Desa Tertinggal - Bagian Tiga

258 32 9
                                    

Besoknya, Salma sedang berdiri di depan gedung kosong menunggu kedatangan Nabila. Hari ini, mereka akan pergi ke Desa Tertinggal untuk mencari tau informasi mengenai kompetisi itu

Di dalam gedung, ada Rony dan Paul yang sedang berganti seragam mereka dengan baju rumahan. Lalu dari ujung gang terlihat Nabila yang sedang berlari menuju ke arah Salma

"Nabila, buruan!" Jerit Salma

Nabila mengangguk dan langsung masuk ke dalam gedung bertepatan dengan Rony dan Paul yang sudah selesai berganti pakaian. Sekarang tinggal menunggu Nabila

"Busnya berangkat jam berapa?" Tanya Salma

Rony melirik arlojinya "Setengah sembilan"

"Kak, aku sudah siap" Ucap Nabila, ia keluar dari gedung dengan keringat membasahi keningnya

Salma mengerut "Kamu kok keringetan? kamu gak papa?"

"Ah.." Nabila mengusap keningnya "Iya, gak papa. Mungkin karena lari-lari tadi, mangkanya keringetan" Kilahnya, Nabila mendekat dan berdiri di samping Salma

"Ayo, kita buruan pergi!"

Rony mengangguk "Ayo!"

Sesampainya di terminal, Rony yang memang sudah memiliki tiket mereka langsung naik dan duduk berdasarkan nomornya. Perjalanan masih setengah jam lagi, jadi mereka duduk di dalam bus dengan bosan

Udara pagi ini sepertinya tidak terlalu bersahabat untuk mereka yang akan melakukan perjalanan jauh. Apalagi mereka masih meraba tempat yang akan mereka datangi

Salma mengecek ponselnya, menunggu balasan dari ibunya tentang kepergiannya, namun sampai saat ini tidak mendapat balasan

Salma menyender sambil menghela dengan berat

"Nab, temani kak Salma ke toilet, yuk?" Bisik Salma pada Nabila, Nabila menutup buku pelajarannya sambil mengangguk

"yuk"

Mereka berdua berdiri menarik perhatian Rony dan Paul yang duduk di bangku di belakang mereka

"Pada mau kemana?" Tanya Paul

"Ke toilet" Jawab Salma

"Jangan lama-lama"

"Iye.."

Begitu turun dari bus, angin kencang langsung menerpa wajah mereka. Nabila menggenggam tangan Salma dan jalan beriringan. Toilet di terminal ini terletak di ujung lorong, karena cuacanya mendung, jadi sepanjang lorong keadaannya sedikit gelap

"Kamu gak mau buang air kecil sekalian?"

Nabila menggeleng "Enggak kak, aku lagi gak kepingin pipis. Kak Salma aja deh"

Salma mengangguk. Dia tidak memaksa Nabila lagi

"Tapi kalau kamu tiba-tiba sesak selama di bus, gimana?"

"Aku yakin enggak. Ya udah kak Salma buruan masuk, entar kita di tinggal karena kelamaan"

"Iya.. iya!!"

Salma menyengir dan buru-buru masuk ke dalam toilet. Nabila berdiri di depan pintu, ia melipat tangannya di depan dada sambil menatap sekitarannya

Toilet ini walaupun terletak di ujung lorong, tapi begitu keluar dari lorong, dia masih berada sedikit jauh lagi. Tepatnya di tengah-tengah halaman luas yang lumayan terlihat gersang. Banyak rumput-rumput liar yang belum di potong, dan ada beberapa pohon besar masing-masing di sudut halaman, dan satu di samping toilet yang sedang mereka tempati

Angin kencang kembali berhembus membuat daun-daun itu ber gemerisik berisik. Nabila mengusap lengannya yang terasa dingin. Sambil menunggu Salma, Nabila jadi teringat tentang kejadian saat di gedung kosong tadi. Saat ia sedang berganti pakaian, Nabila merasa kalau ada yang sedang mengawasinya

DESA TERTINGGAL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang