2

14 3 0
                                    

Wanita itu, yang dikenal sebagai Serigala Bulan Purnama, sebenarnya adalah seorang gadis muda bernama Ahn Yujin.

Dalam kegelapan malam, dia melanjutkan perjalanan, berlari dengan anggun di antara pepohonan. Cahaya rembulan yang samar menerangi wajah yang tegas namun indah dengan rambut hitam panjang yang berkibar di belakang punggung.

Yujin adalah seorang pembasmi monster siluman yang tangguh, namun di balik kekuatannya tersembunyi sebuah rahasia kelam yang tidak diketahui banyak orang: di dalam dirinya, ada darah siluman yang mengalir.

Itulah yang bisa membuatnya jadi sangat kuat bahkan dengan usia semuda itu.

Ketika matahari mulai terbit, Yujin akhirnya sampai di pondok kecil yang tersembunyi di tengah hutan.

Pondok itu sederhana namun cukup nyaman untuk menjadi tempat beristirahat baginya yang tinggal seorang diri.

Dinding pondok itu terbuat dari kayu kasar dan atapnya ditutupi dengan jerami tebal. Di dalam ada perapian kecil, tempat tidur sederhana, dan beberapa peralatan masak yang tertata rapi di sudut ruangan.

Yujin mendorong pintu pondok dengan pelan, tubuhnya terasa lelah setelah malam yang panjang dan penuh pertarungan. Dia telah membunuh 39 monster siluman tadi malam, sebuah prestasi yang luar biasa bahkan untuk seorang pembasmi monster seperti dirinya. Jika ada yang mendengar apa yang baru saja dia lakukan mereka tak akan percaya.

Setiap kali dia menggunakan kekuatannya, dia merasa semakin terhubung dengan sisi monsternya, sebuah sisi yang selalu dia coba kendalikan. Awalnya itu adalah hal yang sangat sulit namun lama kelamaan Yujin akhirnya bisa menahan itu dengan jauh lebih baik lagi.

Dia melepaskan jubah hitam yang berlumuran darah dan menggantungnya di dekat pintu. Dengan langkah berat, dia menuju perapian dan menyalakan api kecil untuk menghangatkan ruangan.

Cahaya api yang berkedip-kedip memantul di dinding pondok, memberikan nuansa hangat yang sangat dia butuhkan setelah malam yang dingin.

Yujin duduk di atas bangku kayu, melepaskan sepatu botnya yang kotor dan meletakkannya di sudut ruangan.

Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba merilekskan otot-otot yang tegang. Pandangannya tertuju pada pedang yang tergeletak di meja, bilahnya yang berkilauan dalam cahaya api.

Pedang itu adalah teman setianya, senjata yang selalu melindunginya dalam setiap pertarungan.

Namun, di balik semua itu, Yujin tahu bahwa kekuatan pedang saja tidak akan cukup untuk melawan kegelapan yang ada di dalam dirinya.

Darah monster yang mengalir dalam tubuhnya memberikan kekuatan yang luar biasa, tetapi juga membawa kutukan yang bisa menghancurkan.

Dia selalu berusaha keras untuk mengendalikan kekuatan itu, tetapi setiap kali dia menggunakannya, dia merasakan cengkraman kegelapan semakin erat.

"Aku harus segera menemukan seseorang yang bisa menyembuhkanku."

Yujin menutup mata sejenak membiarkan pikirannya melayang. Dia teringat akan masa lalunya yang penuh dengan penderitaan dan kesepian.

Dia dibesarkan oleh seorang pendekar pedang tua yang mengajarinya cara bertarung, namun juga memperingatkan tentang bahaya kekuatan yang dia miliki.

Pendekar itu selalu mengatakan bahwa kekuatan besar datang dengan tanggung jawab besar. Yujin harus selalu waspada agar tidak dikuasai oleh sisi gelap dalam dirinya.

Ketika Yujin membuka matanya kembali, dia melihat matahari mulai naik di atas cakrawala, cahayanya menerobos masuk melalui celah-celah dinding pondok. Hari yang baru telah dimulai.

Gadis Musim Gugur dan Serigala Bulan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang