BAB I

19 4 2
                                    

Di cerita ini aku nggak ngasih foto karakter nya kayak gimana ya guys, soalnya aku pengennya kalian tentuin sendiri visual karakter nya tuh yg cocok kayak visualnya siapa.

Happy reading..
______

Helen Aphrodite Leander, seorang gadis cantik bak dewi Aphrodite sang dewi cinta dan kecantikan yang selalu dipuja banyak orang karena kecantikannya. Pagi ini dia terbangun dari tidur nyenyak nya karena terganggu oleh suara tangisan anak kecil yang sangat kencang hingga suaranya masuk ke dalam kamar miliknya.

Helen sangat sebal karena pagi harinya di hari minggu ini terganggu. Dia pun keluar dari rumahnya yang minimalis lalu keluar ke depan gerbang rumahnya.

Seorang batita laki-laki tengah menangis sesenggukan dengan tangan diikat dengan tali,dan duduk di depan gerbang rumah milik Helen. Melihatnya saja membuat Helen ingin merasa kasihan.

"Adek.. Kenapa kamu bisa disini? Orang tua kamu mana?" Tanya Helen sambil melepas ikatan tali di tangan batita itu. Orang tua macam apa yang tega sekali mengikat tangan anaknya seperti ini, astaga..

"Huaaa... Mama... Mama ngan ialin atu.." (Mama jangan tinggalin aku) Ucap batita itu memeluk Helen erat setelah ikatan itu dilepas. Helen juga langsung memeluk batita itu dan menggendong nya.

"Mama kamu ninggalin kamu? Trus sekarang Mama kamu kemana dek?" Tanya Helen.

"Mama.. Ngan ialin atu.. Huhuuu.." Ucap batita itu.

"Cup cup, sudah ya sayang, jangan nangis lagi. Habis ini kita cari Mama kamu sama-sama ya" Ucap Helen lembut. Tapi dijawab gelengan kepala oleh batita itu.

"Ngan ialin atu Mama.. Huaaaa..." Tangis batita itu semakin pecah.

"Ck, tangisan anak kamu mengganggu saya tidur tau, pusing kepala saya mendengarnya" Ucap seorang pria yang tiba-tiba muncul di gerbang samping rumah Helen.

"Loh bapak siapa ya? Setau saya rumah disamping itu rumah kosong" Ucap Helen.

"Saya baru pindah kemarin. Itu anaknya cepat di tenangin, saya mau istirahat" Ucap Pria itu.

"Ini bukan anak saya loh pak, saya juga nyari Mama nya" Ucap Helen.

"Tapi saya tadi dengar dia manggil kamu Mama" Ucap Pria itu.

"Pa.. Paa.. Ngan elgi.. Huhuuu... Hiks.. Huu.. huuu.. " (Jangan pergi) Ucap Batita yang berada di gendongan Helen. Kedua tangannya seperti ingin menggapai Pria itu.

"Nah loh, dia manggil Bapak Papa loh. Jangan-jangan dia anaknya bapak yang bapak telantarin" Ucap Helen.

"Kamu jangan nuduh saya ya, saya tidak pernah melakukan hal tidak baik seperti itu" Ucap Pria itu sambil melangkah selangkah kebelakang untuk memberi jarak antara dia dan Helen.

"Papa.. Ngan elgi.." Ucap batita itu sambil menangis sesenggukan. Badannya juga meronta ronta ingin di gendong oleh Pria itu.

"Pak, dia minta di gendong bapak ini, turutin kemauan anak kecil bentaran napa pak, elah. Saya juga pusing ini dari tadi dia nggak mau berhenti nangis, bukan bapak doang. Saya juga bingung kenapa dia manggil saya Mama, padahal kenal saya aja nggak. Saya nemuin dia di depan sini,saya juga nggak tau siapa yang ninggalin dia" Ucap Helen sebal. Pagi nya ini sungguh berantakan, pertama bertemu anak kecil hilang, kedua bertemu pria aneh yang irit bicara juga menyebalkan.

Pria itu terdiam sejenak sambil melihat batita yang tengah meronta-ronta itu. Beberapa detik-detik kemudian, dia menghela napas panjang lalu mendekati Helen dan mengambil alih gendongannya.

Batita itu memeluk erat leher Pria tersebut dan lama kelamaan tangisnya mulai mereda. "Papa.. Ngan elgi agi ya.." (Papa jangan pergi lagi ya) Gumam batita itu tapi ucapannya tak dibalas oleh orang yang menggendongnya.

SECRET AGENT FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang