Bab.3

586 7 2
                                    

Hinata masuk ke dalam rumahnya. Ia membawa beberapa belanjaan. Kiba yang sedang duduk menonton TV bersama Hikaru, melihat istrinya datang sembari membawa belanjaan. Hikaru dengan cepat berlari menghampiri Hinata, matanya berbinar-binar melihat kantong belanjaan yang dibawa ibunya.

"Apa yang Mama bawa?" tanya Hikaru dengan penuh rasa ingin tahu.

Hinata tersenyum dan berlutut untuk menyamai tinggi Hikaru. "Ini, Mama belikan pensil warna baru untukmu dan beberapa buku gambar nya. Kamu pasti suka, kan."

Hikaru membuka kantong belanjaan dengan semangat dan melihat pensil warna baru yang beraneka ragam. "Wow! Terima kasih, Mama! Aku akan menggambar banyak hal dengan ini!"

Kiba yang duduk di sofa tersenyum melihat kegembiraan Hikaru. "Sepertinya Hikaru sangat senang. Bagaimana hari ini, Hinata?"

"Yah, seperti biasa, tapi aku hari ini sedikit terbantu oleh kolegaku," jawab Hinata sambil meletakkan belanjaan lainnya di meja. "Rapatnya berjalan lancar dan banyak ide baru yang muncul."

Kiba mengangguk. "Bagus sekali. Kau bekerja sangat keras, Hinata. Sekarang saatnya bersantai dan menikmati waktu bersama Hikaru."

Hinata menyetujui dengan anggukan. "Aku akan menyiapkan makan malam. Hikaru, kamu bisa mulai menggambar kalau mau."

Hikaru mengangguk antusias dan segera duduk di meja kecilnya dengan pensil warna baru. Sementara itu, Hinata dan Kiba bekerja sama di dapur untuk menyiapkan makan malam. Mereka berbincang tentang hari mereka, tertawa, dan menikmati kebersamaan.

Setelah makan malam selesai, mereka duduk bersama di ruang keluarga. Hikaru dengan bangga menunjukkan gambar-gambar yang telah ia buat dengan pensil warna barunya. Hinata dan Kiba memuji hasil karya Hikaru, membuatnya semakin bersemangat untuk terus berkarya.

Malam itu, Hinata merasa sangat bersyukur memiliki keluarga dan teman-teman yang mendukungnya. Ia menutup hari dengan hati yang penuh kebahagiaan dan pikiran yang tenang, siap menghadapi tantangan baru yang akan datang.

Kiba dan Hinata duduk di sofa dan berbincang tentang suatu hal, "Hinata,"

"Ya?" Hinata melirik ke arah Kiba.

"Aku dengar dari Hikaru, kau makan siang bersama teman kerjamu? Apa itu benar?", Tanya Kiba yang merangkul pundak Hinata,

"Oh, iya, itu benar. Aku bersama teman kerjaku, dia awalnya mengantarkan untuk menjemput Hikaru dari sekolah, tapi dia mengajak kita sekalian makan siang pada waktu itu."

"Hmm... Ya, aku dengar dia punya mobil yang bagus dan ingin mengajak Hikaru jalan-jalan, apa itu benar?" Kiba sedikit khawatir terlihat dari wajahnya.

Hinata tersenyum lembut. "Iya, dia memang baik. Hikaru sangat menikmatinya. Tapi tentu saja, aku hanya diajak makan siang saja tidak lebih dari itu."

Kiba mengangguk, meski masih ada sedikit kekhawatiran di matanya. "Aku percaya padamu, Hinata. Aku hanya ingin memastikan kalau dia tidak terlalu dekat denganmu."

Hinata merangkul Kiba dan menatapnya dengan penuh keyakinan. "Aku mengerti, Anata. Aku hanya setia padamu."

Kiba tersenyum dan menarik Hinata lebih dekat. "Aku tahu kamu selalu memikirkan yang terbaik untuk keluarga kita."

Mereka menikmati momen kebersamaan itu, sementara Hikaru yang masih asyik menggambar sesekali melihat ke arah mereka dan tersenyum. Malam itu berakhir dengan penuh kehangatan dan kebahagiaan, memastikan bahwa keluarga mereka akan selalu saling mendukung dan melindungi satu sama lain.

....

Sementara itu, di tempat lain. Naruto sedang mengenakan pakaiannya kembali, dan Tsunade masih berbaring di kasur terlihat kelelahan, setelah melakukan hubungan seks malam itu, hubungan antara pemilik perusahaan Senju Corporation dan kolega nya intens sekali, banyak sekali kondom yang sudah penuh dengan cairan berserakan di kasur.

Office Lady Konoha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang