{kebencian }

674 69 16
                                    


𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐚 ⭐⭐⭐
𝐅𝐨𝐥𝐨𝐰 𝐣𝐮𝐠𝐚𝐚 𝐲𝐚𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝟐 𝐧𝐲𝐚❦



༶•┈┈⛧┈♛ 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙜𝙖 𝙨𝙪𝙠𝙖 𝙨𝙠𝙞𝙥 ♛┈⛧┈┈•༶


👨‍💻ՏᗴᒪᗩᗰᗩT ᗰᗴᗰᗷᗩᑕᗩ 👩‍💻

Ruangan TV yang sebelumnya hangat berubah tegang saat suara keras terdengar.

"Siapa lo?" suara dingin seorang remaja menggema. Kenzo, dengan tatapan tajam, berdiri di depan Afan yang terlihat gemetar.

"Euh..." Afan tergagap, tubuhnya bergetar karena terkejut.

"Lo siapa, hah? Penyusup, ya?" Kenzo mendekat, langsung menarik tangan Afan dengan kasar.

"Hiks... hiks... Afan bukan penyusup," tangis Afan pecah.

"TERUS LO SIAPA? KOK BISA MASUK KE SINI?" Kenzo membentak keras, hendak menyeret Afan keluar.

"KENZO, STOP!" teriak Galen yang bergegas turun, Ia menarik Afan ke pelukannya, menenangkan bocah kecil itu.

"Lo apaan sih, nyeret orang sembarangan gitu?" Galen menatap Kenzo dengan tajam.

"Dia penyusup, Len! Mana mungkin dia bisa masuk ke rumah kita!" Kenzo menunjuk Afan dengan marah.

Felix dan Rafa muncul tepat waktu. "Siapa yang kamu bilang penyusup, Kenzo?" Felix bertanya dengan nada dingin.

"Anak ini, Dad! Dia masuk tanpa izin!" Kenzo bersikeras.

Felix menatap Kenzo tajam. "Dia bukan penyusup. Dia adik baru kamu."

"Hah? Adek baru?" Kenzo terkejut.

"Iya, Zo. Dia adik baru kita," ujar Rafa sambil menepuk bahu Kenzo.

Kenzo masih tidak percaya. "Terus kalian setuju Daddy angkat dia jadi adik kita?"

Galen langsung menjawab, "Iya, setuju banget. Dia lucu, gemesin lagi!"

Kenzo mendengus. "Hah, lucu? Gemesin? Najis tahu nggak!"

"KENZO, JAGA UCAPAN LO!" teriak Galen marah.

"Emangnya Daddy ngambil dia dari mana? Pasti dari jalan, kan?" sindir Kenzo.

Rafa menatap Kenzo tajam. "Memangnya kenapa kalau Daddy ambil dia dari jalan? Itu masalah buat lo?"

"Pantes nggak ada etikanya. Anak jalanan," ucap Kenzo dengan nada menghina.

Felix tak tahan lagi. "KENZO! JAGA UCAPAN KAMU!" bentaknya.

"BELAIN AJA ANAK JALAN ITU!" teriak Kenzo sebelum berbalik dan berjalan menuju kamarnya.

Afan menangis semakin keras. "Hiks... hiks... Afan bukan penyusup..."

Felix segera menggendong Afan. "Hey, Baby, jangan nangis ya. Ada Daddy di sini," katanya lembut sambil mengelus kepala Afan.

Rafa menatap Kenzo yang semakin menjauh. "Kenzo, masuk ke kamar lo dan pikirin semua omongan lo," ucapnya datar.

Kenzo menggerutu, "Cih, dasar caper," lalu pergi ke kamarnya.

Galen hendak mengejar, tetapi Rafa menahannya. "Udah, Len, biarin aja dia. Fokus nenangin Afan, yuk."

Galen mengangguk, lalu menggendong Afan seperti koala. "Baby sayang, udah dong nangisnya. Sekarang tidur, ya."

Afan mengangguk kecil. "Hiks... iya, Afan ngantuk."

"Yuk, sama Abang Galen kita tidur, ya," Galen membawa Afan ke kamarnya.





Kenzo membanting pintu kamarnya. "Ngapain sih Daddy bawa anak jalanan ke rumah? Apa spesialnya dia?" gumamnya kesal.


Tok tok tok.


"Kenzo, Daddy mau bicara," suara Felix terdengar dari balik pintu.

Kenzo mendengus. "Mau bicara apa lagi, sih, Dad?" tanyanya dingin.

"Daddy harap kamu bisa menerima Afan sebagai adik kamu," kata Felix dengan nada tegas.

"Sampai kapan pun, aku nggak akan terima dia jadi adik aku," ucap Kenzo sambil menutup pintu dengan keras.



Rafa masuk ke kamar Galen dan melihat Afan yang sudah tertidur lelap di pelukan Galen.

"Gimana, Len? Baby udah tidur?" tanya Rafa.

Galen mengangguk. "Udah, tapi tadi dia nangis terus."

"Semoga Kenzo bisa nerima Afan," ujar Rafa penuh harap.

Felix masuk ke kamar mereka. "Gimana Baby?" tanyanya sambil duduk di samping ranjang.

"Tidur, Dad. Dari tadi dia nangis nggak berhenti," jawab Galen.

Felix mengelus kepala Afan dengan lembut. "Kasihan kamu, Baby. Maafin Daddy, ya."

"Daddy udah ngomong sama Kenzo?" tanya Rafa.

"Udah, tapi kamu tahu Kenzo... susah," Felix menghela napas.

"Emang tuh anak keras kepala banget," keluh Galen.




Di kamarnya, Kenzo masih gelisah. "Apa sih spesialnya anak itu?" gumamnya sambil berbaring.

"Akh, ngapain juga mikirin dia. Mending ke markas aja."

Kenzo pun bersiap-siap pergi.


Saat di pintu, Rafa menghentikannya. "Mau ke mana, Zo?"

"Ke markas. Lo sama Galen ikut nggak?" tanyanya cuek.

Rafa menggeleng. "Nggak, gue mau jagain Baby."

"Lo, Len?" tanya Kenzo ke Galen.

Galen tersenyum lebar. "Gue mau main sama Baby Afan."

Kenzo mengernyit. "Hah, Baby?"

"Iya, Baby Afan," jawab Rafa santai.

"Najis, Baby Baby segala," ucap Kenzo sebelum pergi.

Galen tertawa. "Awas lo, nanti juga lo bucin sama Baby Afan!" teriaknya.

"Bikin sakit telinga aja, Len," keluh Rafa.

"Hehe, sorry, Raf."

Rafa melirik Galen. "Udah, yuk, temenin Baby."

"Eh, tungguin gue!" Galen bergegas menyusul Rafa.





𝐂𝐮𝐦𝐚 𝐦𝐚𝐮 𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐞𝐭𝐢𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞𝐞 𝐲𝐚𝐚 🌟🌟🌟
𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐚 𝐡𝐞𝐡𝐞𝐡

𝚃𝚊𝚢𝚙𝚘 𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚊ஐ


Bayyy 👋😄



 baby afan 👦 (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang