1. BUSWAY

51 5 0
                                    






Pagi itu cuaca tak cerah seperti biasanya. Langit tampak mendung dengan awan abu-abu yang menghiasi langit. Ramalan cuaca mengatakan bahwa akan turun hujan hari ini. Suasana ruang makan tak jauh berbeda dengan cuaca. Hanya ada dentingan sendok dan piring yang saling beradu.

"Gimana ujiannya??" Ucap Siwon memecah keheningan.

Yang di tanya hanya bisa diam sambil menunduk dan memainkan sendok di tangannya. 

"Jeon Wonwoo, apa kamu tidak mendengar ayah??" Tanya Siwon dengan nada yang cukup kasar.

Wonwoo menghela nafasnya

"Wonwoo salah tiga di matematika!!" Jawabnya.

Brakk...

Wonwoo tak terkejut ketika ayahnya memukul meja makan. Ia sudah menduga bahwa hal itu akan terjadi. Layaknya robot ia seolah di paksa untuk menghasilkan sesuatu yang sempurna untuk kedua orang tuanya. 

"Maaf ayah, aku akan berusaha di ujian percobaan berikutnya. Aku tak akan mengecewakan ayah!!" Jelas Wonwoo.

"Sudah berapa kali kamu mengatakan itu, kamu bahkan tidak bisa seperti kakakmu!!" Ucap Siwon.

"Tapi yah, setidaknya aku peringkat satu paralel di sekolah!!" Kata Wonwoo.

"Percuma peringkat pertama jika masih ada bagian yang tidak sempurna. Ayah tidak menekan mu, ayah melakukan ini untuk kebaikanmu!!"

Wonwoo hanya diam. Mendengar ucapan ayahnya seolah ia ingin mengeluarkan semua unek-uneknya. Untuk kebaikannya? Ia bahkan tak pernah memberikan waktu istirahat yang cukup untuknya. Yang ia inginkan hanyalah anaknya belajar 24 jam nonstop.

"Sudahlah, berhenti memarahinya. Setidaknya ia sudah berusaha!!" Ucap Hyojoo yang duduk di depan Wonwoo.

Wonwoo diam dan melirik sini ke arah wanita yang duduk di depannya. Bagaimana dia bisa mengatakan itu setelah semua terjadi. Seperti biasa, ia selalu datang terlambat di setiap permasalahan.

"Wonwoo izin berangkat!! Sudah terlambat!!"

Wonwoo beranjak dari duduknya dan meninggalkan meja makan sambil menenteng tasnya.

Wonwoo berjalan menghampiri supirnya yang sudah berdiri di depan mobil.

"Pak hari ini aku mau naik bis aja!!" Ucap Wonwoo.

"Tapi tuan, bagaimana kalau tuan jeon marah?"

"Tak apa, bilang saja aku memaksa!!"

"Eee.., baik tuan!!"

Wonwoo berjalan meninggalkan kawasan rumahnya. Dengan langkah lesu ia menapaki trotoar jalan. Sambil mendengarkan musik di airpodnya ia terus melamun. Ia membayangkan, bagaimana rasanya menjadi orang biasa. Orang yang tak pernah tertekan setiap hari. Setiap hari ia selalu bertanya pada diri sendiri. Apakah ia sedang menikmati hidup?

Tanpa sadar ia sudah sampai di halte bus. Tak perlu waktu lama untuk menunggu busnya datang. Belum sampai 5 menit ia menunggu, busnya sudah datang. Dengan cepat ia masuk ke dalam bus.

Pagi itu bus cukup ramai penumpang. Wonwoo bahkan sampai tak mendapatkan tempat duduk. Alhasil ia harus berdiri. Dan lebih parahnya pegagan bus juga sudah penuh. Terpaksa ia harus mencengkram erat kursi bus untuk pegangannya. Ia sempat menyesali keputusannya untuk naik bus ke sekolah.

Bus terus melaju mengantar setiap penumpangnya ke tujuan mereka. Wonwoo sempat hampir kehilangan keseimbangannya. Ia yang tak terbiasa dengan laju bus membuatnya sedikit takut. Seperti yang ia takutkan. Kali ini benar-benar kehilangan keseimbangannya. Pegangannya terlepas.

소나기 | SONAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang