1. The Night

28 5 0
                                    

Selamat datang di cerita saya..

Sebelum membaca cerita saya ada baiknya kalian untuk menekan bintang dan juga komen!

Ikuti akun saya juga untuk mendapatkan notifikasi update dan informasi menarik lainnya!!💋

Para Readers bisa panggil saya Pluto maupun Barbara, senyaman kalian saja!

Segala jenis kritik, saran dan dukungan saya terima💖 Namun untuk ujaran kebencian yang bersifat personal, plagiarisme, copy paste, dan segala bentuk yang merugikan karya saya, SANGAT SAYA TIDAK TERIMA, Kalau sudah ada niat jahat yang ada di dalam diri kamu! Tolong tinggalkan cerita saya sekarang! Saya lebih suka cerita saya sepi tapi yang baca baik-baik semua dari pada rame tapi isinya ujaran kebencian ataupun izin untuk mengcopy

Bahkan, satu bait kata jika memiliki penulis, orang itu punya hak buat nuntut jika terjadi plagiat!

Terkesan kepedean karena cerita ini tidak rame, tapi ketahuilah saya cuman memberitahu hakikat seorang pembaca yang baik/benar bagaimana seharusnya

Sebuah cerita tidak tercipta hanya karena penulis nya sedang berimajinasi. Tidak sesimpel itu. Tenaga, waktu, pikiran, pengoreksian, revisi, ilmu, refrensi, kejadian nyata, kami para penulis melakukan riset terus menerus untuk membuat karya! Jadi jangan remehkan ribuan kata yang mereka buat.

Terimakasih 💝

__

Alternatif title: woman with shoulder length hair

Brasóv, Romania.

*Ruby Ruth Pov

Sesaat setelah matahari mulai tenggelam, kepalaku terangkat untuk melihat sunset yang pancaran radiasinya menyoroti ku dari jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesaat setelah matahari mulai tenggelam, kepalaku terangkat untuk melihat sunset yang pancaran radiasinya menyoroti ku dari jauh. Tiada kegiatan yang lebih menyenangkan selain melihat sang Surya terbenam di ufuk barat.

Di saat itu lah aku akan menutup kedai Omelette sederhana ku yang dibangun di daerah dataran tinggi.

Setelah matahari benar-benar tenggelam aku langsung saja berdiri dari tempat duduk pelanggan dan membersihkan kedai. Seperti biasa, aku mulai dari mengambil piring-piring di atas meja yang sudah digunakan pengunjung terakhir, lalu ku cuci semua peralatan dapur yang telah ku gunakan bertempur.

Berantakan? tentu saja! apalagi hari ini adalah Weekend, dimana aku kedatangan banyak wisatawan yang ingin melihat pemandangan di atas bukit. Hal itu membuatku terus memasak di dapur tanpa henti. Untungnya walaupun pelanggan membludak mereka tetap tertib dalam mengantri.

The End We Never StartedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang