[Author POV]
HOEK ! HOEK ! HOEK !
"Jia Gawenchana ?!" Aeri mengetuk pintu toilet yang didalamnya ada Jia yang sedang muntah muntah. Lalu Jia keluar dari bilik toilet itu sambil menyeka bibirnya, lalu ia berjalan ke wastafel untuk membasuh bibirnya.
"Gwaenchana?" lagi lagi Aeri bertanya dan ia nampak sangat khawatir dengan sahabatnya itu.
"Gwaenchanayo. Kepalaku pusing dan perutku mual sekali. Aroma bunga saat pemotretan tadi sepertinya terlalu menyengat."
"Bukankah kau suka dengan aroma bunga ? Kenapa bisa sampai membuat mu pusing dan mual seperti ini?"
"Aku pun tidak tau. Ini sangat tidak biasa." Jia tertunduk karena kepalanya masih terasa berat.
Aeri mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
"Coba gunakan ini." Aeri menyerahkan sebuah test pack baru kepada Jia.
"Ne ? test pack? kapan kau membelinya?"
"Minggu lalu aku telat datang bulan, jadi aku beli beberapa test pack untuk melakukan pengecekan. Syukurnya semua hasilnya negative. Dan ini ada satu test pack yang belum ku gunakan, kau coba pakai saja. Untuk berjaga jaga saja, karena kau tiba tiba mual seperti ini."
"Ani, mungkin aku hanya kelelahan saja." Jia menolak pemberian test pack dari Aeri.
"Coba saja tidak ada salahnya kan?" Aeri kembali menyodorkan test pack tersebut lalu memdorong Jia perlahan memasuki bilik toilet.
"Okay okay, aku akan coba"
Jia menutup pintu bilik toilet dan membuka bungkus test pack tersebut lalu ia melakukan tes kehamilan tersebut. Jia tetap di dalam bilik toilet sembari menunggu hasil test nya. Jia sangat gugup saat ini. Dilubuk hati terdalamnya, ia juga takut kalau hasilnya positive karena lagi lagi Jia tidak ingat apapun tentang malam yang ia lalui bersama Jiyong.
"Jia bagaimana hasilnya ? Apa sudah keluar ?" Tepat saat Aeri bertanya kepada Jia, wanita itu keluar dari bilik toilet dengan tertunduk sambil menggengam hasil test kehamilannya.
Aeri mendekati Jia dan mengambil hasil tesnya. Betapa terkejutnya Aeri saat melihat hasil tes tersebut.
"Kau hamil ?! Siapa ayah dari bayi mu? Kau harus meminta pertanggung jawabannya bukan?"
"Hasil tes ini pasti salah. Aku tidak mungkin hamil." Jia terjongkong di hadapan Aeri dan ia memeluk kedua kakinya lalu ia mulai menangis.
"Jia ayo kita ke rumah sakit, ayo kita cek ke dokter agar kita bisa lebih yakin dengan hasil tes ini." Aeri membujuk Jia untuk pergi ke rumah sakit.
"Kajja." Aeri membangkitkan tubuh Jia lalu ia gandeng berjalan keluar dari toilet tersebut.
Aeri mendudukan Jia di kursi lalu ia menghampiri photographer mereka untuk meminta izin meninggalan pemotretan pagi itu dengan alasan ia mau membawa Jia ke rumah sakit. Ia tidak memberi tau siapa pun perihal kehamilan Jia. Ia hanya bilang kalau Jia sedang tidak enak badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Belong Together [NC/21+]
RomanceSong Jia baru memulai karir dibidang modeling. Suatu ketika ia diajak mengunjungi sebuah club yang baru buka di Gangnam yaitu Burning Sun. Satu malam itu merubah hidupnya untuk selamanya. Karir model yang masih ia bangun pun hancur, namun tanpa ia...