"Ayo, itu jalannya yang cepat dong."Nakila dengan terburu-buru menarik koper miliknya yang sekarang baru benar-benar terasa menyusahkan baginya. Pasalnya, akibat satu roda nya yang hilang membuat benda itu jadi sulit untuk berjalan dengan mulus, butuh tenaga lebih untuk menariknya.
Perempuan itu menatap teras gedung, dimana disana ada sebuah troly bag besar yang sudah berisi beberapa koper yang baru saja dikumpulkan oleh teman-temannya yang lain agar koper-koper milik mereka bisa dibawa menggunakan troly tersebut ke masing-masing kamar asrama.
"Ayo, cepat!" suara staff yang berdiri di dekat troly itu kembali terdengar.
Wajah Nakila sedikit meringis saat tangannya berusaha menarik koper yang jalannya begitu pelan itu, sampai tiba-tiba ada sebuah tangan lain yang mengangkat benda itu dengan enteng, membawanya melewati dirinya begitu saja, sebelum kemudian meletakkan koper tersebut di atas troly, bersama koper-koper yang lain.
Di tempatnya, Nakila terpaku.
Laki-laki itu— yang tadi menabraknya, si hoodie hitam?
"Semuanya berkumpul di audit sekarang!"
Suara teriakan dari staff tersebut kembali menyadarkan Nakila sebelum kemudian perempuan itu berlari kecil mengikuti yang lainnya untuk menuju auditorium.
♪ ♪ ♪
Harmony Music Academy, kampus akademi yang terletak di kawasan elite Jakarta. Menjadi salah satu akademi musik yang menghasilkan bakat-bakat berkualitas di industri musik tanah air.
Nakila berjalan bersama teman-temannya yang lain, menyosori koridor menuju auditorium. Di sepanjang koridor terdapat pilar-pilar besar yang menjulang, di sisi kirinya ada sebuah tempat belajar terbuka yang disulap menjadi taman dengan air mancur besar di tengahnya, sekelilingnya terdapat tempat duduk dan meja yang terbuat dari bebatuan, tempat yang sepertinya digunakan untuk metode pembelajaran outdoor, taman hijau terbuka itu berada di antara dua buah gedung tiga lantai yang di bangun saling berhadapan, nampaknya— dua gedung itu digunakan sebagai gedung untuk ruang-ruang kelas.
Semuanya berjalan menyusuri jalan setapak menuju auditorium, saat pintu besar yang terbuat dari kayu jati kokoh tersebut terbuka. Nakila melongokkan kepala, seperkian detik gadis itu tak bisa menyembunyikan ekspresi takjubnya. Selain memiliki langit-langit yang tinggi, auditorium itu sangat luas dengan jendela-jendela besar pada sisi atas kanan dan kiri ruangan itu. Cahaya matahari menelusup masuk menerangi tribun yang dirancang membentuk setengah lingkaran.
Dugh, Dugh.
Suara ketukan yang berasal dari microphone di atas panggung itu terdengar. Semua mata tertuju pada seorang wanita yang rambut ikalnya di cepol ala kadar, kesan edgy yang kuar sangat terlihat dari cara wanita itu berpakaian.
"Semuanya, silahkan masing-masing mengambil tempat di atas tribun, karena akan ada informasi yang ingin disampaikan."
Para mahasiswa baru itu seketika berhamburan menuju tribun, mengambil tempat duduk di salah satu kursi dari sekian banyak nya kursi yang ada disana.
Tanpa terkecuali juga Nakila—yang memilih untuk duduk di kursi barisan paling depan.
"Selamat Siang," suara dari microphone kembali terdengar, masih di gunakan oleh orang yang sama.
"Siang," jawab seisi auditorium itu serentak.
"Saya ucapkan selamat datang di Harmony Music Academy. Perkenalkan, nama saya Jane, saya lebih akrab disapa Miss Jane." ucapnya, "Saya adalah orang yang ditunjuk dan di beri kepercayaan sebagai penanggung jawab angkatan dua belas HMA, yaitu angkatan kalian saat ini. Sebagai penanggung jawab, saya akan mengingatkan beberapa point penting yang harus selalu kalian ingat selama nama kalian tercatat menjadi mahasiswa di akademi ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmonies
FanfictionLatar belakang yang berbeda, karakter yang berbeda, tidak pernah sedikitpun terbayangkan jika mereka akan dipertemukan dengan cara kerja yang menurut sebagian orang indah namun tidak bagi mereka yang mengalami. Kehidupan yang tadi nya damai seketika...