.....
Mereka tiba dimana tempat yang di maksud oleh VadaSuatu tempat di antara hirup pikuknya perkotaan di bawah sana yang di apit oleh pegunungan dan gemerlap atap rumah yang mulai berganti menjadi taburan lampu.
....
....
...."Ini dimana?"
"Dulu sebelum aku yakin nembak kamu aku sering ke sini, awalnya aku di kasi tau sama Raka soal tempat ini tapi dia malah benci tempat ini dan aku suka banget tempat ini, bagi aku ini Azalea."
"Aku ?"
"Kenapa aku ?""Panjang ceritanya"
"Kamu mau aku jawab kan soal yang tadi ?""Iya, aku butuh penjelasan kamu"
"Ya udah kamu duduk di sini dlu ya aku mau siapin sesuatu dlu"
"Jangan lama ya Vada"
"Iyaa cantik"
Selama Vada meninggalkan Aza, Aza hanya menikmati tempat kesukaan pasanganya itu sambil berfikir kenapa tempat ini bernama dirinya.
"Hai cantik"
"Hayo mikirin apa?""Engga cuma mikirin kenapa kamu bisa namain ini pake nama aku Azalea"
"Hahaha,eumm ada deh"
"Ini buat kamu"Satu gelas minuman dingin berasa lemontea kesukaan Aza.
"Terima kasii Vadaa"
"Sama sama cantik"
"Sambil kamu minum sambil aku jelasin yaa"
"Gini sayang, aku gak bermaksud buat bikin hubungan kita renggang atau apa aku tau kamu sibuk aku sibuk pasti pikiran kita kacau kalo udah kayak gitu, kita kayak gini engga sekali duakali kan ? sering bukan ?""Eumm iyaa"
"Klo sering kenapa kamu ngeluh?"
"Aku gak boleh nilai hubungan ini?"
"Bukan gitu Za"
"Tapi Vadaa aku capee dengan kondisi kayak gini hampir 3 tahun lho ?"
"Aku rasa klo aku biarin kamu gini gini trs kamu gk akan paham posisi aku, bukan bukan mau aku apa apa tapi ya buat apaa Vada.""Zaaa, Azalea cantik manis, gininyaa."
Tidak munafik bukan seorang wanita selalu luluh dengan perlakuan lemah lembut ?
yaaa, begitu pun Aza."Aku sadar ini bukan sekali duakali kita kayak gini dan kamu kayak gini juga engga sekali duakali kan ? ujung ujungnya kamu apa ? minta putuskan ? iyaa ?"
"..."
hanya terdiam dan memikirkan hal hal yang dulu pernah ia lakuan ke Vada"Kenapa diem? aku salah? tapi emang kenyataanya kan ?"
"Aku hilang aku bilang kapan aku hilang aku gk bilang za ? kamu bilang aku gk ngertiin kamu ? kapan?"
"Aku balik kondisinya kamu sefriendly apa si sama temen temen hima kamu ?"
"Pernah aku marah? Hah ? enggakan Zaaa""...."
terdiam kembali dan hampir meneteskan air mata."Zaa..."
.
.
.
.
......
YOU ARE READING
Tussen
Teen FictionRemaja pria yang terlampau dewasa akan pemikirannya dan kondisinya.