CHAPTER 8

498 32 10
                                    

BAB 8
 

                                             •×•×•×•×•

.

Ini sudah hampir seminggu sejak kejadian di mana Sasuke sekarat di tangan Sabaku Gaara, dan kemarin Sasuke baru saja keluar dari rumah sakit. Selama itu, Sakura sama sekali tidak menjenguk Sasuke. Sakura hanya perlu mendengar kalau keadaan Sasuke baik–baik saja, dan selebihnya Sakura akan melihat foto Sasuke yang sedang terbaring di rumah sakit yang sedang tertidur: Naruto yang mengambil fotonya.

"Ini ambil!" Naruto menyerahkan selembar foto itu pada gadis di depannya, lalu ia merampas toples berisi keripik kentang dari tangan gadis itu.

Sakura mengabaikan Naruto yang sedang sibuk memakan keripik kentang di sampingnya. Iris klorofilnya menatap selembar foto itu sendu, ya di sana seorang pria tengah tertidur dengan pakaian rumah sakit. Ya, priamu, Uchiha Sasuke ... Nona Haruno.

Sakura mengusap perutnya lembut dan menatap foto itu kosong. Ingin rasanya ia lari menghampiri suaminya dan memeluknya erat, namun kenyataan pahit: Sasuke tak menginginkan bayi mereka membuat Sakura bertahan hingga saat ini.

Naruto terus mengunyah keripik kentangnya seraya mencuri pandang pada Nona mudanya. Menghela napas sesaat, pria itu menelan keripik kentang yang tersisa di dalam mulutnya dan menatap Sakura lelah.

"Sampai kapan kau akan menggantung Suamimu, Nona? Kau tahu betapa mengerikannya hidup presdir tanpamu? Aku yang selalu menjadi korbannya, haruskah aku menangis sekarang?"

Sakura menoleh dan memasukkan foto terakhir Sasuke di Rumah Sakit itu ke dalam saku piyamanya. "Aku masih butuh waktu," jawab Sakura seraya tersenyum lirih.

Presdir, tolol, sialan! Maki Naruto dalam hati, oh andai saja pria Uchiha itu membuang sedikit egonya dan menjelaskan kesalah pahaman ini pada Istri yang sedang mengandung benihnya itu: mungkin semuanya tak akan serumit ini.

Naruto merebahkan punggungnya pada sandaran sofa dan menatap langit-langit ruang tamu kediaman Haruno dengan tatapan kosong. Waktu telah menunjukkan pukul delapan malam, jangan tanyakan apa yang sedang supir mahal itu lakukan di rumah Nona mudanya. Sudah pasti untuk membujuk Sakura berbicara pada Sasuke, ya walau selalu berakhir sia-sia.

"Sebenarnya ... apa yang membuat Hinata tetap berada di samping Sasuke? Bukankah sudah berkali-kali Sasuke menolaknya? Apa Sasuke berbohong padaku? Seharusnya aku sudah tahu, si brengsek bosmu itu memang bermain api di belakangku dengan wanita itu." Ujar Sakura sarkastik.

"TIDAK! Oh Tuhan! Dengar Sakura," Naruto menggenggam kedua tangan Sakura hangat. "Ada sesuatu yang tak kau ketahui tentang wanita itu,"

Sakura menatap Naruto bingung. "Apa maksudmu?"

Naruto mengacak rambutnya frustasi, "sial!" umpatnya ketika ia menyadari seharusnya ia tak mengatakan itu. "Aku harus kembali sekarang Sakura, maaf."

Naruto segera bangkit dari sofa hendak melangkah pergi, namun dengan sigap Sakura menangkap tangan Naruto.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi sebelum kau menjelaskan apa yang kau ketahui dari yang tidak aku ketahui." Naruto bergeming dengan posisi berdiri membelakangi Sakura, "tatap aku Uzumaki Naruto! Jelaskan semuanya!" sentak Sakura membuat Naruto kembali duduk di sofa dan menatapnya gusar.

YOU are mine !!! Cherry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang