Prolog

252 25 1
                                    

Di balik gemerlap kemewahan mansion Dragnell, Flora Van Hunter merenungi nasibnya yang tak terduga. Gadis dari kalangan menengah ini, yang dulu hidup tenang bersama keluarganya, kini menjadi istri Devon Don Dragnell, pria terkaya sekaligus paling ditakuti di kota itu. Devon, dengan reputasi yang lebih menakutkan dari iblis, benci pada kelemahan dan ketakutan yang dilihatnya pada Flora. Baginya, Flora adalah sebuah kesalahan yang perlu diperbaiki.

Malam itu, di dalam kamar mereka yang luas dan dingin, Flora duduk meringkuk di sudut tempat tidur. Langit di luar berwarna kelabu, hujan rintik-rintik menghantam jendela besar yang menghadap ke taman belakang mansion. Suara gemuruh guntur terdengar dari kejauhan, seolah menambah beban ketakutan yang sudah menghimpit Flora. Ketika langkah kaki Devon mendekat, Flora merasakan ketakutan yang begitu dalam, menghujam jantungnya. Devon menghentikan langkahnya tepat di depan Flora, matanya tajam menatap tanpa ampun. Pria itu adalah personifikasi dari kekuatan dan kedinginan, aura kekuasaannya membuat siapa pun gentar.

"Ikuti perintahku atau keluargamu akan kumakamkan di halaman mansion!" ancam Devon dengan nada dingin yang membuat Flora semakin gemetar.

"A-apa yang kau inginkan dariku?" tanya Flora dengan suara bergetar, tubuhnya hampir tak mampu menahan rasa takut yang melingkupinya.

Devon mendekat, meraih lengan Flora dengan kuat dan menariknya ke dalam pelukan yang memaksa. Aroma kolonya yang mahal menusuk hidung Flora, campuran dari kekuatan dan ancaman yang membuatnya merasa semakin lemah. Dengan kasar, ia memegang dagu Flora, memaksa wanita itu menatap matanya.

"Jadilah wanita penggoda, berambisi, dan penuh obsesi padaku. Goda diriku, ambil kendali atas diriku, dan kuasai apa yang kumiliki di depan semua orang. Jika kau bisa melakukannya, aku akan melindungi keluargamu. Jika kau tidak bisa melakukannya, jangan harap kau dapat mengunjungi makam mereka," kata Devon dengan dingin, suaranya penuh ancaman.

Flora menatap pria yang kini menjadi suaminya dengan pandangan tak mengerti. Bagi banyak wanita, mungkin apa yang diperintahkan Devon adalah sebuah kesempatan emas yang tak perlu dipaksa. Namun, mengapa harus dirinya? Flora tidak mengerti mengapa nasib kejam ini menimpanya, mengapa ia harus menjadi alat dalam permainan kekuasaan Devon.

Flora teringat kembali masa-masa indah sebelum pernikahan ini, saat ia masih tinggal di rumah sederhana bersama kedua orang tua dan adik-adiknya. Kehidupan mereka memang tidak mewah, tetapi penuh cinta dan kebahagiaan. Ayahnya seorang pedagang kain yang jujur, sementara ibunya mengurus rumah tangga dengan penuh kasih sayang. Flora sering membantu ibunya memasak dan merawat adik-adiknya, sebuah kehidupan yang damai dan sederhana.

Namun, semua berubah ketika Devon datang ke dalam hidupnya. Pria itu melihat Flora di pasar, saat ia sedang membantu ayahnya menjual kain. Wajah cantik dan kepribadian Flora yang lembut menarik perhatian Devon. Tanpa banyak basa-basi, Devon melamar Flora di hadapan ayahnya, sebuah lamaran yang sulit ditolak oleh keluarga sederhana seperti mereka. Dengan tawaran kekayaan dan kemakmuran yang bisa diberikan Devon, ayah Flora pun setuju, meski dengan hati berat.

Pernikahan itu berlangsung dengan megah, sebuah pesta besar yang dihadiri oleh orang-orang penting di kota. Flora, yang saat itu masih terkejut dengan kecepatan peristiwa, hanya bisa menurut. Sejak saat itu, hidupnya berubah drastis. Ia tidak lagi bisa menikmati kebebasan dan kebahagiaan sederhana yang dulu ia miliki. Di mansion Devon, Flora hidup dalam ketakutan dan tekanan.

Kehidupan di mansion Dragnell penuh dengan aturan ketat dan pengawasan. Setiap langkah Flora selalu diawasi oleh pelayan dan penjaga. Devon, yang tampaknya selalu sibuk dengan urusan bisnisnya, hanya pulang ke mansion pada malam hari. Ketika ia pulang, suasana menjadi semakin tegang. Devon selalu menemukan kesalahan dalam setiap tindakan Flora, dan tak segan-segan mengancamnya.

Tease The HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang