Ch 13.Naga

719 126 17
                                    


Tes..tes.. Okey aku putusin buat lanjut aja dulu sampai hari ◾◾◾ itu lah, lalu buat penulisnanya mohon di maklumi ya.^o^

.
.
.

Ke dua mata biru kristal Calistio
mencerah dengan wajah berseri.
Manusia mana yang tidak senang
saat melihat koin emas begitu banyak menempuk seperti gunung .

Calistio melangkahkan kakinya kedalaman, seluruh batu magis di
dinding menyala membuat koin
emas, pedang, artefak dan banyak
sekali harta lain yang menumpuk
terlihat semakin jelas.

Apa ini dungeon tersembunyi?
Beruntung sekali dia.Tapi Calistio
tidak pernah tahu ada tempat seperti ini di masa lalunya.

Di masa lalu dia telah menjelajah banyak dungeon dan reruntuhan tersembunyi, tapi dia belum pernah mendengar ada terdapat dungeon tersembunyi di wilayah akademi.
Jadi kemungkinan besar dikehidupan nya yang lalu, tempat ini belum pernah di temukan.

"Tapi kenapa ini ada hubungannya dengan artefak itu, tidak mungkin
'mereka' hanya mencari harta kan."
Gumam Calistio setelah mengigat
kalung itu adalah kunci untuk membukanya.

Calistio melihat sekelilingnya,
pandangan Calistio jatuh pada
pedang yang menancap di tanah
membelah lautan harta. Dia berjalan
mendekatinya.

"Ashh.."

Calistio menarik jari telunjuknya yang terluka begitu menyentuh pedang itu. Dia tidak mengira pedang itu masih sangat tajam, pada hal terlihat sangat tua.

Pedang itu tiba-tiba bercahaya kemudian meredum lagi. Calistio melihat itu menunggu.
'Tidak terjadi apa-apa? Kenapa
pedang itu bercahaya kalau begitu."
Ucapnya dalam hati bingung. Dia pikir akan terjadi sesuatu.

Sepuluh menit berlalu, Calistio memilih meninggalkan pedang itu dan berkeliling mencari benda 'itu'
di tumpukan harta dan artefak.

Tapi, tiba-tiba ruangan itu di penuhi
aura yang mencengkam, yang dapat mengintimidasi seseorang. Calistio secara naluri merasakan ada intensitas lebih tinggi dan menakutkan telah terbangun.

[Kau akhirnya datang manusia keturunan Marcendes bajingan.]

Deg! Deg!

Jantungnya berdegum kencang
seolah kehilangan kendali begitu
dia mendengar suara yang mengema
di seluruh ruagan. Bersama dengan tekanan yang tak main-main.

Batu mana di dalam ruangan mulai bergetar hanya karena suaranya.
Rasa dingin mulai menjalani tulang punggung Calistio. Dia menatap sekelilingnya, mencari asal suara.

Calistio memang belum pernah bertemu dengan intensitas
kuat seperti ini, entah itu di
kehidupan sebelumnya atau pun sekarang.Tapi dia tahu hanya satu
makhluk yang bisa mengabarkan ini. Dan itu adalah....

"Naga."

Calistio merasakan tekanan yang amat berat saat mengatakan itu.

[Hoh, kamu langsung menyadari
nya manusia kecil.]

Sebenarnya Calistio ingin juga menyankalnya. Naga adalah salah
satu makhluk dengan intensitas
tinggi. Dan dia belum pernah mendengar bahwa masih ada
naga yang tinggal di bumi. Kerena
dari sejarah yang ia tahu ada perjanjian antara para naga dan manusia.

Mereka telah meninggalkan bumi berabad-abad yang lalu, dan hanya
menyisahkan reruntuhan tempat
tinggal mereka. Jadi kenapa ada
naga yang terkurung di sini?.

Calistio mencoba untuk setenang
mungkin, dia teringat pada ucapan naga itu.
"Saya tidak tahu kenapa makhluk
seperti anda ada bisa terkurung disini, tapi kenapa anda bisa tahu
nama kakek leluhur saya?"
Calistio menyadari nama yang di sebutkan naga itu adalah nama kakek leluhur Calistio, yang berasal dari sang ibunya permaisuri pertama Hellen Van Marcendes.

The Return of The MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang