6

199 55 9
                                    

Mata merah sambil tangan tersodorkan pada sebuah rumah. Di belakang sana ada rombongan Lisa bersama anak-anak mereka.

Rose menoleh ke belakang melihat teman-temannya.

" Masuklah. Disini sudah di sediakan setiap kamar. Kalian tidak perlu khawatir, ada Taeyong dan Naeun yang akan menjaga anak-anak disini." Jelas Rose membuat mereka jalan masuk bersama anaknya.

Jisoo melihat anaknya yang duduk sambil memegang robot Bumblebee.

" Jihoon, Papa sama Mama janji nanti jemput Jihoon lagi disini." Kata Lisa. Terjongkok menatap anaknya yang sedih di tinggal. Bibirnya sudah manyun nahan tangis.

Jisoo melirik suaminya. Diapun tersenyum duduk di samping sang anak sambil dia elus-elus kepalanya.

" Nanti kalau Mama balik, kita pergi ke zoo lagi kayak dulu. Nanti kabutnya hilang. Jihoon bisa ngeliat jerapah di zoo."

" Janji?"

" Iya, janji." Angguk Jisoo.

Jihoon mengangguk. Dia mencium pipi Lisa dan Jisoo yang memberi pelukan hangat pada anaknya.

Rose menunggu di luar bersama Krystal.

" Mereka akan baik-baik ajakan?" Tanya Seulgi yang jalan keluar bersama orang tua lainnya.

Rose mengangguk.

" Aku menjamin keselamatan anak-anak." Jawab Rose.

Mereka percaya hingga Taeyong dan Naeun akan tinggal disini, menjaga para anak-anak sampai peperangan berakhir.

" Sudah semua?" Tanya Rose.

" Iya." Angguk Lisa.

Rose menghadap ke rumah itu lagi. Dia lalu terjongkok, menyentuh telapak tangan di tanah membuat kekuatan es itu keluar menjalar cepat mengelilingi sekitar rumah untuk menambah perisai pelindung yang Krystal buat.

Jisoo melihat Jihoon yang ngintip dari jendela bareng bocah-bocah lainnya. Dia melambai senyum saat anaknya ikut sumringah sambil melambaikan tangannya juga.

" Hati-hati! Aku berdoa selalu untuk kalian!" Kata Naeun saat portal sudah terbuka membuat mereka semua pergi dari sana sebari Taeyong mengangkat tangan untuk ucapan sampai jumpa lagi.

Anak-anak udah pada aman. Taeyong dan Naeun bertanggung jawab atas penjagaan mereka dan mengurus disana. Sisanya, tentu sudah tidak nyenyak malam ini karena berjaga menyiapkan diri esok hari.

" Untuk malam ini, aku harap kalian meminta perlindungan pada Tuhan. Tuhan akan mendengarkannya karena dia maha melindungi dan mengetahui." Kata Rose pada semua orang saat Sehun menghidupkan beberapa lilin dan ada salib disana untuk orang-orang yang memang ingin ibadah dan berdoa sebentar.

Krystal mulai deg deg degan. Dia menyentuh dadanya sambil membuang panjang nafasnya.

" Gak usah khawatir. Ada aku." Kata Sehun.

" Chk! Kamu aja penakut!"

" Aku begini karena takut kehilangan keluarga lagi. Aku cuman gak mau kehilangan kalian." Jawab Sehun membuat Krystal menatapnya.

" Krystal..."

" Hm?"

" Kalau aku mati karena takdir, apa kamu menangis?"

" Aku nangis. Kamu luka aja aku nangis."

Sehun mengangguk pelan.

" Aku juga." Jawabnya sambil menoleh melihat ke arah yang lain yang bergantian ibadah.

Rose melintas di depan dua orang itu. Dia datang duduk di samping Seokjin yang menulis di sebuah buku sastra-nya.

" Ini akan jadi sejarah Seoul." Kata Seokjin pada Rose yang mengangguk pelan.

The Darkness Of Love 8 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang