PROLOG

17 2 0
                                    

Terik matahari terlalu panas hari ini, entah kenapa suhu udara akhir-akhir sangat berlebihan. Kalau saja Indonesia punya musim salju, mungkin akan sangat dibutuhkan saat ini.

Begitulah yang perempuan ini rasakan. Di dalam ruangan tertutup, bersibuk diri dengan cat air di depannya. Ruangannya memang ber-AC, tapi panas masih juga terasa.

Ia melihat jam dinding di ruangannya, sepertinya sudah waktu untuk makan siang. Tepat pukul 12.00 WIB, harusnya ia sudah bercengkrama dengan piring, sendok, dan isinya untuk mengisi perut yang kelaparan.

Telfon berdering. Siapa yang menelpon?

"Oke, gua otw."

Beranjak dari duduknya, menyingkirkan kuas dan kanvas yang sedari tadi ia perhatikan, lalu berjalan meraih cardigan dan kunci motornya.

Mau pergi ke mana? kemana aja, asal nggak ke langit aja.

Selama 15 menit di perjalanan, akhirnya sampai. Cafe andalannya makan siang, tempat favoritnya bersama orang yang bisa dibilang manusia favoritnya juga? mungkin.

Terlihat, seorang lelaki menunggu di satu meja. Sibuk menatap layar handphonenya. Wanita itu sampai dan langsung mendudukan diri dengan tangan yang seolah berkipas pada wajahnya yang terasa sangat kepanasan.

Lelaki itu terkekeh. "Panas, buk?" ejeknya.

"Udah gua pesenin makan, tunggu aja." perempuan itu mengangguk.

***

Cerita baru, semoga suka ya!

Selamat membaca !

Only you !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang