CHAPTER 7

465 35 5
                                    

BAB 7

•×•×•×•×•

.

Setelah Dokter dan para pekerjanya pergi, Sasuke memasuki kamarnya kembali. Dia melihat Sakura sedang duduk di ranjang. Pandangan gadis itu kosong menatap keluar jendela. Tangannya mengelus perutnya pelan. Sasuke sadar, ada bayinya di dalam perut Sakura. Bayinya! Darah dagingnya.

Tap!

Tap!

Tap!

Sakura menoleh saat Sasuke mulai mendekat. Sasuke dengan penampilan sedikit kacau. Kemejanya sudah keluar dari lingkar celana. Lengan yang digulung asal sampai siku, dan dasi yang longgar di lehernya. Berdiri di depan Sakura, tangan Sasuke yang hangat memegang bahu gadis itu. Meremas sesaat untuk menyalurkan kekuatan.

"Hn, gugurkan saja." Bisik Sasuke yang tertangkap indera pendengaran Sakura. Setelah itu Sasuke berjalan menjauh. Meninggalkan Sakura yang terdiam kaku di dalam kamar-dalam dunia bagai neraka yang ia buat untuk istrinya.

Gugurkan saja...

Gugurkan saja...

Gugurkan-!

DEG!

'Setelah semua yang manimpaku. Ini pertama kalinya dalam hidupku. Aku ingin mati saja, Tuhan!' Rintih Sakura pilu dalam hati.

Duniamu kiamat sudah Haruno Sakura.

.

Hujan deras hanya menambah beban dalam hati Sakura. Bimbang dan kebencian menumpuk sesak di dadanya. Uchiha Sasuke. Menyebut nama pria itu saja membuatnya berkali-kali merasakan sesak napas. Pusing bukan main.

Ia seperti mengidap sakit jantung akut yang alergi pada nama Uchiha Sasuke. Sekali ia mengingat nama itu, jantungnya terasa perih. Sakit di dadanya. Tidak habis pikir, bagaimana bisa Sasuke melakukan hal sejauh itu? Pertanyaan itu yang selalu muncul di benak Sakura. Walaupun nyatanya Sakura sudah mempunyai jawaban versinya sendiri. Apa lagi?

Sasuke tidak menginginkan bayi mereka.

Tapi kenapa? Bukankah Sasuke mencintainya?

PERSETAN!

Sakura memejamkan mata. Muak mengingatnya. Apa itu cinta? Bisakah disebut cinta saat Sasuke meminta dirinya untuk membunuh bayi mereka? Itu seorang bayi! Bayi yang bahkan belum terbentuk sempurna di dalam rahimnya. Bayi ... buah hati tanda cinta mereka. Sakura menggeleng. Menggigit bibirnya kuat. Dia sudah menangis seharian sejak Sasuke meninggalkanya siang tadi. Setelah perintah brengseknya itu, Sakura tidak beranjak dari ranjangnya.

Tidak makan. Tidak mandi. Tidak melakukan apapun.

Tok, tok, tok!

Sakura membuka matanya saat mendengar pintunya diketuk. Itu bukan Sasuke. Sakura hanya menajamkan pendengaran saat pintu mulai terbuka. Siapapun itu, Sakura malas untuk menemuinya. Seperti pelayan yang mondar-mandir beberapa kali dengan makanan.

YOU are mine !!! Cherry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang