"lo tadi peluk pelukan sama pak jovan ngapain anjirr" tanya veo dan fredi bersama
"hah apaan anjir, pak jovan temennya bapak gw jancok" jawa daus
"bantara avidaus, dipanggil pak jovan kekantor" potong salah satu guru yang baru saja masuk kekelas
"hah, saya nggak ngapa ngapain bu kenapa dipanggil" saut daus
siguru hanya diam dan tak menghiraukan pertanyaan dari daus
daus yang mendapatkan perilaku hanya bisa mendecak kesal "lonte kontol, tinggal jawab apa susahnya sih" ucap daus dengan suara kecil
******
tok tok tok"jovan euy" teriak daus dari luar pintu yng masih tertutup
"masuk"
"kenapa manggil, padahal aku nggak ada ngapa ngapain loh" ucap daus dengan mulut yang cemberut
"kamu tadi ciuman sama temen kelas, saya dikasih tau bu fenia katanya kamu juga beberapa kali kelihatan bawa temen temen kelas kebelakang sekolah sampai sore atau nggak sampai malam, kamu ngapain aja" tanya jovan panjang lebar
"hah" daus melongo, karna sebejat bejatnya daus ia hanya berhubungan intim dengan jovan saja dan tidak pernah sekalipun ia memcob untuk melakukan hal itu ke yang lain
"jawab, bantara avidaus"
"eh bajingan, guru lonte macam fiana pun kau percaya dasar kontol, sopan kah ngefitnah calon sendiri" jawa daus dengan menunjuk jovan
"tidak sopan, perlu saya robek mulutmu biar tidak bicara kasar lagi" tanya jovan dengan tatapan yang sulit daus jelaskan
daus yang mendengar ucapan jovan hanya diam menahan, sakit, pusing, mual yang ia rasakan
"jawab saya daus, apa benar yang dikatain bu fiana" ucap jovan sekali lagi dengan menggebrak meja disana
"sebejat bejatnya aku, aku nggak pernah kepikiran kayak gitu" cicit daus dengan kepala yang menunduk, menjadikan suaranya kurang terdengar oleh jovan
"lihat saya, jangan lihat lantai bantara" ucap jovan dengan menahan rahang daus agar melihat kearahnya
"ssakit, jangan gini aku mual" daus yang diperlakukan seerti itu hanya ingin menangin sejadi jadinya
"kenapa mual, apakah bayi yang diperutmu bukan anak saya" tanya jovan dengan smirk yang membuat daus takut setengah mati
"jangan gini jovan, ini sakit sekali tolong" ucap daus yang kesakitan karna daritadi rahangnya dicengkram kuat dengan jovan
"saya tanya, kenapa mual apakah bayi itu bukan anak saya" tanya jovan sekali lagi
"jovan plis ini anak kamu, SEBEJAT BEJATNYA AKU NGGAK PERNAH BERHUBUNGAN SAMA YANG LAIN JOVAN" tangis daus pecah disana, matanya merah memanas, kepalanya pusing, perutnya mual, eghhh campur aduk semua menjadi satu
"tidak usah menangis bantara, saya tidak menyakitimu" balas jovan
"BAJINGAN LO EMANG, LO NYAKITIN HATI GW JOVV ANJING" teriak daus dengan air mata yang masih turun deras
jovan yang melihat itu menarik daus kedalam pelukannya, memeluk raga itu dengan hati hati, membelai surai hitam berbau manis, dam menciumi pipi kemerahan yang sekarang basah karna air mata
"jahat, jovan jahat, jovan jahat" ucap daus dengan terus memukul dada jovan
"jangan menangis, saya percaya kamu" balas jovan sembari menghujani pipi daus dengan ciuman
"aku kalo nahan nangis otomatis mual, tolong jangan mikir yang aneh aneh, tolong jov tolong" suara daus sangat amat kecil, untungnya masih bisa didengar jovan
"sayang, cantikku, sini duduk" jovan membawa daus kepangkuannya
"bu fiana suka sama jovan, jadi setiap ada anak yang deket sama kamu pasti bu fiana jelek jelekin" timpal daus saat sudah terduduk dipangkuan jovan
"gitu kah, saya baru tau" balas jovan sembari mengelus perut rata daus yang terisi dengan sibuah hati
"nggak usah elus elus dedek, dedek lagi sedih nggak diakuin sama bapak sendiri" ucap daus menepis tangan jovan
"sayangg, jangan gitu dong manis" balas jovan memeluk daus dari samping
"dedeknya sedih, mau kekelas aja lah" ucap daus yang sudah berdiri hampir kepintu ruangan
"jangan, disini aja" balas jovan menarik tangan daus
"aku ketinggalan banyak pelajaran jov, tolong deh y" ucap daus malas
"marah sama saya ya" tanya jovan dengan bibir yng dipout kan
"sebentar doang jovan, nanti istirahat kesini lagi" ucap daus
"kiss dulu" balas jovan dengan senyum manisnya
cup, satu kecupan mendarat dibibir tebal jovan
setelah itu daus segera keluar dari ruangan dan bergegas kekelas
"hahh huhh hufttt, maaf bu saya lama" ucap daus saat ia sudah masuk kelas
"baik nak daus segera duduk dikursinya ya" ucap sang guru yang bername tag atia
"eh, lu tadi diapain lagi sama jovan dikantor buset" tanya fredi, kenapa cuma fredi yang tanya? soalnya veo tidur
"dimarahin abis abisan, dipukul, dicaci maki, ditabok, bikin sakit ati dah asli" balas daus agak tidak sesuai kenyataan
"buset parah bener anjir, lu emang ngapain" timpal fredi
"difitnah fiana katanya gw sering iclik dibelakang sekolah, tadi pagi ciuman dikelas, gile kali" ucap daus
"sakit anjing tu orang, agak emang" jawab fredi
"dan yang paling parah, anak die dikira anak orang lain wasu emang" ucap daus tak sadar
"HAH" fredi mlongo
"HAH HOH, NGGAK NGGAK SALAH SALAH NGGAK" daus yang sadar segera mengalihkan topik
"lu tadi ngomong anak pak jovan dikira anak orang lain, emang pas jovan punya anak ya, perasaan belum kawin" balas fredi
"lo nya yang gatau, jovan tuh udah punya bini sama anak 100" ucap daus menahan tawa
"buset, parah bener wkwk" fredi tertawa saat daus berbicara seperti itu
"jovan tuh sebenernya udah punya bini, baru aja kemaren bininya hamil anak pertama"
"busettt secakep apa bininya, lu ada foto nikahannya nggak us" tanya fredi
"bininya cakep, glowing, putih, mulus, mungil" jelas daus dengan kepercayaan diri tibgkat tinggi
"duh plek ketiplek dong sama lu wkwkwk" ucap fredi
"tingkyu" balas daus
"hoammm, pulang sekolah kumpul yok" veo yang tiba tiba bangun membuat kedua temannya terkejut
"bangsat ngagetin aje, gw nggak bisa sori" balas daus
"lu akhir akhir ini kaga bisa terus us, sedih kita" ucap veo
"nemenin jovan anjing, ngurus bininye yang ngidam aneh aneh"
"ah elah, jovan jovan jovan terus" balas fredi
"kumpul dirumah gw aja ve, fred" timpal daus
hello dear
sorry lama nggak update, lupa kalo punya cerita belom tuntas ehehe tapi kali ini lumayan panjang kan??? timacii buat kalian yang udah bacaa😻😻😻😻"
KAMU SEDANG MEMBACA
My teacher is my husband [MPREG🔞]
Short StoryBantara avidaus, seorang murid yang brandal hamil karna ulah kepala sekolahnya sendiri? bagaimana nasibnya??