15 - End

39 8 8
                                    

Satu minggu yang lalu, tepat pada pukul sepuluh malam kalimat bertuliskan 'Selamat Karya Anda Lolos Seleksi' terpampang besar di layar laptop milik Harris. Setelah penantian panjangnya selama hampir kurang lebih satu bulan, akhirnya ia pun merasakan kebahagiaan ini. Malam itu juga Harris sesegera mungkin memberi kabar baik tersebut kepada Danu melalui via chat. Sudah bisa dipastikan jika Harris akan datang untuk mempresentasikan hasil karya tulis ilmiahnya, yang kebetulan kembali berada di Kota Surabaya.

Sebelum kepergian mereka menuju Kota Surabaya, kala itu Danu meminta waktu senggang Harris di setiap sore hari untuk mereka bisa kembali belajar bersama. Danu menunjukkan dan mengajarkan bagaimana Harris nantinya harus bisa memukau perhatian juri saat mempresentasikan hasil karyanya. Danu berusaha mengajarkan setiap ilmunya yang pernah didapat pada Harris dengan benar dan tegas. Harus seperti ini dan itu, karena ia tahu Harris memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang karya tulis ini. Niat Danu hanya ingin membantu agar bakat Harris bisa tersalurkan dan tidak sia-sia.

Mereka berdua bekerja keras dengan baik, hingga tiba saatnya kini Harris dan Danu pergi bersama menuju Kota Surabaya. Membawa sebuah tas berisikan tugas dan laptop, di jam delapan pagi Harris bersama Danu telah menaiki sebuah bus dengan tujuan Kota Surabaya

"Ris, kamu tadi cuti kuliah?" tanya Danu di sebelah Harris membuka topik obrolan.

Harris menggeleng penuh, memutar sedikit badannya menghadap Danu. "Nggak, Mas. Ada kelas tapi malem doang, kelasnya cuma via zoom juga. Aku kemarin niatnya kalau ada kelas pagi sampe sore mau izin dosen atau nggak mau cuti kuliah buat lomba ini. Eh, ternyata kelasnya dibatalin dan diganti lain hari," jelasnya panjang lebar.

Danu membentuk o dalam mulutnya sambil mengangguk-angguk. "Kayaknya emang Tuhan lagi ngasih kita keberuntungan, Ris. Mas Danu juga hari ini sebenarnya ada bimbingan. Makanya kemarin Mas Danu sempet bingung mau nemenin kamu gimana. Eh, ternyata dospem Mas Danu nggak bisa hari ini. Disuruh bimbingan besok. Jadi, bisa, deh, sekarang Mas Danu ngantar kamu," balas Danu menjelaskan dengan rinci.

Lama mereka saling mengobrol. Sesekali juga Danu memberi nasihat pada Harris, agar nanti Harris tidak sampai gugup saat melakukan presentasi. Jika gugup, itu akan berpengaruh dengan jawaban dan nilai Harris sendiri. Harris hanya terdiam sambil mengangguk, mendengar setiap nasihat dan saran yang diberikan Danu. Diri Danu merasa bangga pada Harris sebab tanpa diminta, Harris telah paham untuk bisa mencatat poin poin penting yang akan disampaikan ketika presentasi nanti.

××××

Bermodalkan tekad, semangat, dan harapan demi bisa membanggakan kedua orang tua Harris. Harris benar-benar mempersiapkan diri dengan baik untuk presentasinya setelah ini. Dia dan Danu sudah berada di sebuah gedung dengan ornamen emas. Sangat megah. Kumpulan peserta seperti Harris dengan almamater dari kalangan universitas ternama turut memenuhi gedung. Harris hanya bisa menunduk sambil terus berdoa demi keberhasilannya nanti.

Acara demi acara telah dilalui. Hanya diambil sepuluh peserta terbaik dari ratusan pendaftar dan Harris menjadi salah satunya. Para peserta maju satu-persatu sesuai urutan pemanggilan. Jantung Harris sampai berdegup tak karuan, hingga namanya dipanggil dengan lantang untuk maju ke depan mempresentasikan hasil karyanya.

Danu menguatkan Harris. Ia memberinya rasa percaya. “Kamu pasti bisa, Ris. Percaya sama Mas Danu. Yang penting jangan grogi biar lancar. Buktikan dan tunjukkan ke semua orang termasuk ayah kamu, kalau kamu hebat!" titahnya dengan sorot mata tegas, membuat semangat Harris kembali bangkit.

Bersama langkah tegap dan percaya diri, Harris maju ke depan podium sambil memberi salam pertama kali untuk para juri sebelum memulai presentasinya. Awalnya Harris grogi. Danu bisa melihat dari kejauhan tangan Harris yang sedikit bergetar saat memegang mik. Keringatnya juga terlihat membasahi dahi sedikit demi sedikit. Namun, ketika mulai menuju bab tiga tentang landasan teori dan berlanjut pada hasil penelitian, Danu bisa melihat jika Harris mulai percaya diri dan mampu mempresentasikan hasilnya dengan baik. Termasuk pada saat sesi tanya jawab dengan para juri.

Brother's Story [Terbit]✓Where stories live. Discover now