1

21 6 0
                                    

Di bawah langit senja yang mulai gelap, Desa Seongjin tampak tenang seperti biasa. Penduduk desa itu saling berbicara di jalanan berbatu, anak-anak berlarian sambil tertawa riang, dan pedagang mulai menutup kios mereka setelah seharian berdagang.

Aroma makanan dari dapur-dapur rumah melayang di udara, membawa kehangatan dan kenyamanan yang biasa mereka rasakan setiap malam datang.

Namun, di tengah-tengah ketenangan ini, ada firasat buruk yang perlahan menyelinap.

Angin malam yang dingin membawa bisikan yang aneh, seolah-olah memperingatkan akan adanya bahaya yang mendekat. Seekor burung hantu memekik keras, mengganggu kedamaian malam yang tenang.

Tanpa disadari oleh warga, bayangan gelap menjulang di pinggiran desa.

Dari balik pepohonan seekor monster siluman mengerikan muncul, tubuhnya besar dan berotot, matanya menyala dengan cahaya merah yang menakutkan. Monster itu memiliki kulit bersisik hitam dan cakar tajam yang mampu merobek apa saja yang dia sayat tanpa peduli apapun.

Saat monster itu melangkah masuk ke desa, langkahnya yang berat seolah menggetarkan tanah dan membuat daun-daun berguguran dari pohon-pohon di sekitar.

Warga yang pertama kali melihat penampakan itu terdiam sejenak, tak percaya dengan apa yang ada di depan mata mereka. Namun, ketika monster itu mengeluarkan raungan mengerikan, kepanikan langsung menyebar.

"GRRRRUUAAAHHH!!!"

"MONSTER! MONSTER! ITU MONSTER!" teriak seorang pria tua, suaranya bergetar oleh ketakutan.

Teriakan itu memecah keheningan malam dan seketika menciptakan kekacauan. Orang-orang berlarian, mencari tempat berlindung. Sementara yang lain hanya berdiri membeku, terlalu takut untuk bergerak.

Di tengah keributan, seorang wanita muda mencoba menyelamatkan anak kecil yang hampir terinjak oleh orang-orang yang panik.

Namun, sebelum ia sempat melakukannya monster itu melompat dan menyerang, cakar-cakarnya yang tajam menembus tubuh wanita itu.

*CRAATTT!*

*CRAATTT!*

*CRAATTT!*

Darah mengalir deras, dan jeritan kesakitan wanita itu menggema di seluruh desa.

"Jangmi!" teriak seseorang yang mengenali wanita yang terjatuh itu. Tapi sudah terlambat. Nyawa Jangmi telah melayang di tangan monster itu.

Warga yang melihat kejadian itu semakin panik. Anak-anak menangis, dan para ibu memeluk mereka erat-erat, berharap ini hanyalah mimpi buruk yang akan segera berakhir.

Tetapi, ini bukan mimpi. Monster siluman itu benar-benar ada di depan mereka, dan desa yang tenang ini telah berubah menjadi medan horor dan teror dalam sekejap.

Di tengah kekacauan, seorang gadis dengan rambut hitam panjang dan mata tajam berlari cepat menuju ke tempat kejadian.

Kekacauan di desa itu semakin memuncak. Monster siluman itu melompat dengan kelincahan yang tidak sesuai dengan tubuhnya yang besar.

Cakar-cakar hitam berdarah menembus tubuh Jangmi, dan dengan kejam, ia mengangkat tubuh wanita itu ke udara.

"AAAAAAAA!!!"

Jeritan Jangmi memecah keheningan malam, suaranya dipenuhi dengan rasa sakit dan ketakutan. Darah mengalir deras dari luka wanita muda itu, menodai tanah di bawahnya.

Monster itu membuka rahangnya yang mengerikan, memperlihatkan deretan gigi tajam yang siap merobek daging. Dalam satu gerakan cepat, ia menancapkan taringnya ke tubuh Jangmi, memakan daging dan tulangnya dengan rakus.

Gadis Musim Gugur dan Serigala Bulan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang