Bab 3

160 30 0
                                    

Sinar hangat Matahari pagi mengintip dari celah gorden. Clarista berjalan menuju jendela apartemen dan membukanya, seketika udara sejuk menyapa wajahnya. Cuaca pagi ini benar-benar membuat mood Clarista sangat baik.

Kaki jenjangnya berjalan menuju tempat favorit ketiga selain tempat tidur dan ruang kerja, sekaligus tempat bereksperimen tentang makanan tertentunya. Pagi ini perut sudah lapar minta diisi sehingga Clarista memutuskan untuk membuat makanan simple sebagai menu breakfast-nya yaitu omelet dan segelas susu.

Hari ini ia berencana untuk bertemu langsung dengan salah satu kliennya, yang kemarin kabarnya memilih untuk pulang karena tidak mau jika tidak bertemu langsung dengan Clarista It's ok! Customer adalah Raja atau pun Ratu. Lagi pula, seharian ini Clarista akan menyibukan diri untuk mengecek pekerjaan gaun-gaun pesanan semua kliennya yang hampuir mendekati hari H pengambilan.

"Pagi, Mbak Cla?" sapa salah satu di pegawai butiknya.

Clarista menganggukkan kepala dan menebar senyum terbaik miliknya, kepada semua pekerjanya yang ada dibutik. Lalu berjalan menghampiri Asisten pribadi kepercayaannya.

"Kinan, kemarin katanya ada klien yang bikin janji sama gue ya?" tanya Cla pada asisten pribadi yang bernama Kinanti.

"Eh, mbak Cla. Iya, Mbak. Dia kemarin kesini terus sempet ngobrol sebentar, tapi dia nggak mau ngomongin detail gaunnya kalo nggak sama Mbak Cla," jelas Kinanti, menyodorkan buku agenda milik Clarista.

"Oh gitu, jadi jam berapa dia mau kesini?" tanya Clarista sambil membolak balik buku agenda yang baru saja diberikan Kinan padanya.

"Jam sepuluh deh, Mbak. Dia itu model Internasional loh, Mbak. Aku juga kaget pas dia kemarin kesini. Berasa kayak pernah liat mukanya di majalah atau di TV. Eh, nggak taunya beneran. Ternyata dia itu model yang suka di majalah fashion itu, Mbak. Tapi lupa deh siapa namanya," jelas Kinanti panjang lebar.

"Ohhh... Ya, udah deh. Terserah siapa dia. Eh, iya. Gimana progress gaun milik Danisha? Udah disiapin belum? Soalnya nanti siang dia mau fitting," kata Clarista mengingatkan Kinanti.

"Kayaknya udah deh, Mbak. Nanda yang siapin gaun itu," ucap Kinanti.

"Oh... Oke deh. Ya, udah gue ke atas dulu. Mau cek bahan sama pesanan semua klien. Nanti kalo model itu datang, lo kasih tau aja," ucap Clarista sembari melenggang menuju lantai atas.

Danisha memang punya selera fashion sedikit diatas normal. Kalau biasanya orang mau menikah menginginkan gaun yang terlihat elegan dan glamor, tapi Danisha malah minta dibuatkan gaun yang full flower. Dan Clarista merasa takut sahabatnya itu tidak suka dengan gaun yang ia buatkan.

Padahal Clarista termasuk fashion desainer yang hobi membuat gaun dengan motif flower, tapi ia tetap tidak percaya diri ketika harus membuatkan gaun untuk sahabat sendiri.

Beberapa gaun sudah dipersiapkan, Clarista banyak turun tangan langsung dalam membantu memeriksa dan packing.

Mbak Cla, tamunya udah datang. Sekarang ada di ruang kerjanya, Mbak," ucap Kinan dan Cla hanya mengancungkan jempol ke arah sang asisten.

"Hai, maaf menunggu, "sapa Clarista ramah pada wanita berambut blonde, tinggi semampai, bertubuh proporsional dan juga cantik sedang duduk di sofa yang ada diruang kerja Cla.

"It's okay, Dear," jawabnya santai.

"Kenalkan, aku Clarista Salsabilla Biantoro. Biasa dipanggil Cla," sang desainer memperkenalkan diri.

"Hai, aku Vistania Joseph. Panggil aja Tania," jawabnya ramah.

"Kita ngobrol santai aja, ya? Jadi apa yang bisa aku bantu buat kamu?" tanya Clarista pada Tania.

Mencintai Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang