O2. The concept

185 27 6
                                    

          Joowan keluar dari mobil Hyundai hitam miliknya, ia mengambil tasnya lalu menutup kembali pintu mobil itu, tak lupa menguncinya. Setelah semua beres, lelaki tinggi itu melangkah menuju pintu masuk gedung bertingkat tinggi itu. Seperti yang Manager Min informasikan di Group Chat kemarin, hari ini empat pemain utama dari drama serial Love for Love's Sake itu diharuskan berangkat pagi untuk menghadiri pemotretan foto untuk promosi serial itu.
Joowan sangat bersemangat untuk ini, senyumnya tak pernah pudar sembari ia memasuki gedung itu. Kalau ditanya kenapa, pasti karena ia bisa bertemu Taevin, partner nya yang ia sayangi. Eh, apa betul?

Oh, bicara tentang Taevin, pagi ini pemuda itu bangun dengan raut mimbik-mimbik di wajahnya. Ia tak menemukan Joowan dirumahnya. Ia bahkan sudah berharap Joowan akan menginap, Walau ia sendiri berpesan untuk jangan pulang setidaknya sebelum ia tidur. Namun ternyata pemuda itu lebih memilih untuk menghormati privacy nya dan pulang kerumahnya sendiri setelah Taevin terlelap. Taevin sendiri tak tau kenapa ia merasa sedikit kesal dengan Joowan pagi itu.

"Joowan!" Suara yang tak asing itu membuat Joowan menoleh. Minsu melambaikan tangannya dari ruangan seberang. Joowan yang baru keluar dari lift lalu mencepat langkahnya menuju ruangan itu. Disana, sudah ada Minsu, Woongki, Taevin, dan juga beberapa staff mulai dari Make Up Artist, Stylist, Photographer, dan lain lain.

"Apa aku terlambat?" Tanya Joowan, yang disambut gelengan Minsu.
"Tidak sama sekali. Mungkin kami saja yang kepagian." Minsu tertawa. Joowan tersenyum dan menaruh tasnya di kursi. Ia melirik kearah Taevin yang sudah berganti baju dan sedang dirias. Lama kelamaan, ia memperhatikan Taevin lebih dalam. Matanya membelalak sedikit saat tengah menyadari sesuatu. Tunggu, siapa yang menyarankan konsep ini? Karena Taevin, pemuda manis yang ia tatap itu sudah cantik menggunakan Tuxedo putih dan kain putih yang mengikat lehernya. Apakah konsepnya harus Pre-Wedding seperti ini? Karena demi tuhan, Joowan tak tahan melihat kecantikan Taevin. Telinganya perlahan memerah, membayangkan dirinya bersanding di sebelah Taevin mengenakan Tuxedo yang biasanya dikenakan oleh pasangan mempelai.

Joowan agak terperanjat ketika sebuah tangan menepuk pundaknya. Itu Manager Min.
"Joowan, segera ganti bajumu. Stylist sudah siap. Sebentar lagi kita mulai pemotretannya." Ujar Pria paruh baya itu dengan tegas. Joowan mengangguk, berjalan kearah ruang ganti.
Taevin, yang ternyata sadar telah ditatap oleh seseorang sedari tadi kini mendengus pelan. Ia tak tau kenapa dia sedikit kesal pada pemuda itu. Namun, ia sendiri yang terlalu berharap, bahkan ia sendiri tak tau mengapa ia harus kesal. Harusnya, ia biasa saja. Taevin pun hanya menghela nafas sembari mencoba untuk menghilangkan fikiran itu dari kepalanya.
Merasakan sang MUA sudah selesai merias wajahnya dan pamit, ia menunduk sopan, membiarkan MUA itu pergi.

"Ada apa dengan wajah kusut itu, hyung? Apa kau tak suka riasannya? Itu tampak cantik!" Woongki yang muncul entah darimana tiba tiba menyeletuk. Taevin menggelengkan kepalanya.
"Ah, bukan, Woongki. Aku tidak apa apa, kok." Taevin tersenyum. Woongki mengangguk dan mengambil kursi, duduk disebelah yang lebih tua.
"Hyung cantik sekali hari ini. Aku kaget loh saat Manager Min bilang konsep untuk kalian berdua adalah Pre-Wedding!" Woongki menyengir. Taevin hanya menghela nafas. Aku lebih kaget, batinnya.

"Taevin hyung?" Suara bariton yang sangat Taevin kenal terdengar halus di telinganya. Taevin melirik cermin di depannya, Joowan tersenyum manis tepat dibelakangnya. Pemuda yang lebih muda itu terlihat lebih berwibawa dengan Tuxedo putihnya. Walaupun Tuxedo mereka sama sama berwarna putih, Aura dominan Joowan sungguh lebih memancar. Taevin menatap lelaki itu yang perlahan mendekat.
"Sudah selesai dirias?" Ia bertanya lembut. Taevin mengangguk. Telinganya memerah hanya dengan suara lembut itu. Ah, Woongki jadi merasa seperti third-wheeler. Perlahan Woongki beranjak, lebih memilih mengacaui Minsu yang sedang sarapan sambil ditata rambutnya.

No More Game. [LFLS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang