PER-TAMA

9 0 0
                                    

Happy Reading

01

•••

Duduk seorang diri di sebuah kursi perpustakaan menghadap ke arah jendela, seorang gadis dengan serius membaca sebuah buku yang memiliki cover berwarna biru sambil sesekali menebarkan kaca matanya.

Namanya Elin, gadis bertubuh mungil dan memiliki rambut sedikit pirang. Tap! Dia menutup bukunya lalu menghembuskan nafasnya pelan.

"Elin, semua sudah berkumpul di aula. Kapan kamu selesai? Kamu mau di hukum Elin?"

Gadis itu menoleh kearah sumber suara. Dia terdiam sejenak lalu tanpa bicara sepatah katapun pergi dari sana. Wanita yang merupakan guru pengurus perpustakaan hanya menggeleng, sudah tak asing dengan kelakuan Elin.

Elin melewatkan sesuatu, ya benar, semua murid sudah berada di aula. Entah apa yang akan di bahas guru kali ini. Samar-samar terdengar karena dia tertinggal di belakang, Elin berusaha mencerna informasi yang gurunya sampaikan. "...Baik semoga liburan kalian menyenangkan." Hal terakhir yang Elin denger adalah itu.

Baik Elin mengerti, tidak usah di perjelas.

Setelah itu murid-murid yang mengisi hampir seluruh aula berhamburan keluar dengan rasa gembira namun berbeda dengan Elin yang tampak tidak tampak senang.

Di Koridor Elin berjalan seorang diri dengan langkah pelan dan pikiran yang entah kemana. Lalu sekelompok orang terlihat berjalan dari arah berlawanan, sekumpulan remaja itu asik berbincang sampai satu di antaranya berucap. "Gadis pendiam selalu cantik." Elin sama sekali tak menyadari ucapan itu walaupun dengan secara terang-terangan si laki-laki menatapnya.

Tanpa ragu dia melintas dan terus menatap kearah depan.

Elin terlah sampai di kelasnya, mengambil segera tasnya dan segera keluar. Apa lagi jika bukan kembali ke tempat di mana rak buku terlihat indah, iya itu perpustakaan. Dengan kesadaran penuh Elin melangkahkan kakinya ke tempat itu lagi, walaupun sekolah sudah di nyatakan free karena waktunya jam ekskul. Gadis ini bahkan tidak memiliki kesibukan selain membaca buku.

"Belajar bersosialisasi Elin, agar kamu terbiasa." Ucap guru pengurus perpustakaan pada Elin.

"Bersosialisasi itu melelahkan bu." Tanpa menatap sang guru Elin lagi-lagi melenggang pergi begitu saja.

Dengan segera dia menyimpan tasnya dan membuka buku itu, kini dia tak lagi duduk di kursi melainkan memilih berdiri di tepi jendela. Namun ketika tengah asik membaca suara teriakan dari arah luar terdengar.

"AYO AYO AYO!"

"Ganggu..."

Elin kembali fokus pada bukunya lagi. Namun suara yang berasal dari tepi lapangan basket tepat berada di dekat perpustakaan membuat Elin mengalihkan atensinya pada tim basket yang tengah bermain.

"SE-MA-NGAT!"

"SE-MA-NGAT!"

"SEMANGAT!!"

Ah jangan hiraukan para gadis yang cari perhatian itu, Elin malah kesal karena mereka mengganggu waktunya.

Huft... Elin menghela nafasnya gusar. Lebih baik dia sudahi saja acara membacanya dari pada moodnya semakin ancur berkat gadis-gadis kurang kerjaan itu.

"Ibu Elin pinjam buku ini, nanti Elin balikin setelah libur semester minggu mendatang." Ucap Elin sambil menulis sesuatu di buku pinjaman perpustakaan sekolah.

"Oke, tapi jangan lupa ya." Bukannya menjawab Elin malah langsung pergi. Menggeleng dengan rasa senang karena setiap hari bertemu Elin, guru itu sama sekali tak berkeberatan jika Elin melakukan itu padanya walau berulang-ulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE FIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang