BAB II

8 3 2
                                    

Helen mengantri di kasir untuk membayar peralatan yang dibutuhkan untuk batita umur dua tahun itu, dari popok, peralatan mandi, pakaian, dan susu. Sedangkan Eros tengah digendong oleh Ares entah kemana.

"Dit" Panggil ares, namun Helen tak kunjung menoleh.

"Aphrodite" Panggil Ares.

Helen menoleh dan terkejut dengan banyaknya mainan yang Ares bawa dengan troli dan Eros yang tengah mengemudi mobil-mobilan pajero sport berwarna merah nya.

"K.. Kamu mau bayar semua itu kak?" Tanya Helen.

"Ya, biar dia bisa bersenang-senang dan tidak bosan" Ucap Ares.

"Tapi kan kita ngurus dia cuma sebentar, buang-buang uang tau kak" Ucap Helen.

"Memang apa salahnya? Nanti jika tidak dipakai lagi bisa disumbangkan ke panti asuhan" Ucap Ares.

"Serah kak Ares deh, serah" Ucap Helen sambil memutar matanya.

"Nih, pakai uang saya" Ucap Ares.

"Nggak usah kak, kan aku yang ngajak kak Ares kesini, jadi ya tanggung jawabku  dong buat bayar semua ini" Ucap Helen.

"Tidak apa-apa, pakai ini saja" Ucap Ares. Dia menyerahkan black card nya itu ke kasir.

"Semua ini nanti tolong dikirim ke alamat ini" Ucap Ares.

"Iya pak" Ucap si kasir.

"Loh loh kak, ini kak Ares beneran mau beli itu?" Ucap Helen sambil menunjuk ke arah mobil-mobilan yang di naiki Eros.

"Ya" Ucap Ares singkat lalu menggendong Eros pergi.

"lah gua ditinggal" Gumam Helen.

🍼🔫🍼

"Baik, kami akan memulai pencarian untuk menemukan orangtua anak ini ya pak bu. Untuk sementara waktu, anak itu bisa dititipkan di panti asuhan, anda bisa mencari panti asuhannya dengan dibantu satu orang dari pihak kepolisian. Tapi saya ingin memastikan ini sekali lagi, apa benar anak itu bukan anak kalian berdua? Karena mau dilihat dari bagian manapun, anak ini mirip dengan bapak, sedangkan bagian telinga, rambut dan kulitnya lebih mirip dengan ibu" Ucap seorang polisi sambil menatap Ares dan Helen bergantian.

"Jika beneran anak saya ya nggak mungkin dong pak saya kesini buat pisahin anak saya dan ngasih kasus yang nggak bener ke polisi" Ucap Helen.

Polisi itu mengangguk. "Baik bu, untuk masalah ini akan segera kami tangani kasusnya. Jika bapak dan ibu merasa anak itu bukan anak kalian, kalian bisa menitipkannya ke panti asuhan sampai orangtua aslinya ditemukan" Ucapnya yang diangguki oleh Helen dan Eros.

Di perjalanan, batita itu terus mengoceh dengan mulutnya yang masih cadel, dia kini sudah mengerti jika namanya adalah Eros, dan dapat terbiasa dengan panggilan itu secara cepat. Dia juga menggelayuti tubuh Ares yang tengah menyetir, sedangkan Ares tampak tidak terganggu akan hal itu.

"Papa, eos ngin isa wum wum wum"(papa, Eros ingin bisa brum brum brum) ucap Eros sambil memegang kemudi mobil.

"Iya, nanti kapan-kapan Papa ajarin ya. Eros ingin belajar mobil yang bagaimana? Yang biasa, cepat, zig zag, atau yang anti mainstream?" Ucap Ares yang tanpa sadar telah memanggil dirinya sendiri Papa. Helen yang mendengar itu langsung menatap Ares tajam. (bombastic side eye)

"Au emua" (Mau semua) Ucap Eros. Membuat Helen menatap mereka semakin tajam. Setajam, silet.

"Tapi Eros harus bisa bicara yang benar dulu. Coba bilang, ma-u se-mu-a" Ucap Ares sambil mengeja ucapan Eros tadi.

SECRET AGENT FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang