Chapter 2

238 25 3
                                    

Yohan POV

Aku berdiri di depan pintu Eli selama beberapa saat tanpa tahu apa yang harus kulakukan. Aku melihat pria itu mengendarai mobilnya keluar melalui driveway dan memutuskan untuk menemui Eli.

Aku tahu kami harus bicara. Tapi aku masih diam di tempat hingga beberapa menit telah berlalu.

'Bagaimana aku bisa bicara, jika aku bahkan tak tahu bagaimana aku harus memulai pembicaraan ini?!' batinku,

Ceklek...

Aku terkejut saat pintu itu terbuka dan sosok cantik Eli muncul.

"Mau sampai kapan kau berdiri disana?" tanyanya dingin,

"Aku hanya sedang berpikir bilamana kamu sudah tidur..."

Wrrr...

Eli menjauh dari pintu, mengundangku masuk tanpa kentara. Dan selagi dia menuangkan air dalam gelas, aku memperhatikan perubahan yang terjadi pada fisiknya.

Elijah semakin mirip dengan Ibunya. Cantik dan bersahaja. Namun beberapa feature wajahnya menampilkan sebagian karakteristik Kakakku. Kang Yisak (Isaac).

Contohnya garis bibirnya yang membuatnya terlihat keras kepala.

"Jika kau hendak mencegahku menikah, lupakan saja!

Aku takkan melakukannya..."

'Bwa bwa... Dia sangat keras kepala.

Persis seperti Kakakku...' batinku bangga,

"Aku hanya ingin menanyakan kabarmu..." kataku,

"Kau bisa menelpon untuk menanyakan kabar, kau tahu itu bukan?"

"Dan kau tahu kenapa aku tak bisa menelpon bukan? Pekerjaanku punya resiko dan aku tak ingin kau terlibat jika suatu saat keadaan memburuk...

Penjahat psikopat. Buruan interpol. International gangster. Name it!!"

"Naneun arayeo... Geundae... Kau adalah satu-satunya keluargaku!!" serunya marah, "Aku mungkin sudah di umur dewasa... Aku sudah lulus kuliah... Dan siap untuk hidup mandiri.

Tapi bahkan orang dewasa membutuhkan keluarga bukan?!"

Aku terdiam melihat kemarahannya.

Hubungan kami memang tak seperti keluarga lainnya. Aku tak bisa memberikan kasih sayang keluarga yang normal bagi Eli. Dan hal itu membuat hubungan kami menjadi canggung.

Meski begitu, aku menyayanginya. Teramat menyayanginya hingga aku ingin melindunginya dari semua kejahatan di dunia ini.

"Mianhae..." kataku akhirnya dan akhirnya Eli menatapku langsung,

"Kau sudah meninggalkanku lima tahun lalu dengan alasan agar aku bisa hidup mandiri dan memilih jalan hidupku bukan?

Inilah jalan hidup yang kuinginkan. Aku ingin menikah dengan Ga On Oppa dan hidup bersamanya..."

Harusnya aku kagum dengan keyakinan yang dia tunjukkan. Kepercayaan dirinya.

Tapi aku tak bisa tak merasa dia melakukan kebodohan dengan menikahi pria yang tak dia kenal.

Huft...

"Apa kau yakin Ga On bisa membahagiakanmu?" tanyaku,

"Ndee... Dia akan menjadi jalan bahagiaku..." jawabnya tegas,

"Baiklah...

Jika itu maumu..." anggukku akhirnya,

"Kau setuju?!" serunya heran,

Denying The AttractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang