunia ku yang kedelapan padahal hanya tinggal selangkah lagi. Itu sangat menyesakkan. Aku ingin marah tapi aku tidak bisa." Ujar Lewis menumpahkan keluh kesahnya.

George paham perasaan ini. Jika dirinya suatu hari nanti hampir berhasil menggapai gelar juara dunia dan tak bisa mendapatkannya karena kalah dari rivalnya hanya dalam sekali pertandingan mungkin ia akan menangis juga. Harapan besar seperti itu tiba-tiba direnggut dari mu hanya dalam sekali pertandingan, sebuah pertandingan penentuan dimana dirimu sudah menjadi posisi pertama dan hampir mencapai garis finish lalu semuanya berubah karena sebuah keputusan tiba-tiba dari FIA. Membiarkan rival mu memiliki keunggulan karena sudah mengganti jenis bannya dan akhirnya berhasil menyalip mu sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan. Hal itulah yang dialami Lewis sekarang.

"In my heart you are still a winner." Ucap George dengan lirih yang entah Lewis akan dapat mendengarnya atau tidak. George paham jika kekagumannya itu sudah berubah menjadi sebuah rasa yang lebih dalam, tapi ia tidak mengetahui sejak kapan hal itu terjadi. Masa denial juga ia lewati melawan rasa yang semakin lama tumbuh dihatinya namun ia tidak bisa, ia kalah dengan perasaan membiarkan takdir menuntunnya. Moment ini akan menjadi memori tak terlupakan bagi George, dapat melihat sisi lain dari Lewis pujaan hatinya, sisi rapuh miliknya.

Passion [Boyslove]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang