Suara pintu terbuka menarik atensi mereka, seketika satu ruangan itu terdistraksi dan langsung menoleh ke arah pintu masuk. Dari sana muncul Bella dan Yuna. Tapi nampaknya Bella sedang dalam kondisi tidak baik, raut wajahnya muram dan sepertinya ia habis menangis. Tak lama kemudian Yuna menyusul dibelakang nya dengan terengah-engah.
Baru saja Jihan ingin menanyakan apa yang terjadi, tapi Bella langsung melesat masuk ke kamar nya. Menutup pintunya dengan kencang dan mengunci nya.
"Nangis lagi, nangis lagi," celetuk Juan asal. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya lalu tanpa kata apa pun, pergi menuju lantai dua.
Galuh yang melihat itu hanya diam dan menipiskan bibir nya, ia tidak ingin berkomentar lebih banyak, begitu pula Jihan dan Lala.
Namun, "Bella kenapa, Yun?" Tanya Jihan pada akhirnya pada Yuna.
Yuna, gadis itu, tersenyum getir sembari menjawab, "Ibu kandung Bella kecelakaan."
"Innalilahi."
"Kapan kecelakaannya?"
"Ini Bella langsung pulang ke Surabaya apa gimana?"
Pertanyaan beruntut dari teman-temannya membuat kepala Yuna pening, "sabar anjir, gue baru sampai," gadis itu berjalan menuju dapur kost an, mengambil gelas bersih di rak dan mengisinya dengan air dingin. Gadis itu meneguknya perlahan, seakan-akan dirinya adalah BA dari produk air mineral itu sendiri.
"Buset, udah kayak nonton iklan air putih aja gue," celetukan Galuh memang tidak pernah gagal. Pemuda itu memandang Yuna dengan tatapan datar yang dibalas sinis oleh gadis itu. "Jadi gimana ceritanya? Bella tadi pamitan sama gue ke kampus sama lu."
Yuna mengangguk, "gue memang daritadi di kampus sama Bella. Pas dia bilang ke lu soal menfess nya si Lala – eh lu tadi berantem ya sama Kristal? Kok bisa bejil?" Yuna terdistraksi. Memang memiliki teman seperti Yuna itu kudu didampingi agar fokus nya tidak gampang buyar, seperti sekarang ini. Untung nya anak-anak Kost Pojok Kanan sudah hafal bagaimana cara menangani Yuna yang tiba-tiba suka terdistraksi ini.
"Iya gue berantem sama Kristal, terus itu gimana jadinya lu sama si Bella? Kapan dapat kabar Ibunya kecelakaan?" Galuh kembali membawa alur percakapan ini ke jalannya. Kalau tidak begini, mana mungkin bisa itu si Yuna kembali fokus terhadap topik percakapan awal.
Yuna cemberut, gadis itu berjalan menuju arah sofa ruang tengah, Galuh, Jihan, dan Lala ada disana. "Kita berdua awalnya ada di ruang prodi, sama Teh Risti. Ngomongin lu berdua, awalnya sih mau langsung protes ya ke Pak Rahmat, tapi beliau lagi rapat jadi yaudah, curcol deh gue sama Teh Risti," Yuna menjelaskannya dengan pelan.
Sekilas info, Teh Risti itu adalah staff bagian admin yang mengurus prodi yang Yuna tempati, dan Pak Rahmat, tentu saja itu Kaprodi dari jurusan Yuna. Memang sih, Pak Rahmat dikenal sebagai Kaprodi paling dekat dengan mahasiswanya. Tak jarang beliau menerima curhat, saran, dan bahkan demo kecil terhadap kampus dan kepemimpinan beliau. Bisa dibilang, kalau ada pemilu untuk memilih rektor kampus selanjutnya, kemungkinan besar Pak Rahmat lah yang menang.
Galuh manggut-manggut saja mendengarkan itu, "terus?"
"Terus gue sama Bella ya protes lah, kenapa tiba-tiba si Lala yang disuruh maju gantiin Mentari, ternyata si Tari kan yang ngusulin, cuma jujur aja, itu berita bocor duluan, gue gatau nih dari siapa ye kenapa bisa bocor. Makanya ada tuh menfes kan, nah gue bilang lah ke Teh Risti ada menfes ini, bla bla bla, pas lagi enak-enaknya kita curhat, eh si Bella di telpon sama salah satu anak Dutkam."
"Siapa?" Jihan menyela dengan santai.
Yuna mengerutkan dahinya, "siapa ya, temennya Kristal kayaknya, Humaira?" tanyanya pada Galuh. Galuh mengangguk, membenarkan bahwa ada salah satu dari anggota Dutkam yang bernama Humaira. Lantas, Yuna kembali melanjutkan ceritanya itu, "si Humaira itu telpon Bella kalau si Galuh ini datang ke sekre Dutkam dengan amarah yang menggebu-gebu, terus berantem sama Bobby katanya."
"Gue ga berantem sama Bobby," sela Galuh cepat. Galuh sebenarnya capek ya, masa seharian ini dia sudah dituduh berantem sama ini lah, berantem sama itu lah. Padahal dia hanya berdebat dan mengutarakan pendapat di negara yang katanya demokratis ini.
Yuna memutar bola matanya malas, "gue ga peduli lu berantem atau gak, tapi dari yang gue denger dari Humaira lu berantem sama Bobby." Yuna menyambung kalimatnya yang sempat dipotong oleh Galuh dengan nada kesal. "Setelah dapat telpon itu, gue sama Bella buru-buru cabut dan pergi menuju ke Gedung B, tapi apes aja sih, ditengah jalan si Bella di telpon sama Kakak tirinya."
Raut wajah Galuh, Jihan, dan Lala menegang hebat. Yuna yang melihat itu segara mengangkat tangannya, "kalem, belum klimaks," kata gadis itu. Ini sebenarnya lagi dengerin kisah orang yang kena musibah atau lagi gibah sih?
"Si Kakak tirinya itu minta Bella buat beliin bunga disalah satu toko yang ada di Kota Lama, karena Bella ogah berdebat yaudah gue sama dia cus lah, pergi ke Kota Lama. Niatnya, habis dari sana, gue sama dia nyusulin Galuh dan Lala."
"Tapi ternyata, berita itu Bella dapat di Kota Lama?" Lala bertanya seperti seakan sudah tau kejadiannya. Dan terbukti benar, pertanyaan Lala dijawab oleh anggukan Yuna. Gadis itu menjadi sendu kembali. Yuna kembali menceritakan gimana risau dan paniknya Bella saat mendengar kabar itu. Ya tentu, siapa yang ga panik mendengar kabar itu? Semuanya akan panik.
"Di pasar itu Bella kacau, gue selama temenan sama dia, belum pernah liat dia sekacau itu, kayak apa ya? Orang linglung yang udah ga tau arah hidup."
"Sekarang, Bella gimana?" Tanya Lala, gadis itu memandang kamar Bella dengan pandangan khawatir dan sedih.
Yuna menggeleng, ia juga tidak tau harus apa. Sedangkan Galuh tertunduk dalam diam. Ia pun belum pernah diposisi seperti ini, terlebih, baru Galuh sadari, ia dan Bella tidak sedekat itu. Galuh jadi merasa malu sendiri sudah bersikap superior terhadap Lala namun ia lupa bahwa teman perempuannya tidak hanya Lala, melainkan ia juga memiliki Bella. Jihan yang melihat teman-temannya kelimpungan segera mengambil alih. Atmosfer yang diciptakan sudah sangat tidak kondusif sekarang.
"Galuh sama Lala, lu berdua fokus dulu buat besok festival. Yuna juga, biar gue sama yang lain ngurus Bella."
"Jangan ditinggal ya," Yuna kembali mengingatkan. Jihan mengangguk tenang. Malam itu, kost sunyi tidak seperti biasanya. Malam yang paling dibenci oleh Galuh, namun laki-laki itu tidak akan pernah tau bahwa malam seperti ini hanyalah pembuka untuk malam yang lebih sunyi selanjutnya.
***
Orang-orang berlalulalang sejak tadi, semuanya sibuk dengan kesibukannya. Beberapa menyiapkan stand bazaar, dan beberapa menyiapkan panggung, serta ada yang bekerja dengan berlari kesana kemari. Lala capek, ia tidak tau bahwa ada acara yang akan membuatnya lebih capek daripada teater. Bisa tidak ya dirinya tampil di festival sebesar ini?
Galuh dan Andhika menghampiri Lala yang berdiri sendirian dipinggir lapangan besar itu. Mereka berdua tetawa melihat Lala seperti anak itik yang hilang mencari induknya, alias malang sekali. Kasihan.
"Sendirian aja, Mbak?" celetukan Andhika membuat Galuh mendelik. Kadang dirinya lupa bahwa temannya yang satu ini tingkah laku randomnya melebihi dirinya.
Lala yang mendengar suara Andhika jadi tersenyum, gadis itu langsung kembali sumringah, padahal tadi ia sempat gugup dan bingung sendiri. "Darimana aja lu berdua?"
"Dari belakang panggung," Galuh menjawab tenang.
Ia kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling seperti mencari sesuatu. Andhika menotis hal itu jadi ingin jahil ke Galuh, disikutlah pinggang temannya itu sembari berkata, "santai aja lah, Luh. Lu masih bisa nyari cewe besok, ga harus sekarang." Benar-benar celetukan sampah.
"Sinting, gue lagi nyari Marcel."
"Marcel?" Lala menyahut. "Itu dia disana lagi ngurusin kios dia di area bazaar."
Setelah mendengar itu mereka bertiga bergegas menuju kios Marcel. Namun ditengah jalan, mereka semua termasuk Marcel membuka hape secara bersamaan. Juan mengirimi pesan berturut-turut di grup bahkan di roomchat masing-masing. Isi dari pesan itu adalah,
Juan: Lu semua cepetan ke rumah sakit Telogorejo! Bella ga sadarkan diri, tangan kiri dia dibarcode banyak bgt njir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Pojok Kanan [ TAMAT ]
Fiksi RemajaSebenarnya tidak ada yang spesial dengan kost di pojok gang itu, hanya kost biasa yang diisi oleh mahasiswa-mahasiswa tingkat atas. Tapi, memang iya tidak ada yang spesial? start: 02/04/2024 end: 03/06/2025 ©yawnzonu 2024